SURABAYA (global-news.co.id) – Dengan kembali naiknya angka konfirmasi positif
Covid-19 di berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur, hal ini berpengaruh pada
kapasitas bed isolasi yang ada di rumah sakit.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa kapasitas bed Isolasi di Jawa Timur relatif cukup, dengan jumlah bed isolasi sebanyak 6.611 bed dan ICU isolasi 860 bed. Angka tersebut menjadikan Jatim sebagai wilayah dengan kapasitas bed isolasi maupun ICU isolasi tertinggi di Indonesia.
“Alhamdulillah, saat ini bed isolasi di Jawa Timur relatif cukup. Bed Occupancy Rate –
nya saat ini 49%, artinya persentase ini ideal dan sesuai dengan standar Bed
Occupancy Ratio menurut WHO, yakni dibawah 60%,” tutur Gubernur Khofifah saat ditemui sesuai menghadiri Penutupan dan Wisuda Diklatpim II di Kantor BPSDM Provinsi Jatim, Jumat (11/9/2020) siang.
Berdasarkan laporan Ketahanan Kesehatan Dalam Menjalani Tatanan Hidup dari Kemenkes RI per 8 September 2020, Jawa Timur saat ini memiliki kapasitas bed isolasi mencapai 6.611 bed dengan 3.221 bed yang terisi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat yakni 4.477 bed dengan 1.724 bed yang terisi, DKI Jakarta yakni 4.417 bed dengan 3.776 bed yang terisi dan Jawa Tengah 3.664 bed dengan 2.110 bed yang terisi.
Sedangkan, kapasitas ICU isolasi Jatim mencapai 860 bed dengan keterisian hanya 72 bed. Angka ini lebih tinggi dari Jawa Tengah yakni 738 dengan keterisian 30 bed, Jawa Barat dengan 721 bed dengan keterisian 30 bed dan DKI Jakarta dengan 574 bed dengan keterisian 250 bed. “Ini semua, buah dari ikhtiar Pemprov Jatim bersama Pemkab/Pemkot untuk
meningkatkan jumlah bed isolasi. Dari Maret 525 bed, sekarang naik 12 kali lipat
menjadi 6.611 bed,” ungkap orang nomor satu Jatim ini.
Kendati demikian, Gubernur perempuan pertama Jatim ini tetap menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan patuh pada protokol kesehatan. Melihat
munculnya beberapa klaster baru dalam beberapa minggu ini, Gubernur Khofifah
berpesan agar masyarakat membatasi aktivitas yang dirasakan beresiko tinggi untuk terjadi penularan kasus Covid-19.
Selain itu, Khofifah juga menyampaikan ke masyarakat agar menghilangkan stigma
buruk kepada warga yang terkena Covid-19. Fenomena stigma ini membuat pasien dengan gejala Covid-19 takut ke rumah sakit sehingga baru datang ketika sudah dalam kondisi parah. Padahal jumlah bed isolasi dan ICU isolasi di Jawa Timur relatif masih cukup.
“Terlambatnya penanganan pasien positif ini dipengaruhi oleh adanya stigma sehingga masyarakat takut untuk ke Rumah Sakit untuk diperiksakan Covid-19, padahal saat ini bed isolasi kita masih cukup,” ujar Khofifah.
Sementara itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk terus meningkatkan
kapasitas 3T yakni testing, tracing dan treatment, dalam 5 bulan terakhir Jatim juga melakukan testing dan tracing yang cukup masif. Dalam laporan Ketahanan Kesehatan Dalam Menjalani Tatanan Hidup dari Kemenkes RI per tanggal 8 September 2020, disebutkan bahwa Jumlah Pemeriksaan Spesimen PCR 26 Mei – 7 September 2020 Jawa Timur menduduki peringkat dua yakni 169.016 dibawah DKI Jakarta 295.626,
angka ini diikuti oleh Jawa Tengah 136.456 dan Jawa Barat 134.548. fan, tri
berita selanjutnya