Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Indeks Utama

IMF Prediksikan Ekonomi Indonesia Hanya Naik 0,5 Persen Tahun Ini

Indonesia diprediksi hanya tumbuh 0,5 persen tahun ini akibat aktivitas ekonomi yang tertekan karena pandemi virus corona.

JAKARTA (global-news.co.id) – International Monetary Fund (IMF) dalam laporan World Economic Outolook, memperkirakan pertumbuhan ekonomi sejumlah negara di Asia akan mengalami penurunan signifikan tahun ini seiring dengan krisis akibat virus corona atau COVID-19.

Indonesia diprediksi hanya tumbuh 0,5 persen akibat aktivitas ekonomi yang tertekan karena pandemi virus corona. Negara Asia lainnya, seperti India diperkirakan tumbuh 1,9 persen. Sementara itu, Thailand akan mengalami kontraksi besar hingga -6,7 persen.

Namun, regional Emerging Asia diproyeksikan menjadi satu-satunya wilayah dengan tingkat pertumbuhan positif pada tahun 2020 sebesar 1,0 persen, 5 persentase poin di bawah rata-rata pertumbuhan pada dekade sebelumnya.

Indikator ekonomi Tiongkok seperti produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap menunjukkan kontraksi dalam kegiatan ekonomi pada kuartal pertama bisa sekitar 8 persen secara tahunan.

“Wilayah lain diproyeksikan mengalami perlambatan parah atau kontraksi langsung dalam kegiatan ekonomi, termasuk Amerika Latin (-5,2 persen) – dengan perkiraan pertumbuhan Brasil di -5,3 persen dan Meksiko di -6,6 persen,” tulis ekonom IMF dalam laporannya, dilansir Selasa (14/4/2020) malam.

Kontraksi juga diperkirakan terjadi di Eropa (–5,2 persen), Rusia (–5,5 persen), Timur Tengah dan Asia Tengah (–2,8 persen), dengan perkiraan pertumbuhan Arab Saudi pada –2,3 persen.

Dalam laporannya, IMF memprediksikan great lockdown akan menjadi peristiwa resesi terparah sejak depresi besar. Organisasi internasional itu juga memperingatkan bahwa kontraksi dan pemulihan ekonomi dunia akan mengarah ke skenario terburuk dari yang diperkirakan jika virus corona bertahan lama atau kembali mencuat.

Namun, pertumbuhan global diperkirakan akan pulih ke 5,8 persen pada 2021, mencerminkan normalisasi kegiatan ekonomi dari tingkat yang sangat rendah. Tahun depan, kelompok ekonomi maju diperkirakan tumbuh 4,5 persen, sementara pertumbuhan untuk pasar negara berkembang dan kelompok ekonomi berkembang diperkirakan 6,6 persen.

Laporan World Economic Outlook yang disampaikan untuk pertama kalinya sejak penyebaran virus corona pertama kali diketahui dan melumpuhkan sejumlah ekonomi memperkirakan bahwa produk domestik bruto global akan menyusut 3 persen tahun ini.

Dilansir melalui Bloomberg, prediksi tersebut berbanding terbalik dengan proyeksi ekspansi sebesar 3 persen yang disampaikan pada Januari 2020 dan kemungkinan besar mengarah pada kemerosotan terbesar dalam hampir satu abad terakhir.

“Krisis ini berbeda dari yang sebelumnya. Seperti dalam perang atau krisis politik, ada ketidakpastian yang berlanjut tentang durasi dan intensitas guncangan,” tulis Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (14/4/2020).

Prediksi ini juga jauh lebih tinggi dari kontraksi ekonomi global sebesar 0,1 persen pada krisis keuangan 2009. Meskipun ada antisipasi pertumbuhan sebesar 5,8 persen untuk tahun depan, yang akan menjadi rebound terkuat sejak 1980, IMF mengingatkan masih ada risiko yang dapat memicu pertumbuhan tertekan.

“Kondisinya sangat bergantung pada berapa lama pandemi berlangsung, pengaruhnya terhadap aktivitas serta tekanan di pasar keuangan dan komoditas,” kata organisasi yang bermarkas di Washington DC ini.

Dalam nada yang lebih pesimistis, IMF menggambarkan tiga skenario alternatif yakni jika pandemi virus corona berlangsung lebih lama, virus kembali muncul pada 2021, atau keduanya.

Pandemi yang lebih panjang akan menggerus PDB sebesar 3 persen tahun ini, sementara itu jika virus kembali muncul atau berlangsung hingga tahun depan proyeksi output 2021 akan berkurang hingga 8 persen.

Seperti halnya penyebaran virus, pukulan terhadap ekonomi juga hampir merata. PDB Amerika Serikat diperkirakan terkontraksi 5,9 persen dibandingkan dengan prospek ekspansi globalnya sebesar 2 persen yang diperkirakan pada Januari lalu. IMF memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 4,7 persen tahun depan. Sementara itu ekonomi zona euro diperkirakan akan menyusut 7,5 persen pada 2020 dan berekspansi 4,7 persen pada 2021. ejo, bis, ins

baca juga :

Ikuti Maman dan Tony, Osvaldo Bertahan di Persija

Redaksi Global News

Bantu Selamatkan Aset, Walikota Eri Cahyadi Beri Penghargaan Jajaran Kejari Tanjung Perak

Titis Global News

Pemerintah Upayakan Serapan Belanja di Awal Tahun

Redaksi Global News