Global-News.co.id
Mancanegara Utama

Rekor Kematian Covid-19, Pengusaha India Desak Lockdown

Reuters
Foto yang diambil dari pesawat tanpa awak menunjukkan kremasi massal di pinggiran Delhi.

NEW DELHI (global-news.co.id) – Gelombang kedua pandemi Covid-19 di India terus meningkat dan semakin mengkhawatirkan dalam dua minggu terakhir. Akhir pekan kemarin India mencetak rekor jumlah kasus positif dan juga tingkat kematian tertinggi di dunia dalam satu hari.

Dikutip dari Forbes, Selasa (4/5/2021), India melaporkan 392.488 kasus baru pada hari Minggu, turun dari rekor tertinggi 401.993 yang dilaporkan pada hari Sabtu, tetapi masih menjadi kasus harian tertinggi kedua yang tercatat untuk negara mana pun di seluruh dunia.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India melaporkan 3.689 kematian baru Covid-19 pada hari Minggu, menandai jumlah kematian harian terbesar di India dan menjadikan jumlah total kematian Covid-19 di negara itu menjadi lebih dari 215.000.

Saat ini India merupakan negara dengan jumlah kasus Covid tertinggi kedua di dunia, di belakang Amerika Serikat, dengan total kasus 19,6 juta orang positif Covid-19. Keadaan ini membuat rumah sakit kewalahan, menguras pasokan vaksin negara, dan menjadikan India sebagai hotspot Covid-19 terbesar di dunia.

Banyak yang menyalahkan partai yang berkuasa di India atas wabah itu. Perdana Menteri Narendra Modi sibuk berkampanye secara agresif untuk pemilihan negara bagian yang penting, sementara gagal menerapkan langkah-langkah untuk membantu mencegah wabah pandemi.

Sejauh ini, baru ada enam dari 29 negara bagian India yang telah memberlakukan beberapa lockdown Covid-19 selama gelombang baru. Hal tersebut memunculkan reaksi dari kelompok pengusaha dan industri di India. Mereka mendesak intervensi pemerintah untuk membantu meringankan tingkat infeksi.

Dalam pernyataan untuk Konfederasi Industri India, miliarder India Uday Kotak menyerukan peningkatan tindakan lockdown di India dan mendesak langkah-langkah nasional yang paling kuat, termasuk membatasi aktivitas ekonomi, untuk mengurangi penderitaan masyarakat.

“Pada saat kritis ini ketika jumlah nyawa meningkat, melindungi nyawa adalah prioritas utama dan langkah-langkah respons maksimal nasional pada tingkat tertinggi harus ada untuk memutus jalur transmisi. Kita harus memperhatikan nasihat ahli tentang hal ini, dari India dan luar negeri,” ujar Kotak. dja, ins

baca juga :

Bertemu di Pacitan, SBY Sebut Prabowo Jadi Komandannya Saat Ini

Redaksi Global News

Soal Penonaktifan PBI-JK, Warga Surabaya Tak Perlu Cemas

Baddrut Tamam Ajak Ulama-Ormas Jaga Generasi Muda dari Narkoba

gas