Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Begini Tips Cegah Masalah Kulit Akibat Pemakaian Masker

kpl
Cinta Laura dengan masker batiknya. Pandemi virus Corona telah menciptakan kebiasaan baru, salah satunya adalah penggunaan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah.

SURABAYA (global-news.co.id)  – Pandemi virus Corona telah menciptakan kebiasaan baru, salah satunya adalah penggunaan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah. Namun, bagi sebagian orang, kebiasaan tersebut justru berpotensi untuk menyebabkan beberapa masalah kulit.

Salah satu masalah yang sering terjadi adalah jerawat atau maskne, yakni kondisi di mana kulit mengalami gangguan karena penggunaan masker dalam waktu lama. Selain jerawat, ada juga masalah kulit lain, seperti dermatitis, dermatitis soboroik, folikulitis, dan rosasea.

Dikutip dari laman The New York Times, tenaga medis serta para pekerja lini depan lainnya merupakan golongan yang paling rentan terhadap masalah kulit. Sebab, mereka harus menggunakan masker serapat mungkin atau secara berlapis-lapis untuk waktu yang lama. Bahkan, sebuah studi dalam Journal of the American Academy of Dermatology mencatat tingkat kerusakan kulit yang dialami tenaga medis di Hubei Tiongkok mencapai angka 97%.

Studi yang sama juga menyebutkan bahwa lebih dari 70% tenaga medis mengalami gejala kulit kering 56,8% merasa nyeri di wajah saat disentuh serta 52,5% gatal. Selain itu, lebih dari 60% menghadapi kulit yang mengelupas, 49,4% eritema dan 32,9% memiliki jerawat.

Penggunaan masker bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Corona melalui droplet (partikel air) yang keluar ketika seseorang sedang bernapas, berbicara, batuk, atau bersin.

Lantas, apa langkah yang sebaiknya dilakukan agar masker dapat digunakan secara efektif dan tidak menimbulkan masalah pada kulit? Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Irmadita Citrashanty Sp KK, timbulnya masalah kulit bermula dari uap air yang dihasilkan saat seseorang sedang bernapas. “Jika tidak menggunakan masker, uap air secara otomatis terbang ke udara. Sebaliknya, penggunaan masker justru membuat uap air berkumpul di bagian yang tertutup, seperti pipi, hidung, dan dagu, sehingga menimbulkan kelembapan yang tinggi,” ujar dr Irmadita, Selasa (1/9/2020).

Apalagi jika masker digunakan hingga waktu yang melebihi anjuran dokter. Tidak hanya itu, bagian masker yang kotor juga menjadi sarang bagi bakteri atau kuman untuk tumbuh. “Penggunaan masker, idealnya selama empat jam. Setelah itu, ganti dengan masker yang baru. Karena kondisi kulit lembab dan masker yang kotor akan membuat masalah kulit semakin parah. Sebaiknya membawa masker lebih dari satu ketika bepergian,” imbuhnya.

Dosen dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga ini mengatakan, masyarakat tidak perlu bingung saat memilih masker. Sebab, masker jenis kain yang memiliki dua lapisan dengan tambahan tisu kering sebagai filter sudah dapat melindungi diri dari virus.

Meski begitu, masyarakat perlu memperhatikan jenis masker yang sesuai dengan kondisi kulit. Pada beberapa kasus, pemilihan kain yang tidak tepat justru akan menyebabkan alergi. Selain itu, masker yang terlalu ketat juga dapat menimbulkan iritasi, terutama jika terjadi gesekan berlebihan pada kulit. Salah satu jenis kain yang disarankan adalah katun.

“Panduan dari American Acedemy of Dermatology Association (AAD), harusnya ada waktu membuka masker untuk mengurangi kelembaban. Namun, karena tidak diperbolehkan membuka tutup masker, usahakan cari tempat yang sepi. Kalau umat muslim mungkin bisa memanfaatkan waktu saat wudhu jika ingin membuka masker,” tambah dr Irmadita.

Ia juga meminta masyarakat agar memperhatikan kebersihan dari masker dengan rutin mencucinya. Masker dapat dicuci menggunakan air serta detergen tanpa pewangi. Tidak hanya memperhatikan penggunaan dan kondisi masker, mencegah masalah kulit juga bisa dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kulit, salah satunya melalui skincare. “Skincare memiliki beberapa kandungan yang berfungsi mengurangi jerawat, antara lain, golongan retinoid, asam alfa hidroksi (AHA), serta asam salisilat (BHA). Selain itu, ada juga kandungan yang dapat mengobati jerawat, yakni vitamin B3 atau niasinamid,” sebutnya.

Umumnya, kulit akan mengalami proses pengelupasan selama 28 hari. Namun, dengan kandungan skincare tersebut, kulit akan mengelupas secara teratur, sehingga mencegah penumpukan sel kulit mati yang menjadi penyebab jerawat dan merangsang sel kulit baru. “Cara lain untuk merawat kebersihan kulit wajah adalah membasuh dengan air beserta sabun, terutama bagi mereka yang cenderung berjerawat. Tujuannya untuk mengurangi kelembapan, minyak, dan kotoran yang menumpuk saat menggunakan masker,” katanya.

Dokter yang juga seorang pengusaha ini menegaskan, tidak ada perawatan khusus dalam mencegah masalah kulit akibat masker. Asalkan, masyarakat rutin menjaga kebersihan kulit wajah, masker, dan senantiasa membawa kebutuhan pribadi, seperti skincare atau sabun, sehingga bisa digunakan setiap beraktivitas di luar rumah untuk waktu yang lama. “Kemudian, jangan menggunakan make-up di area yang tertutup masker,” sambungnya.

Jika mengalami masalah kulit serius, masyarakat dapat memanfaatkan layanan medis jarak jauh (telemedicine) yang sudah banyak tersedia untuk melakukan pemeriksaan. tri

baca juga :

John Robert Powers Rintis Play Group dan TK

Normalisasi Kali Buntung, Gubernur Khofifah Ikut Antisipasi Banjir Sidoarjo

Redaksi Global News

Hadapi Seri 2, Aji Ingatkan Pemain Akan Jauh Lebih Berat

Redaksi Global News