Global-News.co.id
Madura Utama

Branding Batik Mobil Dinas Diikuti Kemendes PDT, Bupati Bangga 

Badrut Tamam saat launching mobil branding batik.

 

PAMEKASAN (global-news.co.id) – Branding batik tulis di semua kendaraan dinas yang dilakukan Pemkab Pamekasan, ternyata menginspirasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi Republik Indonesia (RI). Branding batik di kendaraan dinas kini juga dilakukan di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi RI.
Sebagaimana dilansir situs Kemendesa.go.id, Rabu 30/9/2020, gerakan ini merupakan bagian dari gerakan bangga buatan Indonesia. Karena tidak ada batik produk lain selain Indonesia. Tujuannya selain untuk melakukan kampanye batik dilingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi RI, juga  kampanye batik yang dimulai dari 25 September hingga 25 Oktober 2020.
Bupati Pamekasan Badrut Tamam mengaku bangga, ide kreatif yang dirancang Pemkab Pamekasan menginspirasi pemerintah pusat untuk ikut peduli pada hasil kerajinan masyarakat, khususnya batik yang telah diakui sebagai produk budaya tak benda yang berasal dari Indonesia.
Branding batik tulis pada kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Pamekasan diluncurkan pada 7 Januari 2019 pada 90 unit kendaraan dinas jenis mobil dan sepeda motor, dan dipimpin langsung oleh Bupati Pamekasan Badrut Tamam bersama Wakilnya Raja’e, kala itu.
Dasar pemikirannya diantaranya karena Pamekasan memang merupakan pusat kerajinan batik terbesar dan hasilnya terbaik di Indonesia. Ide kreatif pemimpin muda Pamekasan ini  mendapat penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
“Batik Pamekasan sebagai batik tulis terbaik di Indonesia itu diakui oleh kementerian koperasi dan UKM termasuk Ratu Hemas dari Yogyakarta saat berkunjung ke Pamekasan beberapa hari lalu, dan di Pamekasan ada Pasar Batik terbesar di Indonesia letaknya di Pasar 17 Agustus Jalan Pintu Gerbang Pamekasan,” ujar Badrut  Tamam.
Jumlah perajin batik tulis di kabupaten ini tercatat sebanyak 38 sentra batik, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Badrut Tamam mengungkapkan industry batik menyumbang 1-2 persen dalam sector industry, lebih rendah dari sector pertanian, kehutanan, dan perikanan yang sebesar 35,66 persen. Kemudian posisi kedua ditempati oleh sector perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 19,61 persen, dan kontribusi terbesar ketiga adalah sector konstruksi dengan kontribuasi sebesar 10,12 persen.
Industry batik juga memiliki keterkaitan erat dengn beberapa program yang sedang dicanangkan, seperti industry kreatif yang menurutnya relevan pada era industry 4.0 maupun dengan program wira usahawan baru, serta beberapa program lainnya.
“Oleh karena itu, Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industry batik di Pamekasan, dengan melakukan pembinaan, peningkatan SDM, dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik,” katanya. (mas)

baca juga :

Harga Kambing Naik Rp1,5 Juta, Walikota Mojokerto Terkejut

Redaksi Global News

LSM Asing Soroti Perlakuan Polri terhadap Pengkritik Jokowi

Redaksi Global News

Gubernur Khofifah Laporkan Perkembangan Perpres No 80 Tahun 2019 ke Wapres RI

Redaksi Global News