Global-News.co.id
Indeks Mancanegara Utama

Penyebaran Virus Melandai, Inggris Berencana Relaksasi Lockdown

Reuters
Inggris berencana  untuk merelaksasi lockdown, setelah jumlah kematian harian COVID-19  di negara itu terendah sejak pembatasan mobilitas masyarakat diberlakukan.

LONDON (global-news.co.id) — Inggris berencana  untuk merelaksasi lockdown, setelah mendapatkan laporan jumlah kematian harian COVID-19  di negara itu terendah sejak pembatasan mobilitas masyarakat diberlakukan. Perdana Menteri Inggris  Boris Johnson akan berbicara di  kabinet terkait relaksasi ini dalam waktu dekat.
Inggris mencatat jumlah kematian pasien COVID-19 sebanyak 55 orang atau paling rendah sejak 22 Maret 2020.
Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan data COVID-19 pada Senin (8/6/2020) menunjukkan bahwa pemerintah dapat melakukan relaksasi lockdown.
“Penyebaran virus corona tengah melandai di seluruh negeri. Tren penurunan ini berarti bahwa kami dapat melanjutkan rencana kami (relaksasi lockdown), tetapi kami melakukannya dengan berhati-hati dan tetap mengutamakan keselamatan,” katanya seperti dikutip di Bloomberg, Selasa (9/6/2020).
Johnson tengah berada di bawah tekanan publik karena strategi penanganan pandemi COVID-19 menuai protes. Dia berada di bawah tekanan untuk merelaksasi toko ritel dalam menjalankan usaha.
Inggris kemungkinan akan melonggarkan kebijakan lockdown untuk warga negara asing pada 29 Juni 2020. Namun, hal ini hanya akan berlaku untuk beberapa negara.
Pemerintah Inggris menilai bidang pendidikan merupakan yang paling sulit untuk diberikan relaksasi. Rencana pemerintah untuk mengembalikan siswa sekolah dasar ke ruang kelas pada akhir semester ini telah dibatalkan.
Selain itu industri restoran juga kesulitan menerapkan ketentuan relaksasi lockdown. Pada 4 Juli 2020, pub dan restoran akan diizikan membuka kembali area terbuka untuk makan di tempat secara terbatas, tetapi mereka mengatakan hal itu sulit dilakukan bila pelanggan wajib menjaga jarak dua meter antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, mereka meminta jarak antar pelanggan dipotong 50 persen atau menjadi satu meter.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Kesehatan Hancock mengatakan bahwa berdasarkan saran dari kelompok penasihat kesehatan bahwa semakin dekat jarak antar manusia, kemungkinan penyebaran virus juga akan semakin besar.
“Pada akhirnya itu bukan aturan yang menjadi tantangan bagi pembukaan industri hospitality dengan cara yang aman, ini adalah virus dan kita harus menemukan cara untuk dapat membuka kembali perekonomian dengan cara yang tidak mengarah pada peningkatan penyebaran virus,” katanya. zis, bis, blo

baca juga :

Tagar Indonesia Terserah dari Tenaga Medis, Pemerintah Harus Respons Sinyal Kekecewaan Ini

Redaksi Global News

Ikut Salatkan Jenazah, Plt Walikota Whisnu Sebut Fadly Kebanggaan Surabaya

Redaksi Global News

Kapal Penangkap Ikan Buron Interpol Dijadikan Monumen

Redaksi Global News