Global-News.co.id
Pendidikan Utama

Keterampilan Jadi Kunci Sukses di Era Industri 4.0

Para siswa yang mengikuti Grand Final Ajang Pemilihan Students of the Year Premier yang digelar secara daring, Rabu (7/4/2021) malam.

SURABAYA (global-news.co.id) – Dalam merekrut karyawan, beberapa perusahaan besar sudah tak lagi melihat asal sekolah atau lulusan mana, melainkan lebih pada keterampilan yang dimiliki seseorang. Dan di era sekarang ditambah adanya pandemi Covid-19, yang bisa survive atau yang punya daya saing, bukan lagi yang paling pinter atau paling kuat, melainkan mereka yang paling  bisa merespon atau beradaptasi dengan perubahan.

Manajer Perbaikan Kualitas Layanan Publik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Munawir Sjadjali Razak SIp MA, mengatakan itu saat membuka Grand Final Ajang Pemilihan Students of the Year Premier yang digelar Anak Hebat Indonesia secara daring, Rabu (7/4/2021) malam.

Lebih lanjut dijelaskan, di era industri 4.0 sekarang semua serba digitalisasi dengan komputer yang menggunakan big data analysis yang berbasis internet. Ada artificial intelligence. “Kunci untuk bisa bersaing adalah dengan pemilikan skills, cara berpikir, kolaborasi, problem solving. Ini untuk memperkuat daya saing,” tandasnya.

Dia menyebut kegiatan yang diikuti siswa hingga mahasiswa ini tidak melihat kemampuan akademik saja tapi juga keterampilannya, soft skill-nya yang meliputi intrapersonal skill yaitu bagaimana pengendalian emosinya, bagaimana dia proaktif, percaya diri, kemampuan membela diri, serta interpersonal skill yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif, leadership, cultural ability. “Ini dapat menjadi wadah pembelajar aspek akademik dan non akademik yang akan menjadi bekal yang penting bagi pelajar dan mahasiswa ke depannya,” ujarnya.

Dalam acara yang dihadiri 210 anak tersebut, Kevin Nauval Karim dari Universitas Brawijaya Malang terpilih sebagai Student of the Year Premier kategori Mahasiswa. Dalam waktu yang telah ditetapkan panitia, mahasiswa fakultas farmasi ini harus menjawab pertanyaan juri, apa yang menjadi impiannya 5 tahun mendatang dan bagaimana cara mencapainya.

Sementara Zulfawati dari Universitas PGRI Madiun harus menjawab pertanyaan, apa yang sedang dipermasalahkan generasi milenial dan apa yang dibutuhkan untuk solusinya. Dia menyebut permasalahan krusial saat ini adalah degradasi karakter. Atas jawaban dan uraiannya, Zulfa terpillih sebagai runner up kedua. Sedang runner up pertama diraih Nazilatul Hidayah dari Universitas Diponegoro Semarang.

Untuk kategori SMA/Sederajat, terpilih Andhini Pramudita dari MAN 2 Kudus sebagai Student of the Year Premier. Menyusul Armadina Fitra Choirunnisa (SMA Negeri 3 Semarang) dan Vina NIhayatul Husna (MAN 2 Kediri).

Sedang pada kategori Sekolah Dasar/sederajat, predikat Student of the Year Premier diraih Ananda Wildan Shaleh Al Nashir  siswa SD Budi Mulia Dua Panjen Sleman. Pada urutan kedua terpilih Abd Jalaliwal Ikram (SDN 024 Pelitakan Polman Sulawesi Barat) dan ketiga diraih Haritsa Nabilla Puspita Sari (MI Nurul Iman Madiun).

Founder Anak Hebat Indonesia, Dodik Susanto, mengatakan kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wadah pembelajaran alternatif. “Nantinya akan dilaksanakan setiap tahun bagi seluruh lapisan pelajar dan mahasiswa se-tanah air,” ujarnya.

Student of the Year Premier terpilih, lanjut Dodik, diharapkan akan berperan aktif dalam wadah pemberdayaan pemuda dengan nama SOY Community yang menjadi mesin penggerak pembelajaran dan pemberdayaan social kepemudaan ke depannya. “Tentu saja dengan dukungan langsung dari tim Anak Hebat Indonesia serta segenap stakeholder terkait,” pungkasnya.ret

 

baca juga :

8 Juli: Cetak Rekor, Tambah 1.853 Kasus, Positif COVID-19 di Indonesia 68.079 Orang

Redaksi Global News

Aturan Menteri terkait PSBB Saling Bertentangan, DPR Minta Presiden Turun Tangan

Redaksi Global News

Ketua PWI Jatim Raih Penghargaan Tan Hana Dharma Mangrva

Redaksi Global News