Global-News.co.id
Secangkir Kopi Utama

Covid-19 di Bangkalan Hapus ‘Madura Sakti’

Ilustrasi: Posko pengamanan larangan mudik di Bangkalan. (Sindonews)

SUDAH cukup lama, empat kabupaten yang ada di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) berstatus KUNING. Artinya, keempat kabupetn tersebut dalam penyebaran covid-19 risikonya rendah. Kenyataan di Madura ini memang menjadi perhatian. Mengapa? Karena masyarakatnya sebagian besar “tidak patuh protokol kesehatan”.

Pertanyaannya, mengapa statusnya daerahnya kuning? Ada banyak stempel yang di alamatkan kepada “masyarakat 35” itu. Antara lain, Madura Hebat hingga Madura Sakti. Dan stempel sakti itu pupus setelah adanya pemeriksaan covid-19 di Jembatan Suramadu pada, Minggu (6/6/2021).

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur menduga lonjakan kasus di Bangkalan, Pulau Madura, salah satunya akibat serangan mutasi baru virus corona. Varian ini lebih cepat menular dan dapat berdampak fatal. Mutasi baru itu didapat dan diisolasi dari seorang pasien. Temuan mutasi baru itu juga telah disampaikan ke organisasi nirlaba GISAID Initiative yang selalu berbagi data virus influenza untuk kesehatan global. Pemkot Surabaya pun telah melakukan antisipasi penyebaran dengan penyekatan lalu lintas dan kewajiban tes antigen bagi semua pengendara dari Pulau Madura. Pemkab Bangkalan juga menempuh kebijakan serupa.

Akibatnya, di Bangkalan pada Minggu (6/6/2021) terjadi penambahan 25 kasus baru, dua orang di antaranya meninggal. Pada Senin (7/6), terjadi penambahan 40 kasus baru, empat orang di antaranya meninggal. Data tersebut memperlihatkan situasi sehari sebelumnya. Sepekan terakhir, sebelum terjadi lonjakan, penambahan harian kasus di Bangkalan selalu di bawah 10 orang tanpa kematian atau maksimal 1 orang.

Di duga masuknya serangan B117 Alpha terindikasi dari lonjakan pada Sabtu di Bangkalan. Mayoritas pasien adalah tenaga kesehatan di Puskesmas Arosbaya dan Tongguh serta Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu).

Bidan Puskesmas Arosbaya, Kusadalina Ekawati, dan dr Eko Sonny Tejolaksito dari RSUD Syamrabu meninggal dengan status pasien Covid-19. Dinas Kesehatan Bangkalan sendiri memastikan seluruh tenaga kesehatan di kabupaten terbarat di Pulau Madura ini telah menjalani vaksinasi. Namun, ketika menghadapi masyarakat yang ternyata terjangkit Covid-19, tetapi tidak bergejala, tenaga kesehatan kurang pengamanan dalam penggunaan alat pelindung diri.

Bertolak pada kenyataan inilah, kita semua harus lebih hati-hati lagi meski sudah divaksin. Apalagi dengan adanya mutasi baru virus corona, masker tetap harus dipakai. Sebuah penelitian yang dimuat pada jurnal medis JAMA Network Open melaporkan vaksinasi saja tidak lah cukup untuk mengakhiri pandemi covid-19. Langkah-langkah pencegahan seperti karantina, menjaga jarak dan memakai masker tetap dibutuhkan selagi program vaksinasi dilaksanakan.

Khusus bagi masyarakat Madura, terutama Bangkalan, biasakanlah menggunaklan masker bila keluar rumah, jaga jarak dan jauhi bergerombol. Madura ternyata tidak sakti lagi. Kasus Bangkalan cukuplah menjadi pelajaran bagi kita. Jek kopengko (jangan ngeyel, Madura Red.). (*)

baca juga :

Zulfiandi Pasca Operasi, Kini Fokus Pemulihan

Redaksi Global News

Apresiasi Baksos PWI Jatim, Gus Ipul Ikut Donor Darah

Redaksi Global News

Hari Kesehatan Sedunia 2021, Hilangkan Ketidakadilan Kesehatan

Titis Global News