Global-News.co.id
Pendidikan Utama

Tantangan Masa Depan Perguruan Tinggi Vokasi PEM Akamigas

PEM Akamigas menggelar One Day With Experts (1DWE) dengan menghadirkan Ignasius Jonan, (Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016-2019).

 

CEPU (global-news.co.id) – Perguruan tinggi vokasi seperti Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas memiliki tantangan tersendiri di masa depan. Mengingat, perubahan dunia telah mengalami perubahan cukup signifikan.

Terkair hal itu, PEM Akamigas melaksanakan One Day With Experts (1DWE). Atau kuliah umum yang merupakan kurikulum wajib bagi PEM Akamigas yang diadakan satu hingga dua kali setiap bulannya.

Melalui 1DWE ini, PEM Akamigas memberikan wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa PEM Akamigas pada khususnya dan sivitas akademika langsung dari ahlinya.

1DWE kali ini digelar secara daring melalui aplikasi zoom dan luring di Grha Oktana PEM Akamigas dengan menghadirkan Ignasius Jonan,  (Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016-2019).   Mengambil tema Peluang Lulusan Vokasi Migas di Era Pasar Kerja Bebas pekan ini, Sabtu (9/4/2021).

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) Prahoro Yulianto Nurtjahyo.

Untuk diketahui, PEM Akamigas sebagai perguruan tinggi vokasi di bawah BPSDM Kementerian ESDM, mengemban tugas untuk menciptakan lulusan yang mampu bersaing di era global. Yang mampu mengikuti perubahan, perkembangan teknologi migas.

Ignasius Jonan,  dalam kesempatan itu, menyampaikan materi dengan judul The Future of Oil and Gas Graduate (Masa Depan Lulusan PEM Akamigas).

Menurut Jonan, terkait masa depan lulusan PEM Akamigas,  harus sangat serius diperhatikan mulai sekarang ini hingga ke depan. Karena dunia dari waktu ke waktu mengalami perubahan.  Bahkan sekarang ini perubahannya sangat besar. “Terlebih  di masa pandemik yang sangat luar biasa ini,” ujarnya.

Mengutip yang disampaikan oleh Jerome Powell, “We’re not going back to the same economy”. Kata Jonan, Kita tidak akan kembali kepada perekonomian yang sama, kepada peri kehidupan perekonomian yang sama. “Apa yang menyebabkan kita tidak bisa kembali? Karena pandemi,” ujar Jonan.

Pandemi ini membuka mata banyak orang tentang ekosistem, tentang ketidakseimbangan daripada daya dukung alam terhadap perubahan iklim, gangguan polusi, dan sebagainya. “Dan salah satu yang besar adalah pandemi ini,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, memperhatikan pola yang terjadi pada sepuluh perusahaan terbesar di dunia, pada 2008 lebih didominasi oleh perusahaan yang mengelola sumber daya alam. Pada 2018 perusahaan itu sudah tergantikan dengan perusahaan-perusahaan seperti Apple, Google, Microsoft dan sebagainya. Ini menjadi satu refleksi bahwa dunia ini berubah. “Tapi apakah dunia ini masih membutuhkan oil and gas industry? Iya masih butuh. Tapi ada hal yang perlu diperhatikan bagi semua orang yang bekerja di industri  oil and gas ini, efisiensi dan inovasi adalah menjadi salah satu kunci utama,” jelas Jonan.

Jadi, lanjut Jonan, bagi lulusan PEM Akamigas ini akan menjadi tantangan yang sangat besar. Dan kuncinya adalah harus bisa efisien dan harus bisa inovatif.

Kepala BPSDM ESDM Prahoro, melihat tren saat ini tidak bisa dihindari bahwa semua sektor berbicara dengan data. Apabila tidak bisa mengimprove diri sendiri, maka akan dimakan oleh perubahan zaman.

Jadi yang harus disiapkan adalah bagaimana bisa menjadikan diri sendiri itu unik dan mempunyai kompetensi yang multi tasking serta multi talent. “Meskipun kita fokus pada dunia migas, tapi kita juga harus tahu bagaimana mengapresiasi diri sendiri dan semua aspek di luar migas yang akan menjadi proyeksi ke depan. Untuk menyikapi hal itu, perlu menggunakan strategi,” katanya. rno

baca juga :

Bareskrim Periksa 19 Saksi Kebakaran Gedung Kejagung

Redaksi Global News

Program Rutilahu: DPRKPP Surabaya Sebut 1.200 Hunian Diperbaiki hingga Juli 2023

Redaksi Global News

LaNyalla Ingatkan Tiga Sektor Prioritas di Tengah Pandemi dan Ancaman Resesi Global