Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Ini Penyebab Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Perasa

Kondisi yang dikeluhkan sejumlah pasien COVID-19 yakni hilangnya kemampuan indra perasa.

JAKARTA (global-news.co.id) – Salah satu kondisi yang dikeluhkan sejumlah pasien COVID-19 yakni hilangnya kemampuan indra perasa.
Dilansir dari The Atlantic, Sabtu (25/4/2020), salah satu pengalaman pasien COVID-19 yakni penulis asal Providence, Rhode Island, Karan Manhajam mengungkapkan bahwa indra perasa dan penciumannya terganggu meski tidak ada gejala berat lainnya. Dia mengatakan makan pizza seperti makan kardus.
Jonathan Aviv, seorang dokter THT di New York, mengatakan semakin hari semakin banyak jumlah pasien muda datang kepadanya dan mengeluhkan tiba-tiba kehilangan kemampuan mencicipi. Dia tidak yakin harus memberi tahu mereka tentang apa yang sedang terjadi.
“Skenarionya adalah bahwa efek inflamasi infeksi sementara mengubah fungsi syaraf penciuman. Kemungkinan yang paling menakutkan adalah virus itu menyerang syaraf itu sendiri,” katanya.
Virus yang menyerang syaraf dapat menyebabkan gangguan jangka panjang dan dapat memengaruhi bagian lain dari sistem syaraf.
Meskipun SARS-CoV-2 (virus corona baru) tidak dilaporkan menyerang otak dan tulang belakang secara langsung, pendahulunya SARS-CoV tampaknya memiliki kemampuan itu. Jika sel-sel syaraf terhindar oleh virus baru, mereka akan berada di antaranya.
Ketika virus corona menempel pada sel, virus bakal terhubung dan menerobos, kemudian mulai mereplikasi.
Virus berkembang di sel-sel nasofaring dan turun ke paru-paru, tetapi juga diketahui aktif pada sel-sel hati, usus, dan jantung. Virus ini menyebar ke seluruh tubuh selama berhari-hari atau berminggu-minggu dalam mode siluman, mengambil alih sel inang sambil menghindari respon imun.
Diperlukan waktu satu atau dua minggu bagi tubuh untuk sepenuhnya mengenali sejauh mana tubuh itu kewalahan. Pada titik ini, reaksinya seringkali tidak tenang dan terukur. Sistem kekebalan masuk ke keadaan hiperaktif, menarik semua alarm yang tersedia untuk memobilisasi mekanisme pertahanan tubuh. Inilah saat orang tiba-tiba jatuh sakit.
Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, beberapa gejala COVID-19 sangat beragam mulai dari gejala ringan sampai berat. Gejala ini muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar oleh virus.
Beberapa di antaranya adalah demam, batuk, sulit bernapas, kedinginan, menggigil berulang, sakit otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan indera perasa dan bau. tri, bis

baca juga :

Bangun IPAL Komunal, Pertamina Berupaya Tuntaskan Masalah Limbah di Kampung Cabut Duri

gas

Erupsi Semeru, Asprov PSSI Jatim Hibur Anak Korban APG Main Bola

Redaksi Global News

Pemanfaatan Ruang Pesisir dan Laut Butuh Kolaborasi Banyak Pihak

Redaksi Global News