WASHINGTON (global-news.co.id) – Jumlah kematian akibat virus Corona di Amerika Serikat (AS) telah melampaui angka 200 ribu, menurut data dari Universitas Johns Hopkins (JHU). Sementara itu lebih dari 6,8 juta orang diketahui telah terinfeksi Covid-19 di AS, lebih banyak dari di negara lain mana pun.
Pencapaian tersebut terjadi di tengah peningkatan kasus di sejumlah negara bagian, termasuk North Dakota dan Utah. JHU melaporkan jumlah korban tewas baru mencapai 200.005 pada hari Selasa waktu setempat. JHU telah mengumpulkan data virus Corona secara global sejak wabah dimulai pada akhir tahun lalu di China seperti dilansir dari BBC, Rabu (23/9/2020).
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah berulang kali dikritik atas penanganan wabah tersebut. “Karena kebohongan dan ketidakmampuan Donald Trump dalam enam bulan terakhir, (kita) telah melihat salah satu kerugian terbesar dalam kehidupan Amerika dalam sejarah,” kata Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden awal pekan ini. “Dengan krisis ini, krisis nyata, krisis yang membutuhkan kepemimpinan presiden yang serius, dia tidak sanggup melakukannya. Dia membeku. Dia gagal bertindak. Dia panik. Dan Amerika telah membayar harga terburuk dari negara mana pun di dunia,” sambungnya.
Tetapi pada hari yang sama, Trump mengatakan bahwa dia dan pemerintahannya telah melakukan pekerjaan yang fenomenal dan memberikan dirinya nilai “A+” untuk penanganan pandemi. Dia mengatakan AS sedang mengatasi pandemi, dengan atau tanpa vaksin. Trump mengatakan bahwa jumlah kematian terbaru adalah hal yang mengerikan dan mengklaim Tiongkok seharusnya bisa menghentikan penyebaran virus ini.
Dia juga mempertahankan rekornya, dengan menyatakan bahwa jika AS tidak mengambil tindakan, jumlah kematian akibat Covid-19 akan mencapai dua juta, 2,5 atau tiga juta.
AS mengumumkan kasus virus Corona pertama yang dikonfirmasi pada 21 Januari. Ketika 15 kasus dilaporkan di negara itu, Trump memperkirakan bahwa jumlahnya akan “mendekati nol” dalam beberapa hari. Pada Maret, dia mengatakan jika kematian antara 100.000 dan 200.000, negara telah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Tetapi pada April, AS telah menjadi episentrum pandemi, melebihi jumlah kasus di Tiongkok, tempat virus bermula dan Italia, negara Eropa yang paling terpukul pada saat itu.
New York adalah daerah yang paling parah terkena dampak pada awal-awal wabah, pada satu titik melaporkan lebih banyak kasus virus Corona yang dikonfirmasi daripada negara mana pun di luar AS. Hal ini menimbulkan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pekerja darurat dan staf medis di garis depan.
Sementara kasus-kasus Covid-19 di New York mengalami penurunan, di negara lain justru mengalami peningkatan. Trump mengatakan kepada para pemilih awal bulan ini bahwa tindakannya di awal wabah “sangat kuat”. Dia mengutip larangan pelancong asing yang baru-baru ini berada di Tiongkok yang mulai berlaku pada awal Februari dan larangan pelancong dari negara-negara Eropa pada bulan berikutnya sebagai bukti usahanya. Tetapi Trump dituduh lambat dalam menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi virus.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut memalukan lebih dari 200 ribu warga Amerika meninggal akibat virus Corona. Hal itu diucapkannya saat menjawab pertanyaan seorang reporter tentang tonggak penting dalam perjuangan negara adidaya itu melawan pandemi. “Saya pikir jika kami tidak melakukannya dengan benar dan melakukannya dengan benar, Anda akan memiliki 2,5 juta kematian,” ujar Trump saat akan berangkat ke acara kampanye pemilu di Pittsburgh seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (23/9/2020).
AS menjadi negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 paling banyak di dunia, 60.000 kematian lebih banyak daripada Brasil, yang memiliki jumlah korban terburuk berikutnya. Jumlah total AS pada Selasa malam adalah 200.768.
Pemerintah AS telah dikritik karena tidak bertindak lebih cepat dan lebih tegas untuk menghentikan penyebaran virus. AS menyumbang hampir 6,9 juta dari 31,4 juta kasus di dunia. Ada kekhawatiran bahwa musim dingin yang akan datang di AS akan menyebabkan virus menyebar lebih cepat karena orang-orang memilih untuk berdiam di dalam ruangan. Trump juga menyalahkan Tiongkok, tempat virus itu muncul akhir tahun lalu, dengan mengatakan negara itu seharusnya menghentikannya di perbatasan. “Tiongkok membiarkan ini terjadi, dan ingat saja itu,” cetusnya. Jumlah total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi untuk daratan Tiongkok sendiri mencapai 85.307, sementara jumlah kematian tetap tidak berubah di angka 4.634.
Dalam video pidatonya di Sidang Umum PBB, Trump mengatakan PBB harus mengambil tindakan terhadap Tiongkok dan menyerukan agar Beijing dimintai pertanggungjawaban oleh PBB karena “melepaskan virus”. Dia juga mengklaim bahwa Organisasi Kesehatan Dunia secara virtual dikendalikan oleh Tiongkok. Menanggapi tudingan Trump, Perwakilan China di PBB Zhang Jun, mengatakan negaranya menolak tuduhan tak berdasar sebelum pidato Presiden Xi Jinping. zis, bbc, grd, sin