Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

Miliki 295 Patahan, Indonesia Rawan Potensi Gempa Bumi

Kepala BNPB Doni Monardo

JAKARTA (global-news.co.id)  – Indonesia memiliki 295 patahan yang rawan memicu terjadinya potensi bencana gempa bumi. Untuk saat ini, hanya Pulau Kalimantan saja yang relatif aman dari patahan yang berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi.

“Kita punya 295 patahan. Sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian tengah dan bagian timur. Hanya Pulau Kalimantan relatif aman dari patahan,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam Seminar Nasional Sosialisasi dan Pembelajaran Pemulihan Pasca Bencana Alam: Sosial, Ekonomi dan SDA, secara virtual, Selasa (15/12/2020).

Bahkan, kata Doni, tidak kurang sebanyak 50 desa di Indonesia yang berstatus rawan bencana. Sehingga, dia meminta semua daerah memperhitungkan potensi terjadinya gempa. Apalagi, hanya Pulau Kalimantan saja yang aman dari potensi terjadinya gempa. “Oleh karenanya kita setiap saat harus bisa memperhitungkan semua daerah yang punya potensi terjadinya gempa. Tidak kurang dari 50 desa di wilayah nasional kita di status rawan bencana, termasuk khususnya bencana gempa. Ini yang harus kita perhatikan bahwa hanya satu wilayah Kalimantan. Yang lainnya semua punya potensi,” jelasnya.

Doni mengungkapkan wilayah Indonesia memiliki pertemuan lempeng patahan subduksi Indo-Australia dan Pasifik yang menjadi pemicu terjadinya gempa dan tsunami di Aceh pada 2004 lalu. “Kita punya pertemuan lempeng subduksi induksi Indo Australia dan juga Pasifik. Pada, 2004 tepatnya 26 Desember terjadi gempa dan tsunami di Aceh,” katanya.

Bahkan, Doni mengatakan kejadian ini akan terus berulang. “Ini bukan yang pertama. Ini sudah terjadi berulang kali, berkali-kali. Dan saya berani mengatakan akan terjadi berulang. Kapan? Wallahualam, hanya Allah yang mengetahui, hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang mengetahuinya,” ucapnya.

Sehingga, tegas Doni, kita semua harus belajar dari pengalaman peristiwa-peristiwa bencana yang berulang ini. “Kita manusia harus belajar dari peristiwa-peristiwa ini. Oleh karenanya jangan bosan-bosannya mengingatkan bangsa kita. Setiap daerah yang pernah terjadi bencana akan terulang kembali termasuk di wilayah pantai barat Sumatera. Mulai dari Nias, Mentawai sampai ke wilayah Bengkulu, Pulau Enggano juga. Termasuk selatan pulau Jawa,” kata Doni.

Doni juga mengungkapkan kejadian bencana pada 2018 hingga 2020 menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari 35 negara di dunia dengan tingkat ancaman risiko bencana alam tertinggi di dunia.

“Indonesia sudah dideklarasikan oleh World Bank sebagai salah satu dari 35 negara di dunia dengan tingkat ancaman bencana tertinggi. Jadi dari 35 negara dengan risiko bencana alam tertinggi, Indonesia menjadi salah satunya,” kata Doni.

Doni juga mengingatkan kerugian akibat bencana yang terjadi pada lima tahun terakhir juga begitu besar. “Kemudian kita juga harus memahami dalam 5 tahun terakhir, kerugian personel, kerugian material dan juga infrastruktur yang begitu besar selama 5 tahun terakhir,” ungkapnya.

Mantan Danjen Kopassus itu menyebut, mulai 2015 terjadi 1.694 bencana. Kemudian 2016 mengalami peningkatan menjadi 2.384 kejadian bencana, termasuk korban jiwanya. Pada 2017, mengalami penurunan sebanyak 2.372 kejadian bencana, meskipun berkurang. Kemudian, pada 2018, mengalami peningkatan 3.397 kejadian bencana. Sedangkan, pada 2019 sebanyak 3.814 kejadian bencana. Sementara pada tahun ini hingga 14 Desember 2020 tercatat 2.823 kejadian bencana,” papar Doni.

Bahkan, kata Doni, akibat kejadian bencana beruntun pada 2018, mencatatkan Indonesia menjadi sebagai negara tertinggi pertama dengan kasus kematian atau korban jiwa terbanyak akibat bencana. “Dan Indonesia, berada pada peringkat pertama korban jiwa terbanyak di dunia. Lebih dari 6.000 warga negara kita yang kita cintai wafat meninggal karena bencana yang terjadi di beberapa daerah NTB, Sulteng, Selat Sunda yaitu Banten dan juga Lampung. Dan di akhir tahun, itu terjadi juga tanah longsor di wilayah Sukabumi yang merenggut satu desa sebanyak 10 orang lebih tertimbun oleh longsoran,” jelas Doni.  dja, yan, sin

Berikut, jumlah kejadian bencana per tahun dari 2015 – 2020:

2015: 1.694 kejadian bencana

2016: 2.384 kejadian bencana

2017: 2.372 kejadian bencana

2018: 3.397 kejadian bencana

2019: 3.814 kejadian bencana

2020: 2.823 kejadian bencana (hingga 14 Desember)

baca juga :

Pasangan Khofifah-Emil Dardak Maju Lagi di Pilgub Jatim 2024

Redaksi Global News

Pasar Induk Sidotopo Surabaya, Komisi A Pertanyakan Izin Operasional

Redaksi Global News

Guru Besar ITS Inovasikan Sistem Penyerap Gempa pada Struktur Bangunan

Redaksi Global News