Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

Virus Corona, Ada 18 Warga Bekasi dalam Pengawasan

BEKASI (global-news.co.id) – Pemerintah telah resmi mengumumkan dua warga terjangkit virus corona COVID-19. Terkait itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut saat ini terdapat 18 warganya yang menjadi perhatian dan dalam pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Sebanyak 18 warga itu tersebar di 12 kecamatan yang ada di Kota Bekasi.

Rahmat Effendi

“Ada beberapa wilayah kita, sedang dalam pemantauan puskesmas, sudah dipantau oleh Dinas Kesehatan,” kata Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi Selatan, Selasa (3/2/2020).

Sejauh ini, kata Rahmat, Dinkes Kota Bekasi telah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Sulianti dan rumah sakit lainnya. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. “Sudah ada yang dicek beberapa orang dan negatif juga, nah 18 sisanya itu masih dalam pengawasan,” ungkap Rahmat.

Menurut Rahmat, Pemkot Bekasi telah bekerjasama dengan unsur tiga pilar jika kemungkinan adanya penindakan. Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu panik dalam menyikapi persoalan wabah virus corona.

“Sebenarnya tidak perlu khawatir, kita hidup bersih kita melakukan upaya-upaya kepada masyarakat dan Pemkot Bekasi sudah membuat surat edaran terkait corona. Serta tadi saya juga sudah berkoordinasi dengan wakil wali kota, Dandim dan Kapolres untuk melakukan upaya semacam evaluasi kalau memang terjadi,” pungkasnya.

Pemerintah Jawa Barat juga telah menetapkan status siaga 1 dalam kasus penyebaran virus corona menyusul adanya dua warga Depok yang positif terpapar virus mematikan itu. Pemkot Bekasi telah bersiaga dengan menyebar imbauan dan call center bagi jutaan masyarakat.

Wali Kota Rahmat Effendi mengaku telah mengintruksikan seluruh rumah sakit dan puskesmas untuk melakukan deteksi dan pencegahan, respon dan antisipasi munculnya kasus-kasus dengan gejala pneumonia berat dengan etiologi tidak jelas seperti di Tiongkok. “Antisipsi ini berlaku bagi pasien yang berobat di Fasyenkes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) pemerintah dan swasta di Kota Bekasi, baik fayankes primer maupun rujukan,” kata Rahmat.

Rahmat menegaskan, jika ditemukan gejala penyakit seperti corona di Fayankes agar dilakukan tatalaksana, isolasi dan segera dilaporkan secara berjenjang sesuai dengan sistem surveilans kesehatan yang berlaku di Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Hal itu kata dia, untuk di teruskan ke Dinkes Provinsi Jawa Barat dan Ditjen P2P Kemenkes. “Masyarakat juga harus menjaga kondisi lingkungan dan kesehatan. Lapor jika ada gejala-gejala seperti itu. Kita harus selalu waspada juga,” pungkasnya.

Pegawai BUMN Meninggal

Warga Bekasi yang diduga terinfeksi virus corona meninggal setelah mengunjungi Cianjur. Dia meninggal dunia, Selasa (3/3/2020). Pria yang merupakan pegawai BUMN di Bekasi itu meninggal dunia di Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH) Cianjur. Nama warga Bekasi itu, Dirja berusia 50 tahun.

Dirja meninggal sebelum sempat dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Warga Bekasi itu meninggal saat berkunjung ke rumah saudaranya di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur. Dia meninggal dunia Selasa subuh, sekitar pukul 04.00.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal menjelaskan pasien tidak langsung dirujuk lantaran kondisinya terus mengalami penurunan. Oleh karena itu, pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan melakukan penanganan medis agar pasien bisa membaik sehingga dapat segera dirujuk ke Bandung. “Tapi ternyata kondisinya terus menurun, hingga akhirnya meninggal dunia,” kata Yusman Faisal di Cianjur, Selasa (3/3/2020).

Yusman menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah pasien tersebut memang positif corona atau meninggal dunia karena virus tersebut. Namun pihaknya sudah mengambil sampel darah untuk diuji labolatorium sehingga dapat dipastikan penyebab kematian pasien.

“Untuk corona-nya kan masih suspect atau diduga, belum positif. Jadi belum bisa dipastikan juga apa penyebab kematiannya. Kami juga sedang koordinasi dengan rumah sakit terkait penyebab kematian pasien. Tapi sampel darah sudah diambil untuk diuji lab,” paparnya. ejo, sua

baca juga :

Reformasi Birokrasi Dipercepat, Jokowi Minta ASN Adaptif Teknologi

Redaksi Global News

PLN Salurkan Bantuan 12 Ribu Lampu LED Darurat ke Warga Madura

Teknik Kimia Untirta Banten Kunjungi PEM Akamigas

Redaksi Global News