Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Kaum Ibu Berperan Besar Cegah Stunting

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.

JAKARTA (global-news.co.id) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan kaum ibu memiliki peran besar untuk menekan dan mencegah stunting karena cukup dominan di dalam keluarga.

Dalam diskusi daring bertema “Cegah Stunting untuk Generasi Berkualitas”,  Hasto menyebut, berdasarkan penelitian yang dilakukan Litbang BKKBN, peran ibu-ibu dalam keluarga sangat besar sekali. Terutama selama masa pandemi Covid-19.

“Berdasarkan penelitian itu diketahui, selama pandemi sekitar 50% lebih pasangan suami istri mengambil keputusan secara bersama. Khusus kaum ibu, diketahui lebih dominan dalam mengambil keputusan sebesar 20%. Angka itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan laki-laki yang hanya 2% saja,” kata Hasto dalam diskusi daring bertema “Cegah Stunting untuk Generasi Berkualitas” di Jakarta, Senin (28/12/2020).

Dominasi kaum ibu tersebut terlihat di berbagai hal, di antaranya dalam menentukan belanja, kebutuhan rumah tangga, untuk ibadah, mengimbau anak-anak agar menjaga kesehatan hingga menentukan kebutuhan selama pandemi Covid-19. “Jadi laki-laki dominan angkanya tidak lebih dari 2%,  sedangkan istri dominan bisa lebih dari 20%,” katanya.

Masih menurut survei BKKBN, dominasi laki-laki terletak pada ranah berpikir positif misalnya memberikan nasihat dan sebagainya. Meskipun dominasi, selisih angka itu pun tidak terlalu tinggi yakni 5,2%, sedangkan perempuan 5,1%.

Melihat dari hasil survei tersebut, diketahui peran kaum perempuan cukup sentral sehingga dinilai bisa berperan besar dalam menekan stunting di Tanah Air yang dimulai dari lingkungan keluarga. “Perempuan itu lebih bertanggung jawab dalam menjalankan program-program,” kata Hasto.

Diungkapkan, saat ini sekitar dua juta pasangan usia subur menikah setiap tahunnya. Sebanyak 1,6 juta dari jumlah itu melahirkan di tahun pertama pernikahan.

Dari 1,6 juta yang melahirkan tersebut, sekitar 400 ribu anak di antaranya dilahirkan stunting. Oleh sebab itu, peran organisasi perempuan besar sekali dalam membekali para remaja pra nikah agar tidak melahirkan anak stunting.

Hasil survei status gizi balita Indonesia pada 2019 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 27,67. Artinya, angka tersebut telah melewati batas ambang yang ditentukan badan kesehatan dunia atau WHO yakni 20%.ret

baca juga :

ITS Raih Juara Umum KRTI 2020

Redaksi Global News

Mas Tamam Launching Masjid Tangguh Bencana Covid-19

gas

Presiden Jokowi Guyur Timnas Indonesia U-16 Bonus Rp1 Miliar

Redaksi Global News