Global-News.co.id
Indeks Pantura Utama

Bengawan Solo Meluap, Lamongan Banjir

Sejumlah kendaraan melintasi genangan air banjir di Lamongan.

 

LAMONGAN (global-news.co.id) – Luapan anak sungai Bengawan Solo di Lamongan hingga Rabu (6/1/2021), belum juga memperlihatkan tanda-tanda surut. Bahkan Banjir akibat luapan air sungai ini justru semakin meluas. Setidaknya ribuan rumah di 19 desa di 5 kecamatan terendam banjir.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, banjir yang melanda di 5 kecamatan, yakni kecamatan Glagah, Kalitengah, Turi, Deket dan Karangbinangun, juga merendam lahan pertanian, serta kawasan tambak. “Update sementara hingga per hari ini (6/1/2021), banjir akibat luapan sungai Bengawan Njero ini telah terjadi di 19 desa di 5 kecamatan,” kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan Muslimin saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/1/2021).

Ia menjelaskan, banjir terparah terjadi di Kecamatan Turi. Tercatat ada 1.198 rumah warga di 5 desa yang terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi dari 30 cm hingga 70 cm. Selain itu, banjir di Kecamatan Turi ini juga telah merendam jalan poros desa.

“Di Desa Putat Kumpul terdata ada sebanyak 173 rumah terdampak, Desa Kemlagi Lor ada 545 rumah terdampak, Desa Pomahan Janggan sebanyak 70 rumah yang terdampak, Desa Kepudibener sebanyak 210 rumah dan Desa Bambang sebanyak 200 rumah yang terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Njero ini,” kata Muslimin.

Sementara di Kecamatan Kalitengah, banjir terjadi di Desa Somosari, Jelak Catur, Tiwet, Blajo, Gambuhan dan Bojoasri. Di Kecamatan Kalitengah, selain mengakibatkan jalan poros desa terendam banjir, sekitar 176 rumah juga ikut terendam dengan ketinggian air antara 10 cm hingga 35 cm.

Untuk di Kecamatan Deket banjir terjadi di 2 desa yaitu Desa Soko dan Menganti dengan jumlah rumah terendam mencapai sekitar 45 rumah dengan ketinggian air antara 5 cm hingga 10 cm. “Di Kecamatan Deket terdapat 3 desa terdampak, yaitu Laladan, Sidomulyo dan Weduni dengan jumlah rumah terendam sebanyak 158 rumah,” jelasnya.

Untuk di wilayah Kecamatan Karangbinangun, Muslimin menyebut banjir terjadi di 3 desa yaitu Desa Somowinagun, Waruk dan Karanganom. Jumlah rumah terendam di 3 desa ini, menurut Muslimin, masih dalam pendataan. “Kami sudah menghidupkan semua pompa air yang menuju ke Bengawan Solo, termasuk di Kuro agar banjir bisa surut. Namun, kiriman air ke Bengawan Njero terus datang dari hulu,” terangnya.

Selain curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir, Muslimin menjelaskan, banjir ini juga akibat jebolnya 3 tanggul sungai, yaitu tanggul yang ada di Dusun Plalangan, Desa Plosowahyu Kecamatan Lamongan yang jebol sepanjang 5 meter, tanggul yang ada di Desa Made, Kecamatan Lamongan jebol sepanjang 10 meter dan tanggul Dusun Blungkan, Desa Sendangrejo Kecamatan Lamongan yang jebol sepanjang 5 meter. “Semua tanggul ini berada di aliran sungai Kali Plalangan,” kata Muslimin.

Dikatakan Muslimin, akibat jebolnya tanggul tersebut mengakibatkan puluhan rumah dan sawah terendam banjir. Saat ini, kata Muslimin, ketiga tanggul ini sudah dalam perbaikan. “Sudah dalam perbaikan,” kata Muslimin.

Akibat banjir yang meluas di Lamongan hingga saat ini menyebabkan puluhan hektar tambak di Lamongan terendam banjir. Banjir ini terjadi di Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Turi. Di kecamatan ini, banjir kerap kali merendam puluhan hektar lahan tambak dan merendam jalan poros antar kecamatan. Banjir yang terjadi di 2 kecamatan ini akibat meluapnya anak sungai Bengawan Solo, yaitu Bengawan Njero.

Salah satu warga Kecamatan Kalitengah, Abdul Muis mengaku, puluhan hektar lahan tambak ini terendam banjir sejak sepekan terakhir. “Sudah hampir sepekan banjir,” kata Abdul Muis.

Muis mengatakan, banjir yang merendam tambak ini tidak hanya menyebabkan lepasnya ikan dan udang piaraan petani. Namun, aku Muis, datangnya air banjir ini juga menyebabkan banyak udang Vanamei milik petani yang mati. (“vanamei) Banyak yang mati karena air banjir cukup tinggi,” ungkap Muis.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar karena ikan yang lepas, petani memasang waring (jaring) di sekeliling pematang tambak yang sudah tidak kelihatan lagi. “Ya kalau tidak dipasang waring ya lepas ikannya,” aku Sunarto, petani tambak dari Kecamatan Turi. kih, det, sin

baca juga :

3 Siswa SMAMDA Ciptakan Alat Kontrol Cegah Banjir, Mampu Kendalikan Air Bendungan Meluap

Redaksi Global News

Bupati Tuban Warning Kontraktor Nakal

Redaksi Global News

Kelompok Anti Islam di Swedia Kembali Bakar Alquran

Redaksi Global News