Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Indeks Utama

Terimbas Corona, Laba Pegadaian Tahun Ini Diproyeksi Turun 21,2%

Karyawan Pegadaian melayani nasabah. Perusahaan pelat merah ini memproyeksikan adanya penurunan laba hingga 21,2 persen pada akhir 2020 sebagai dampak dari penyebaran virus corona.

JAKARTA (global-news.co.id) — Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kinerja PT Pegadaian (Persero). Perusahaan pelat merah ini memproyeksikan adanya penurunan laba hingga 21,2 persen pada akhir 2020 sebagai dampak dari penyebaran virus corona.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menjelaskan bahwa perseroan akan terdampak oleh pandemi COVID-19 karena sebagian besar nasabah menggunakan layanan gadai. Meskipun begitu, jaminan yang jelas dari gadai membuat penurunan kinerja dinilai tidak akan terlalu dalam.
“Pada akhir tahun nanti kami perkirakan masih ada pertumbuhan pendapatan dan outstanding pinjaman, tetapi laba rugi kami akan terpengaruh,” ujar Kuswiyoto, Kamis (30/4/2020).
Perseroan memproyeksikan perolehan laba pada akhir 2020 senilai Rp 2,45 triliun. Jumlah tersebut turun hingga 21,2 persen (year-on-year/yoy) dari laba 2019 senilai Rp 3,11 trilun.
Menurut Kuswiyoto, proyeksi tersebut menggunakan asumsi dampak COVID-19 berlangsung selama enam bulan, yakni April-September 2020. Dalam masa tersebut pertumbuhan pinjaman diperkirakan akan stagnan.
“Proyeksi penurunan laba telah memperhitungkan asumsi adanya kebijakan stimulus bagi nasabah, kenaikan nasabah, dan kenaikan non-performing loan,” ujarnya.
Meskipun laba diperkirakan turun, Pegadaian memproyeksikan perolehan pendapatan senilai Rp 18,06 triliun. Jumlah tersebut naik 2,09 persen (yoy) dari pendapatan tahun lalu senilai Rp 17,69 triliun.
Outstanding pinjaman perseroan pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp 54,78 triliun atau naik 8,75 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp 50,37 triliun. Adapun, aset Pegadaian pada penghujung 2020 diperkirakan akan mencapai Rp 71,23 triliun atau naik 9,04 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp 65,32 triliun.
Kuswiyoto menjelaskan bahwa pembiayaan bermasalah (NPL) perseroan pada akhir tahun ini berpotensi mencapai 3,35 persen, meningkat dari posisi akhir 2019 sebesar 1,75 turun.
Dia menjelaskan bahwa dalam kondisi saat ini, Pegadaian mengharapkan bank-bank Himbara memiliki likuiditas yang cukup, karena sumber dana utama perseroan berasal dari Himbara dan pasar modal. ejo, bis

baca juga :

Pemerintah Rombak Total Kebijakan Minyak Goreng Sawit Curah

Redaksi Global News

Perbaikan IPAM Karang Pilang 3, PDAM Imbau Warga Tampung Air

Redaksi Global News

Liga 1: Misi Sulit Bhayangkara di Kandang Madura United FC

Redaksi Global News