Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Reaksi yang Timbul Pasca Vaksinasi

Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Anwar Manshur, saat menjalani vaksinasi Covid-19 yang dilakukan Direktur RSI Universitas Islam Malang di Gedung PWNU Jatim, Selasa (23/2/2021).

SURABAYA (global-news.co.id) – Keraguan untuk menjalani vaksinasi Covid-19, sedikit banyak dipengaruhi oleh informasi yang menyesatkan terkait vaksinasi tersebut. Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan,  dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid mengatakan, terdapat 550 hoaks yang beredar, sebanyak 443 menyebar melalui facebook, 45 melalui twitter. “Ada juga yang beredar melalui YouTube, Instagram, bahkan tiktok,” ujar Nadia yang juga Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung Kemenkes.

Keraguan yang muncul di masyarakat itu bisa menghambat program vaksinasi dalam upaya membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Untuk mengatasi keraguan masyarakat ini pula, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Selasa (23/2/2021) kemarin menggelar ‘Vaksinasi 98 Kiai dan Tokoh NU Jawa Timur’.  “Kiai harus mampu tampil sebagai contoh bagi umat. Supaya mandi (ampuh), maka kiai tidak sekadar memberi perintah, tapi sekaligus harus memberi contoh. Kalkulasinya contoh itu lebih mahal daripada perintah,” ujar KH Agoes Ali Masyuri, Syuriah PWNU Jatim.

Tim Satgas Covid-19 PWNU Jatim, dr Edi Suyanto SpF SH MH, mengakui, vaksinasi itu memang memberikan reaksi. “Namun sejauh yang kami pantau, Alhamdulillah belum ada kasus KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi),” ujarnya dihubungi Rabu (24/2/2021).

Hal senada diungkap Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari SpA (K), MTrop Paed. Pihaknya telah menerima laporan berbagai efek samping usai vaksinasi Covid-19. Sebagian besar hanya mengalami efek samping ringan yang sembuh dengan sendirinya, tidak ada yang mengalami kejadian serius.

KIPI adalah kejadian medik setelah imunisai, yang diduga berhubungan dengan imunisasi kapan pun. Namun tidak selalu terkait dengan imunisasi itu sendiri.

KIPI vaksin Covid-19, terang Hinky, bisa berupa reaksi lokal pada tubuh seperti radang, inflamasi, abses di tempat suntikan, kemerahan, dan ini adalah wajar. Bisa pula terjadi reaksi sistemik seperti demam, diare, badan lemah, nyeri otot di seluruh tubuh, pusing, perubahan nafsu makan. Reaksi lain seperti alergi, dermatitis, reaksi anafilaksi, syok anafilaksis.

Sedang respon yang terkait dengan stres akibat imunisasi adalah spektrum dari semua akibat adanya kecemasan. Stres-nya berasal dari proses imunisasi, suasana imunisasi. Gejalanya bisa tumbuh selama atau sesudah. “Jadi buka dari kekeliruan prosedur, bahan imunisasi atau gagal,” katanya.

Diakui, memang ada yang mengalami reaksi berat, seperti kolaps usai diimunisasi. “Namun itu terjadi bukan karena kandungan vaksin. Patut diperhatikan, lebih dari 64% ada yang disebut kelompok immunization stress related respons. Jadi respons yang terkait dengan kecemasan akibat proses imunisasi, bukan kandungan imunisasinya,” tandasnya sebagaimana dikutip laman Kementerian Kesehatan.

“Jadi lebih dari separo karena proses imunisasinya,” lanjut Hinky.

Keluhan yang dilaporkan seperti mual, muntah, pingsan, sesak napas, hingga kejang-kejang setelah diselidiki ternyata tidak berkaitan dengan kondisi medis. Tanpa bantuan obat para penerima vaksin yang melaporkan hal tersebut pun sembuh dengan sendirinya.

Hindra menjelaskan, reaksi-reaksi tersebut bisa muncul karena ketakutan yang berlebihan terhadap imunisasi. Bisa karena sudah mendengar kabar miring atau informasi yang menyesatkan terkait dampak vaksin Covid-19 atau tegang dengan jarum suntik.

“Ini umumnya terjadi pada dewasa, pada anak-anak jarang. Justru anak-anak mungkin cuma jerit-jerit saja, abis itu dia happy,” pungkasnya.ret

 

baca juga :

Komandan Paramiliter Iran Tewas Ditembak di Depan Rumahnya

Redaksi Global News

Pegulat Hasan Sidik Pastikan Jatim Penuhi Target Enam Emas

Redaksi Global News

Liga 1: Bek Persebaya Fokus Hadapi Persikabo 1973

Redaksi Global News