Global-News.co.id
Indeks Opini Utama

Remaja Sehat Bebas Anemia

Punya murid yang gampang ngantuk di kelas?

Punya anak remaja yang sering terlihat lesu?

Bisa jadi itu karena anemia. Atau orang awam bilang kurang darah.

 

Oleh:  Agus Sri Wardoyo,  Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jawa Timur

ANDA tentu sangat familier dengan istilah kurang darah.  Bahkan masih ada yang menyamakan dengan darah rendah. Sebenarnya kurang darah itu menyangkut volume (penyusun) darah, secara medis disebut anemia, sedangkan darah rendah adalah tekanan darah yang di bawah ambang batas normal, yang secara medis disebut Hypotensi.

Untuk anemia,  sebenarnya yang sering terjadi  (50% menurut WHO)  adalah anemia defisiensi besi. Sedang sisanya akibat kekurangan asam folat, dan kekurangan Vitamin B 12.

Sejak dahulu, anemia defisiensi besi menjadi masalah gizi utama selain Kekurangan Vitamin A (KVA) yang mengakibatkan rabun, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) yang mengakibatkan kretinisme (kerdil) dan gondok, Kekurangan Energi Protein (KEP) yang mengakibatkan orang dahulu bilang Busung Lapar.  Kemudian ditambah masalah gizi ganda.

Anemia adalah keadaan di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pembawa oksigen) berada di bawah normal. Kadar hemoglobin laki-laki normalnya adalah 13,5 g/dl, sedangkan wanita 12 g/dl.

Begitu pentingnya kita memperhatikan anemia, karena anemia telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang potensi  meningkatkan risiko kematian ibu dan anak serta menghambat perkembangan fisik dan kognitif pada anak dan juga produktivitas kerja bagi orang dewasa.

Penyebab anemia defisiensi besi (Fe) adalah meningkatnya kebutuhan Fe seperti saat pertumbuhan yang cepat semasa bayi, remaja dan kehamilan, sehingga pada masa ini perlu penambahan konsumsi Fe. Penyebab lain adalah kehilangan Fe dalam tubuh akibat penyakit akut/kronik, menstruasi, donasi darah, serta bisa juga karena terhambatnya penyerapan Fe akibat diet yang salah, dan karena penyakit lain seperti TBC, cacing tambang, malaria.

Sehingga yang rawan terkena anemia adalah masa bayi, masa remaja, masa kehamilan dan melahirkan, wanita menyusui,  saat menstruasi, saat pembedahan, dan mereka yang konsumsi Fe rendah seperti vegetarian, dan golongan ekonomi tak memadai yang berdampak rendahnya daya beli bahan makanan, dan pada ras tertentu. Dan yang paling rawan adalah wanita, karena bioritmik bulanan yang rutin mengeluarkan Fe karena menstruasi serta diet yang berlebihan.

Gejala umum yang mengarah pada anemia adalah lesu, rewel, nafsu makan menurun, berat badan sulit bertambah, pandangan berkunang-kunang, terlihat pucat pada mukosa (konjungtiva mata, gusi, lidah) dan kulit, serta jaringan di bawah kuku. Bila menemukan gejala tersebut, segera periksa kadar Hb, atau pemeriksaan lain yang lebih lengkap.

Pencegahan pada bayi dapat dilakukan dengan melaksanakan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan, serta menunda pemberian susu sapi sampai umur 1 tahun, karena kandungan zat besi ASI lebih baik dibandingkan susu sapi. Sedangkan bila disebabkan oleh pendarahan, maka setelah menghentikan pendarahan hendaknya mengonsumsi makanan sumber zat besi seperti : daging merah, daging ayam / unggas lainnya, hati segala hewan, telur, ikan tuna sarden, salmon, kerang. Juga pada bayam, brokoli, kedelai, kentang, dan segala jenis labu.  Dengan catatan sumber Fe dari hewani lebih mudah diserap daripada dari tumbuhan.

Selain itu juga perbanyak mengonsumsi vitamin C seperti jeruk dan apel untuk meningkatkan penyerapan zat besi, dan hindari makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh, fosfat dan fitrat pada makanan.

Oleh karenanya makanlah sumber zat besi. Utamakan secara alami dalam makanan, namun bila masih tetap berlanjut atau respon lambat, bisa ditambah dengan preparat tambahan yang biasa disebut preparat zat besi apa saja sesuai anjuran petugas kesehatan, biasanya berupa tablet bagi dewasa dan sirup untuk anak. Dan bila memang diperlukan baru lakukan tranfusi darah.

Ingat anemia akan menimbulkan lemah, lesu dan gampang ngantuk yang akan menghambat produktivitas kita, serta pada anak akan mengurangi kemampuan belajar.

Apa hubungan anemia dengan stunting?  Sangat berhubungan. Remaja putri yang sering anemia, saat hamil berpotensi terjadi kekurangan gizi. Dan kekurangan gizi pada masa 1000 hari pertama kehidupan janin yang dikandung adalah penyebab utama stunting.

So, cegah anemia pada remaja.  Selamat Hari Gizi Nasional.*

baca juga :

Erupsi Semeru, Progress Pembangunan Huntara 234 Unit dan Huntap 635 Unit

Redaksi Global News

Walikota Surabaya Beri Penghargaan Pelopor Orangtua Asuh Stunting

Redaksi Global News

SIG Ajak Masyarakat Ikut Peduli Lingkungan dengan Berubah dari Rumah

Titis Global News