Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

Ketua KPK Sindir Foto Anies, Malah Kena Bully Netizen

Ketua KPK Firli Bahuri

JAKARTA (global-news.co.id)  – Nama Harun Masiku mendadak masuk daftar trending topic Twitter, Selasa (24/11/2020).
Usut punya usut, netizen ternyata banyak membicarakan kembali Harun Masiku, menyusul pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuriyang ikut mengomentari unggahan foto Gubernur DKI Anies Baswedan yang sedang membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’ dan viral.
Menurut Firli, buku ‘How Democracies Die’ yang dibaca Anies Baswedan dan kemudian diposting di halaman instagramnya, adalah buku lama. Firli mengklaim, dirinya sudah lama membaca buku tersebut, jauh sebelum Anies Baswedan.
“Kemarin saya lihat ada di media, Pak Anies membaca How Democracies Die. Sebelum itu ada bukunya Why Nations Fail, itu sudah lama saya baca pak, tahun 2002.  Kalau ada yang baru baca sekarang, kayak baru bahwa ya itu udah lama. Nah makanya banyak yang mengkritisi. Udah lama buku itu pak,” kata Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa (24/11/2020).
Lebih lanjut, ia menjelaskan isi dalam buku ‘How Democracies Die’ tersebut. Salah satunya isi dalam buku tersebut, kata Firli, kegagalan negara dalam mencapai tujuannya adalah karena maraknya tindak pidana korupsi.
“Di situ (buku How Democracies Die) dikatakan salah satunya negara banyak gagal menuju tujuannya karena korupsi,” ungkap Firli. “Karena korupsi tidak hanya sekadar kejahatan merugikan keuangan negara, tidak hanya kejahatan sekedar merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi adalah kejahatan yang merasuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan,” sambungnya
Firli tak memungkiri, perilaku korupsi dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Dia menyebut, penanganan korupsi dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, melakukan penyelamatan keuangan dan negara.
Kemudian yang kedua, menjamin tersampaikannya hak-hak politik dan sosial. Terakhir atau yang ketiga, ujar Firli, menjamin keselamatan bangsa dan warga negara. “Tiga hal itu yang harus kita pahami Kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi,” pungkasnya.
Namun pernyataan Firli  jadi perbincangan netizen. Berdasarkan penelusuran, buku ‘How Democracies Die’ baru terbit pertama pada tahun 2018. Sedangkan buku ‘Why Nation Fail’ terbit pertama tahun 2012.
Netizen pun ramai mengomentari pernyataan Firli Bahuri tersebut. Bahkan, tidak sedikit yang lantas menyebut kembali nama Harun Masiku, salah satu PR (pekerjaan rumah) KPK yang hingga kini belum dibereskan KPK di era kepemimpinan Firli Bahuri.
Maklum saja, Harun Masiku merupakan tersangka kasus suap penetapan anggota DPR RI dalam Pergantian Antar Waktu (PAW). Hingga kini di masih menjadi buronan KPK.
Akun @AferoJepara misalnya, mencuit, ”Bpk Ketua @KPK_RI, tugas anda berantas korupsi yg menggurita di negeri ini, termasuk kader2 di semua partai politik. Termasuk harun masiku apa kbr?? Malah ikutan komen buku. Buku How Democracis Die Terbit 2018, Firli Mengaku Baca pada 2002.”
Sementara akun @fferdinand888 berkomentar, ”Salah lagi. Mending urus Harun Masiku yg ngga bisa ditangkap daripada nyinyirin buku salah mulu. Malu!!!”
Akun @HisyamMochtar ikut berkicau, ”Ada yang ngaku2 udah baca How Democracies Die dari tahun 2002. Padahal buku tersebut baru diterbitkan Januari 2018. Nah lho, ngibul buat apa coba…?. Dari pada sirik dengan bacaan orang, kenapa gak fokus aja dengan kerjaan? Banyak yang tanya tuh, kapan Harun Masiku ditangkap?”. ejo, sin, ins

baca juga :

Angka Perceraian Naik selama Pandemi, Kenali Fase Krisis dalam Pernikahan

Redaksi Global News

Perluas Koneksi, WiraWiri Suroboyo Buka Dua Rute Baru

Bandara Soekarno-Hatta Hentikan Sementara Penerbangan Tiongkok

Redaksi Global News