SURABAYA (global-news.co.id) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak pernah berhenti untuk mencetak mahasiswa berprestasi dan mengembangkan berbagai inovasi. Hal ini terbukti dengan berhasil diraihnya 13 medali sekaligus dua penghargaan spesial pada ajang ASEAN Innovation Science and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021 gelaran Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang diumumkan melalui aplikasi zoom, Selasa (23/2/2021) malam.
Adapun ke-13 medali yang dibawa pulang oleh tim-tim ITS terdiri dari delapan medali emas, dua medali perak, dan tiga medali perunggu yang terbagi ke dalam empat kategori. Keempat kategori tersebut merupakan kompetisi yang menjadi kualifikasi utama dalam AISEEF 2021 dengan rincian yakni kategori Innovative Science, Environmental Science, Entrepreneur dan Social Science.
Lebih rinci, penerima medali emas dalam ajang AISEEF 2021 didapatkan oleh Tim Coated Carbon Rod, Tim Environment and Human Safety Surveillance, Tim Sex Education Game (XEGA), Tim Dye Sensitized Smartphone Waste Environmental Solar Panel (D-ETALON), Tim Augmented Reality History Education Card Game (ARCADIA), Tim Filtration Bottle for Groundwater (FILBO), Tim E-Keramba, dan Tim Sustainable Storage Fish for Fisherman (STANTOFISH).
Sementara itu, untuk medali perak dibawa pulang oleh Tim The Utilization of Sagu Extract, Shrimp Shell Waste, and Guava Seed Leaf, dan Tim Global Millennial Group. Sedang medali perunggu disumbangkan oleh Tim Utilization of Thorium Small Molten Salt Reactor, Tim Karuna, dan Tim evOlution.
Tidak hanya ketiga jenis medali yang berhasil diraih, tim AISEEF dari ITS juga berhasil menyumbang penghargaan spesial berupa IYSA Special Award kepada Tim Coated Carbon Rod dan Special Award Malaysia Innovation, Invention, and Creativity Association (MIICA) kepada Tim ARCADIA.
Kepala Departemen Aktuaria ITS sekaligus salah satu dewan juri AISEEF 2021, Dr Soehardjoepri MSi, memberi tanggapan bahwa pencapaian ITS di AISEEF 2021 merupakan sebuah berita yang menggembirakan. Dari keterangan Djoepri, sapaan akrabnya, ITS selalu konstan menyumbang banyak medali terutama medali emas.
“Hampir setiap tahunnya, tim mahasiswa ITS pasti menyumbang (medali) emas, dan medali emas biasanya lebih banyak daripada medali perak atau perunggu,” ungkap dosen yang juga merupakan tenaga ahli di IYSA, Rabu (24/2/2021).
Laki-laki kelahiran 4 Mei 1962 tersebut mengaku bangga dengan inovasi dan kreativitas yang selalu dikembangkan oleh mahasiswa ITS. Djoepri mengatakan bahwa pencapaian mahasiswa ITS tahun ini lumayan luar biasa. Meskipun tengah berada di masa pendemi, mahasiwa ITS tidak tutup mata dan senantiasa dipenuhi dengan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan hal-hal baru. “Tidak hanya lomba ini saja, inovasi lain juga ada seperti robot RAISA dan ini menarik sekali,” tutur Djoepri.
Djoepri pun sempat menyebut terkait peran dosen pembimbing yang tidak kalah berjasa dalam pencapaian yang didapatkan mahasiswanya. Lektor Kepala kelahiran Jember ini berpesan bahwa tidak ada arti mahasiswa tanpa dosen pembimbing yang mengawal mereka selama berkompetisi. Dengan demikian, inovasi dan kreativitas yang diberikan mahasiswa dalam ajang AISEEF 2021 sudah berada di atas rata-rata karena andalnya dukungan dari para pembimbing di ITS.
Di akhir wawancara, alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut berharap agar para pemenang jangan berhenti sampai di titik itu karena pasti akan banyak perubahan-perubahan ke depan. Begitu pula bagi mahasiswa yang gagal, Djoepri berpesan kepada mereka untuk tidak menyerah. “Mahasiswa ITS khususnya, beranilah mencoba dan jangan takut gagal karena usaha tidak akan mengingkari hasil,” tandas Djoepri menyemangati.
Ajang AISEEF 2021 sendiri terselenggara atas kerjasama IYSA dengan Departemen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Departemen Gizi Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Institut Internasional Indonesia untuk Ilmu Hayati (I3L), Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia dan Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia Malang Raya.
Dalam AISEEF 2021 ini diikuti oleh 450 tim dari 19 negara di dunia yaitu Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Sudan, Hong Kong, Filipina, Yaman, Brazil, Turki, Macau, Meksiko, Thailand, Macao, Iran, Nepal, Mesir, Irak, dan Azerbaijan. Di sisi lain, dewan juri yang terlibat dalam penilaian terdiri dari 89 juri dari delapan negara berbeda yakni Indonesia, Turki, Iran, Polandia, Filipina, Sri Lanka, dan Nepal. Delapan di antara dewan juri tersebut merupakan perwakilan dari ITS. tri