Global-News.co.id
Indeks Pendidikan Utama

Gagas Kotak Distribusi Vaksin, Mahasiswa ITS Juarai Ajang Internasional

Muhammad Adrian Fadhilah dan Vaccine and Medicine Distribution Box atau VD-BOX rancangannya. 

SURABAYA (global-news.co.id) –
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai perguruan tinggi berkualitas terus mencetak prestasi skala internasional. Kali ini, mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS, Muhammad Adrian Fadhilah, berhasil membawa pulang medali perak (Silver Medal) setelah menciptakan kotak distribusi vaksin dalam Indonesia Inventors Day (IID) 2020 kategori International World Invention and Technology Expo (WINTEX) yang diumumkan secara daring, Minggu (29/11/2020).

Pemuda yang akrab disapa Adrian ini menyabet juara di subkategori International Paper Competition untuk alat yang diberi nama Vaccine and Medicine Distribution Box atau VD-BOX. Yakni merupakan kotak yang ditujukan untuk mempermudah distribusi vaksin terutama karena adanya pandemi Covid-19. Inovasi VD-BOX sudah dikembangkan Adrian selama enam bulan lamanya dan berhasil mengungguli 2.200 peserta yang berasal dari 15 negara berbeda.

Berdasarkan keterangan Adrian, ia menciptakan VD-BOX setelah melihat adanya kesulitan dalam melakukan pendistribusian obat-obat kesehatan, terutama bagi wilayah-wilayah yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. “Lebih dari 20 persen penduduk di wilayah 3T mengalami malnutrisi, sehingga tingkat kesehatannya rendah,” terang pemuda berusia 20 tahun tersebut, Senin (30/11/2020).

Dengan tingkat kesehatan yang rendah tersebut, Adrian khawatir apabila pengadaan vaksin di daerah 3T akan sangat sulit, terutama ketika mengingat bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang ada di sana. “Dengan adanya hal tersebut saya berpikir, berarti nanti ketika vaksin masuk, bukankah akan sulit untuk mendistribusikan ke daerah 3T dengan tingkat kesehatan yang rendah?” ungkap Adrian.

Motivasinya dalam menciptakan kotak untuk pendistribusian vaksin juga timbul karena Indonesia telah memesan 100 juta vaksin melalui perusahaan farmasi AstraZeneca, tetapi kotak distribusi vaksin yang ada saat ini memiliki ukuran sangat besar dan dengan harga yang mahal. Dari sanalah Adrian menggagas ide untuk menciptakan VD-BOX, kotak distribusi vaksin yang murah tetapi tetap memenuhi standar keselamatan dan kesehatan.

Tidak hanya berupa karya tulis, Adrian juga telah membangun prototipe asli dari VD-BOX dan telah dilakukan uji coba. Lulusan terbaik SMA Negeri 1 Kebomas, Gresik tersebut membeberkan bahan yang digunakannya untuk membuat VD-BOX, yaitu dari material plastik High Density Polyethylene (HDPE). Yakni plastik yang terbuat dari minyak bumi dan memiliki karakteristik tidak tembus air, tidak berbau, tahan panas dan tahan benturan.

Dalam mendistribusikan vaksin, VD-BOX bekerja dengan menjaga kestabilan suhu di dalam kotak yaitu antara 2-8 derajat celcius dengan rentang waktu 15 jam sesuai dengan standar penyimpanan vaksin. Adrian mengaku berfokus pada bagaimana cara untuk bisa mendistribusikan vaksin dalam rentang waktu yang tinggi, tetapi dengan komponen yang ramah lingkungan. “Untuk VD-BOX, saya menggunakan HDPE daur ulang, bahkan ini merupakan bahan yang saya usung dan saya buat supaya aspek ramah lingkungannya tinggi,” papar Adrian.

Sementara itu, komponen pendingin yang dimiliki VD-BOX dibuat dengan menggunakan alat pendingin termoelektrik yang disebut peltier dan mengkombinasikannya dengan ice pack blue gel. Yakni merupakan produk yang mampu menyerap serta menyimpan hawa dingin dan bisa mempertahankan kebekuan suatu benda.

Rancang bangun dari VD-BOX ini disusun Adrian dengan menggunakan prinsip eco-design atau modular design, di mana apabila salah satu sisi kotak mengalami kendala maka kotak tersebut bisa diperbaiki dengan hanya mengganti bagian yang rusak. Dengan demikian, tidak boleh melakukan pengeleman atau pengelasan pada kotak.

Tidak sampai di situ, dalam menjaga ketahanan daya VD-BOX, Adrian juga mengintegrasikan hybrid energy resources yaitu pengisian daya yang bisa dilakukan dengan menggunakan panel surya atau sumber listrik biasa. “Jadi panel surya ini bisa diletakkan di daerah-daerah 3T. Namun, tidak hanya panel surya, alat ini juga bisa melakukan pengisian daya seperti alat elektronik biasanya,” ungkap mahasiswa yang hobi menulis itu.

VD-BOX rancangan Adrian juga dilengkapi dengan tas yang memiliki insulator yang bisa menjaga kestabilan suhu supaya tahan lama. “Alat ini juga menggunakan ide dan konsep untuk selanjutnya bisa melakukan sterilisasi bagian dalam kotak dengan menggunakan pencahayaan UV-C,” pungkas Adrian.

Sebelumnya, mahasiswa angkatan 2018 tersebut juga sempat membawa pulang medali emas di kompetisi International Science and Invention Fair (ISIF) dengan VD-BOX ciptaaannya dalam kategori Others (individu). Ke depan, Adrian berharap alatnya dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama ketika masa-masa pandemi berlangsung. tri

baca juga :

Dorong Inovasi Desa dengan “Jumat Bersabda”

gas

Satreskim Polresta Sidoarjo Ungkap Pelaku Prostitusi Anak

Maung Bandung Manfaatkan Jeda Panjang Pertandingan

Redaksi Global News