
SURABAYA (global-news.co.id) – Menjelang bertolak ke PON XX Papua, tim sepakbola Jawa Timur dievaluasi. Ini setelah skuad besutan coach Rudy William Keltjes itu usai melakukan serangkaian ujicoba dengan beberapa tim Liga 1 maupun Liga 3.
Pelaksanaan cabang olahraga (cabor) sepakbola berlangsung sebulan lagi. Rencananya tim sepakbola PON Jawa Timur akan bertolak ke Papua pada 22 September, dan akan mulai bertanding di babak kualifikasi pada 27 September di Stadion Mandala dan Stadion Mahacandra Uncen.
Rudy Keltjes mengatakan salah satu aspek adalah soal mentalitas tim di lapangan. Hal itu jadi perhatian tersendiri bagi jajaran tim pelatih.
Para pemain masih sering terlihat menyepelekan lawan. Sehingga mereka terlihat sering menyianyiakan peluang di depan gawang. “Ada satu yang saya sayangkan karena anak-anak suka meremehkan lawan, itu yang mengkhawatirkan,” kata Rudy, Senin (30/8).
Pria yang pernah menukangi Persebaya Surabaya ini menekankan kepada seluruh pemainnya agar tidak percaya diri berlebihan. “Makanya latihan saya intensifkan untuk menghilangkan itu semua,” kata dia.

Soal penyelesaian akhir di mulut gawang juga dievaluasi dan ditingkatkan. Dia tak ingin melihat anak asuhnya menyianyiakan peluang. “Sejak awal sudah saya terapkan. Cuma anak-anak ini mestinya begitu ada peluang langsung tembak. Tapi mereka ini maunya main cantik,” ujarnya.
Mengenai penambahan pemain, ia melanjutkan, tak akan menambah skuad dari pemain tim Liga 1 meskipun dalam regulasi diperkenankan ambil pemain dari liga profesional.
Saat Pra-PON 2016 lalu, tim sepakbola Jawa Timur yang ditangani pelatih Hanafing, diperkuat beberapa pemain liga profesional di antaranya Sahrul Kurniawan, Nasir Buya.
Menurut Rudy jika pihaknya tidak mengambil pemain liga profesional, bukan tanpa sebab. Selain jadwal klub yang padat, secara personal mayoritas pemain liga masih dalam tanda tanya, apakah mau atau tidak bermain dalam skala tim amatir seperti PON ini. Pihaknya lebih memilih memoles pemain muda yang memiliki prospek setelah PON. Mereka bisa dilirik dan bermain di tim Liga 1 atau Liga 2.
“Mudah-mudahan pemain-pemain muda ini bisa muncul ke nasional dan bermain di kasta level 1. Karena mereka ini sudah layak bermain di level itu sebagai pemain muda dilihat dari kepribadian dan mentalnya sudah bagus,” ungkap Rudy. (ins, bet)