Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Adaptasi Kebiasaan Baru, Guru SD dan SMP di Surabaya Masuk Sekolah Hari Ini

Tenaga pendidik di SD dan SMP di Surabaya mulai masuk ke sekolah, Senin (23/11/2020).

SURABAYA (global-news.co.id) – Pemkot Surabaya menginstruksikan tenaga pendidik maupun non pendidik di
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai masuk ke sekolah, Senin
(23/11/2020) hari ini.
Hal tersebut berdasarkan surat edaran Walikota Surabaya nomor:
800/10371/436.7.1/2020 tentang Pengaturan Kerja di Kantor.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan guru SD dan SMP di Surabaya kembali masuk ke sekolah mulai Senin hari ini. Hal tersebut dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan sekolah tatap muka.
“Apalagi kemarin juga ada keputusan SKB (Surat Keputusan Bersama) menteri yang
menyatakan bahwa kewenangan terhadap pelaksanaan sekolah tatap muka itu dikembalikan
kepada daerah masing-masing. Itu sebagai langkah awal yaitu dengan memasukkan seluruh guru
baik negeri maupun swasta SD dan SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah,”
kata Febri dalam siaran pers yang diterima Senin, (23/11/2020).
Febri menjelaskan, jika sebelumnya tenaga pendidik melakukan Work From Home (WFH), yakni
kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah. Nah, dengan mulai masuknya guru SD dan SMP ini menjadi langkah awal persiapan melakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Terhadap para guru ketika nantinya setelah sekolah-sekolah yang akan diverifikasi maupun di
assessment oleh Tim Satgas Covid-19, juga Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan mana-mana yang bisa untuk pelaksanaan sekolah tatap muka maka akan segera dilaksanakan
pelaksanaan sekolah tatap muka,” ungkap dia.
Meski begitu, bagi para guru SD – SMP atau karyawan di sekolah yang memiliki komorbid atau
penyakit penyerta, pemkot mengimbau untuk tetap melakukan WFH atau kerja dari rumah. “Di dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya terkait untuk guru masuk semua, itu
ada batasan-batasan. Tentunya para guru yang memiliki penyakit bawaan ataupun komorbid itu untuk sementara tetap melaksanakan WFH,” katanya.
Sementara untuk pengawasan, Febri mengaku, jika Dinas Pendidikan sudah menyediakan laman
aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Guru Surabaya (SIAGUS). Di aplikasi tersebut, semua aktivitas baik absen maupun kegiatan belajar mengajar guru di Surabaya tercatat.
“Jadi terpantau semua, seandainya dia ada sakit apa, kemarin sudah di swab terus kemudian hasilnya negatif atau positif di situ juga mereka melakukan input. Jadi memang kesadaran dari
guru ini yang sangat dipentingkan untuk bisa tercapainya sekolah tatap muka yang ada di kota Surabaya,” jelasnya..
Febri juga menambahkan, dalam surat edaran walikota tersebut yang akan masuk ke sekolah mulai Senin ini tidak hanya tenaga pendidik. Tapi, bagi pegawai non guru atau karyawan di sekolah
yang tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta juga mulai masuk.
“Tentunya seperti itu. Jadi semua yang berkaitan terhadap kegiatan sekolah kecuali muridnya akan dilakukan adaptasi kebiasaan baru sebelum muridnya nanti yang akan dimasukkan di sekolah,” katanya. pur

baca juga :

Komisi V DPR RI Tinjau Infrastruktur Strategis Pamekasan

gas

Dirut PT SSI, Subaidi, Beri Santunan Anak Yatim

gas

Pemkot Surabaya dan IDI Bersinergi Tangani Masalah Kesehatan