SURABAYA (global-news.co.id) – UMKM menjadi sektor yang paling terdampak parah akibat pandemi Covid-19. Namun pemerintah sudah mencanangkan beberapa program untuk mendukung kebangkitan UMKM. Mengingat 99,9 persen struktur ekonomi nasional adalah dari sektor UMKM yang selama ini selalu menjadi bantalan utama ekonomi nasional saat terjadi krisis.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menjelaskan, beberapa program yang dilakukan melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti pemberian Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). Per 30 Juli 2021 telah tersalur sebesar Rp 14,21 triliun atau 92,35 persen kepada 11,8 juta usaha mikro.
Selanjutnya bantuan subsidi bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar 3 persen yang akhirnya diperpanjang hingga akhir Desember 2021. Kemudian, lanjut Teten, pemerintah melalui bank penyalur telah menyalurkan dana KUR per 5 September 2021 sebesar Rp 177,71 triliun kepada 4.795.255 debitur atau 70,06% dari target Rp 253,64 triliun.
“Kemudian kita memberikan dukungan pembeayaan kepada koperasi lewat LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) dan per 17 September 2021 telah tersalur Rp 1,04 triliun dari target Rp1,6 triliun kepada 128 koperasi. Kita juga memberikan pendanaan bagi wirausaha pemula dengan nilai bantuan Rp 7 juta per wirausaha kepada 1.800 wirausaha dengan total anggaran Rp 12,6 miliar,” kata Teten Masduki dalam webinar bertema Peran Perbankan dalam Ekosistem Digital UMKM Masa Depan yang digelar oleh MikroForum – Forwada, Kamis (23/9).
Teten menambahkan, pemerintah juga terus mendorong agar perbankan meningkatkan keterlibatannya dalam upaya membantu sektor UMKM terus tumbuh kembang. Diakui, pembeayaan dari perbankan terhadap sektor UMKM baru sebesar 20 persen dari total kredit perbankan. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara – negara tetangga. Pemerintah menargetkan pada 2024 mendatang kredit perbankan kepada sektor UMKM bisa mencapai 30 persen.
“Perbankan perlu terus mendorong penyaluran kredit UMKM untuk investasi dan sektor produktif yang berpotensi lebih mendorong pergerakan perekonomian. Saat ini penyaluran kredit UMKM didominasi untuk modal kerja sebesar 73 persen dan pada sektor perdagangan sebesar 49 persen,” kata Teten.
Di saat yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bantuan fiskal yang digulirkan untuk sektor UMKM melalui dana PEN hingga 23 September 2021 terealisasi sebesar Rp 52,9 triliun. Dana tersebut telah dinikmati oleh 27,39 juta UMKM. Dana PEN tersebut disalurkan melalui beberapa program seperti subsidi bunga, penempatan dana pemerintah ke bank dan mitra demi mendukung program restrukturisasi dan peningkatan modal kerja UMKM.
Selain itu juga digulirkan dalam bentuk Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), bantuan tunai dan insentif PPh Final. “Guna untuk mendukung UMKM kita bertahan dan berkembang di tahun 2021 ini kita telah mengalokasi dana PEN khusus UMKM dengan nilai mencapai Rp 95,13 triliun,” ungkap Airlangga.
Dijelaskan Airlangga, pada masa pandemi saat ini banyak UMKM yang terdampak usahanya. Namun seiring dengan upaya pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui berbagai program strategis terbukti efektif mampu membantu UMKM bangkit kembali. Program-program yang digulirkan tersebut dipastikan akan terus berlanjut sehingga diharapkan UMKM tetap bisa menjadi bantalan bagi perekonomian nasional di tengah masa sulit seperti saat ini.
“Mayoritas UMKM memang tidak luput dari dampak negatif meski ada beberapa sektor yang tumbuh positif. Dibandingkan tahun 2020 tahun ini sebanyak 84,8 persen UMKM sudah beroperasi normal kembali dan 40 persennya menggunakan jaringan marketplace untuk memasarkan produknya,” ujarnya.
Kolaborasi Kunci Sukses Digitalisasi UMKM
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah, mengungkapkan, pandemi Covid-19 mengakselerasi tingkat adopsi digital, membuat UMKM mau tidak mau harus masuk ke ekosistem digital.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kemenkop UKM telah menggelar berbagai program untuk mendorong digitalisasi UMKM. Selain program masing-masing kementrian dan BUMN pemerintah menggelar program yang bersifat kolaboratif.
“Ada kolaborasi program digitalisasi UMKM lintas kementrian, lembaga, instansi dan swasta seperti Kementrian BUMN, Keminfo, Kemenparekraf, Kemendag, dan Kemenkop UKM, berkolaborasi dengan pihak swasta seperti Gojek, Bukalapak, Grab, Facebook dan Whatsapp,” ujar Siti.
Sedangkan Bussiness Planning & Insurance Head BTPN Syariah Dewi Nuzulianti mengungkapkan, keterlibatan BTPN Syariah dalam literasi digital UMKM adalah dengan memberikan pendampingan dengan memperkenalkan pembelajaran daring berupa entrepreneurship traning, exhibition, certification dan entrepreneur & UKM competition. Selain itu bank yang mayoritas nasabahnya adalah pelaku UMKM perempuan ini juga menyiapkan akses ke pasar digital dengan memberikan ruang untuk pelaku UMKM memasarkan produknya.
“Kami juga sudah memberikan akses ke digital market, kami menyiapkan berbagai program untuk menyalurkan barang-barang yang mereka jual melalui kami, kemudian kami teruskan ke Instagram dan ecommerce seperti Tokopedia dll. Selain itu kami juga menyedikan ruang untuk mereka di aplikasi yang kami buat seperti Lapak Online BTPN Syariah (LOBI) dan Program Petani Tangguh,” ujarnya.
Dewi menuturkan, dalam mewujudkan ekosistem digital UMKM di masa depan, perlu kolaborasi dari semua pihak, termasuk BTPN dalam mendorong digitalisasi UMKM sangat dibutuhkan. “Memang harus sama-sama untuk bagaimana kita membangun ekonomi digital ini, baik dari pihak regulator OJK, Lembaga dan BUMN serta kami dari pihak swasta perbankan kita harus bekerjasama,” ujarnya.
Sementara Risjon Sunge selaku Kepala Dinas UMKM Perindustrian & Perdagangan Provinsi Gorontalo mengatakan, kolaborasi dengan berbagai pihak telah dilakukan oleh Pemprov Gorontalo dalam mendukung UMKM di wilayahnya. Menurut Risjon, jumlah pelaku UMKM di Gorontalo melonjak selama pandemi Covid-19 hingga mencapai 9.829 di akhir 2020. Meski demikian diakuinya selain terbukti tahan terhadap terpaan pandemi, ada juga UMKM yang rontok lantaran sulit dan mahalnya bahan baku serta kesulitan dalam permodalan.
“Untuk membantu digitalisasi UMKM kami telah melakukan berbagai kegiatan yang difokuskan pada pembinaan dan pelatian digitalisasi. Kami memandang kolaborasi sangat penting dalam mendorong digitalisasi UMKM, terbaru kami akan berkolaborasi dengan Kadin Provinsi Gorontalo,” jelasnya.
Diskusi juga dihadiri pelaku Koperasi dan UMKM yang sukses yakni, Sri Susilowati Ketua Koperasi Wanita (Kopwan) Srikandi Purworejo. Sri menuturkan pihaknya sangat berterima kasih atas keterlibatan perbankan dalam pembinaan UMKM, karena kesuksesan Kopwan Srikandi yang produknya sudah di ekspor ke berbagai negara, tidak terlepas dari dukungan perbankan.
Menurutnya, UMKM membutuhkan peran dari banyak institusi agar bisa tumbuh. Hal ini yang dialami Kopwan Srikandi, di awal berdirinya pada 2015 pihak perbankan (BNI) sudah terlibat membantu. “Keterlibatan BNI sudah sejak awal kami berdiri, BNI Purworejo telah membantu kami dari mengontrak hingga membangun kantor Kopwan Srikandi, BNI memberikan kepercayaan yang luar biasa kepada kami, memberikan bantuan untuk pembangunan pabrik hingga modal kerja,” ujarnya.
Pengamat Ekonomi CORE Indonesia Piter Abdullah menyoroti perkembangan bisnis digital di Indonesia yang cukup pesat. Menurutnya, dari hasil survei Core Indonesia kita tidak ketinggalan, dari sisi penetrasi internet, dari penetrasi mobile phone, dan juga perkembangan unicorn dan decacon Indonesia. “Kalau kita melihat dari sisi ini, kita justru harus berbangga karena perkembangan UMKM digital di Indonesia termasuk yang tercepat, karena itu kita punya target menjadi negara terkemuka dalam konteks ekonomi digital,” jelasnya.
Sementara Staf Khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ryan Kiryanto mengatakan, sinergi dan kolaborasi antar lembaga dan akan semakin baik dan terarah dalam mendukung UMKM pada era digital saat ini. Hal ini menyusul hadirnya Keputusan Presiden (Kepres) No 15 Tahun 2021 pada 8 September 2021, tentang pembentukan Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diketuai oleh Menko Marinvest Luhut B Panjaitan. Dengan Kepres ini, lanjutnya, tidak akan ada lagi setiap lembaga jalan sendiri-sendiri dalam pengembangan UMKM ke depan.
“Kami mengajak semua pihak, baik otoritas, lembaga pemerintahan, pelaku industri keuangan dan seluruh masyarakat luas khususnya UMKM untuk bergerak bersama-sama seirama untuk menyukseskan program andalan pemerintah yaitu, program Banga Buatan Indonesia. Program ini pada akhirnya adalah stimulan bagi keberlanjutan pelaku UMKM Indonesia,” pungkasnya. (tis)