Global-News.co.id
Nasional Utama

Vaksin Merah Putih Mengejar Target

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama tim riset vaksin Merah Putih Unair bertemu Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Istimewa)


Di tengah merebaknya varian baru Corona SARS-CoV-2, tim riset vaksin Covid-19 Universitas Airlangga terus mengerjakan tahapan-tahapan agar Vaksin Merah Putih ini bisa rampung sesuai target, Desember 2021.

KETUA Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih Unair, Prof Dr drh Fedik Abdul Ratam, mengatakan, munculnya varian-varian baru itu sudah biasa. Dan tidak terlalu membahayakan. Ia mencontohkan virus influenza yang mutasinya juga berlangsung cepat, namun varian-varian itu tidak sampai mematikan.

“Kalau pun sampai meninggal seperti yang terjadi di India, itu sangat tergantung pada jenis virusnya, kekebalan tubuh penderitanya dan virus load-nya,” terang Fedik saat dihubungi Global News Rabu (5/5/2021).

Vaksin Merah Putih yang diinisiasi Unair menggunakan seluruh varian virus yang ada di Indonesia. Virus itu diambil dari mereka yang terinfeksi Covid-19 secara alami. “Mengembangkan vaksin itu kan harus ada kesesuaian di lapangan. Kami melakukannya menggunakan metode dengan melalui sekuensing,” katanya.

Fedik yang sedang dalam perjalanan ke Bogor dalam rangka uji tantang Vaksin Merah Putih itu menjelaskan, dengan terus menyesuaikan kondisi lapangan, riset vaksin tidak mandeg.

Mengapa kok bisa terjadi mutasi? Menurut Guru Besar bidang Virologi dan Imunologi, Stem Cell Unair ini, mutasi bisa terjadi karena virus mengalami insersi, bisa karena terjadi dilesi atau ada bagian yang hilang, dan bisa juga karena substitusi. Virus mengalami insersi saat virus yang misalnya memiliki gen AB menginfeksi orang yang memiliki gen C. Substitusi terjadi karena ada pergantian nukleotida, karena setelah menginfeksi satu orang virus itu menginfeksi orang atau hewan lain melalui droplet. “Karena inilah pentingnya social distancing, yang kerap tidak disadari orang,” terangnya.

Fedik berharap kemunculan varian-varian virus Corona itu tidak membuat masyarakat jadi panik. “Kuncinya, tetap menjalankan protokol kesehatan 3M secara disiplin, hindari kerumunan dan kurangi mobilitas,” tambahnya.

Vaksin Merah Putih Unair sudah memulai uji preklinik pada hewan sejak 9 April 2021 lalu. Penggunaan seluruh varian Corona yang ada di Indonesia, karena muncul kekhawatiran “kebal” pada antibodi pasca vaksinasi.

Vaksin Merah Putih besutan Unair dibuat dalam tiga skala, masing-masing skala laboratorium, skala pilot dan skala industri. Skala laboratorium sampai menghasilkan seed vaccine (benih vaksin) yang dilakukan Unair. Lalu, skala pilot melakukan uji tantang dari beberapa varian SARS CoV-2 yang sudah ditemukan pada pasien Covid-19 di Indonesia, seperti Inggris dan India.

“Beberapa varian tersebut kemudian diuji cobakan kepada hewan kecil Mencit dan hewan besar, Maccaca (kera). Terakhir, skala industri akan dilakukan mitra industri PT Biotis Pharmaceutical termasuk kesiapan standar produksinya. Prinsipnya Pemprov Jatim siap mendukung suksesnya riset ini sampai final,” ujar Khofifah usai bertemu Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (3/5/2021).

Fedik menyebut, pengembangan vaksin ini menggunakan beberapa formula atau teknologi. Salah satunya, inactivated virus sebagaimana yang digunakan Sinovac. Selain itu metode next generation yang lebih mutakhir. Teknologi ini dipilih lantaran hasil yang didapat disebut lebih cepat dibanding metode lain. “Yang next generation adalah peptide berbasis peptida dan kedua adalah viral vector,” kata Koordinator Produk Riset Covid-19, Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, yang mendampingi Khofifah.

Dua metode lain selain inactivated virus diakui para peneliti adalah terobosan dalam pengembangan vaksin. Hal ini dikarenakan belum banyak peneliti yang melakukan pengembangan vaksin dengan metode ini. “Dalam perjalanan, yang next generation itu, sampai hari ini masih kita lakukan penelitiannya. Yang inactivated ini berjalan lebih cepat,” ujar Nyoman.

“Ini salah satu strategi scientist di Unair dengan berbagai ilmu bersatu padu. Yang mana yang memungkinkan lebih awal dengan hasil lab bisa dipertanggungjawabkan maka akan diteruskan,” tambahnya.

Setelah melakukan observasi pemberian dosis kedua pada hewan kecil, pekan depan riset vaksin ini dijadwalkan memulai memberikan dosis pertama pada hewan besar. Ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya.

Jika ketiga tahapan produksi vaksin dinyatakan siap, tahap selanjutnya adalah fase uji klinis yang terbagi menjadi empat tahapan. Pada fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa relawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat guna menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia.

Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin bisa memasuki uji klinis fase kedua. Fase II ini melibatkan lebih banyak relawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam. “Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan,” ujar tim riset lainnya yang juga Wakil Direktur RSUD dr Soetomo Prof Dr Cita Rosita.

Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi. Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang. Tapi karena situasinya mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia.

Setelah uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, tahapan selanjutnya memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran. “Kalau Desember bisa selesai, awal tahun 2022 sudah bisa diproduksi,” ungkap Khofifah. (ret)

baca juga :

Tes Urine di Terminal Purabaya, 2 Krew Bus Positif Narkoba

Redaksi Global News

Masjid di Sumedang Mendapat Ancaman Teror Bom ISIS

Pamekasan Launching Kartu Identitas Anak (KIA)

gas