Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

BPPT-Lock Dipasang di PLTU Pacitan, TPPI Tuban Menyusul

 

Istimewa
Inovasi BPPT-Lock dalam perbaikan breakwater PLTU Pacitan tahap I, selanjutnya disusul tahap II yang segera dilakukan pada tahun ini.

SURABAYA (global-news.co.id)  — Selain fokus menuntaskan desain wahana angkut anjungan lepas pantai pasca operasi (ALPO),  BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) memiliki inovasi unggulan guna mendukung kemandirian teknologi di Indonesia, khususnya dalam perlindungan pantai dan pelabuhan yakni BPPT-Lock.

Setelah diterapkan di PLTU Pacitan pada pekerjaan pertama, saat ini banyak perusahaan tertarik menggunakan BPPT-Lock.  Di Jatim di  antaranya perbaikan breakwater PLTU Pacitan tahap 2 yang akan segera dimulai tahun ini dan perbaikan breakwater di TPPI Tuban.

“Dengan banyaknya permintaan tersebut dapat kita prediksi bahwa BPPT-Lock akan semakin banyak digunakan di Indonesia, dan bisa memberikan nilai tambah yakni menambah kekuatan bagunan pelabuhan dan pantai di mana BPPT Lock diterapkan sebagai hasil inovasi BPPT,” kata Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim BPPT Dr Taufiq Arif Setyanto ST, MEng saat berada di Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT  Surabaya kemarin.

Selain itu, lanjut Taufiq, penggunaan BPPT-Lock mampu menambah nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dibandingkan dengan pemakaian hasil inovasi serupa dari luar negeri sehingga dapat membantu pencapaian kemandirian bangsa di bidang Teknologi Kepelabuhanan dan Dinamika Pantai.

GN/Titis Tri Wahyanti
Dr Taufiq Arif Setyanto ST, MEng

Dijelaskan Taufiq,  BPPT-Lock merupakan satu bentuk unit lapis lindung beton untuk perlindungan pantai yang merupakan  hasil inovasi  dari BPDP (sekarang BTIPDP) – BPPT tahun 2010 dan telah menerima paten dari KemenKumHam RI bulan Agustus 2012 dengan nomor paten : ID P0031532.

Pengujian teknis BPPT-Lock di laboratorium telah dilaksanakan dan telah terbukti memiliki keunggulan teknis, khususnya dalam hal kekuatan stabilitas hidraulik, di mana BPPT-Lock lebih unggul dibanding tetrapod dan dolos (dua jenis unit lapis lindung yang banyak digunakan di Indonesia), juga dibanding Xbloc (unit lapis lindung sejenis yang merupakan pendahulunya.

Diceritakan Taufiq, perjalanan BPPT-Lock sampai ke tahap inovasi sangat berat, karena calon pengguna (pemerintah dan swasta) berkeberatan untuk menggunakan di lapangan untuk yang pertama kalinya, dan lebih memilih unit lapis lindung lama yang sudah pernah digunakan.

Beberapa kali usaha untuk melaksanakan inovasi, misalnya di Anyer, Batang, dengan mencoba menggandeng PT Adhimix dan PT PP Dirgareka sebagai perusahaan beton, tetapi tidak sampai ke taraf yang lebih serius. Bahkan dengan PT Opsico Semarang yang dilakukan sampai ke desain yang lebih detil, tetapi pada akhirnya gagal juga.

Pada awal 2018 ada usulan inovasi BPPT- Lock dari Dr Haryo Dwito Armono ST,MEng (Pakar Teknik Pantai – Dosen Teknik Kelautan ITS) yang rencananya BPP- Lock akan dipergunakan di Pantai PLTU Pacitan. “Saat itu beliau meminjam model BPPT-Lock untuk diuji dulu melalui penelitian mahasiswanya di ITS. Dari sinilah BPPT-Lock akhirnya digunakan di PLTU Pacitan,” kata Taufiq.

Sebagai unit lapis lindung relatif baru, BPPT-Lock telah didesain dengan keunggulan kriteria teknis, kriteria ekonomi, misalnya kebutuhan bahan beton (concrete) yang rendah, proses produksi yang sederhana dan murah, penanganan/mobilitas yang mudah, proses pemasangan di lapangan yang mudah, serta kerapatan pengepakan yang tinggi.

“Kriteria teknologi itu di antaranya memiliki stabilitas hidraulik yang baik disebabkan ikatan antar unit yang kuat. Pemasangan di lapangan mudah karena dapat dipasang secara teratur dan acak,” katanya.

Soal pemasaran BPPT-Lock menurut Taufiq adalah pada industri yang bergerak di bidang konstruki kepelabuhan dan pantai yang membutuhkan unit lapis pelindung. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang sangat panjang (sekitar 81.000 Km), sehingga masalah lingkungan di pantai merupakan satu hal yang harus mendapat perhatian.

Salah satu permasalahan lingkungan yang ada di pantai Indonesia adalah banyaknya wilayah pesisir/pantai yang terkikis oleh gelombang laut, sehingga apabila dibiarkan maka lambat laun luasan wilayah darat/pantai semakin berkurang.

Indonesia juga banyak membutuhkan pelabuhan, baik pelabuhan umum (penumpang dan barang) maupun pelabuhan perikanan. “Ketenangan kolam labuh di pelabuhan merupakan persyaratan utama untuk beroperasinya kapal di kolam pelabuhan secara aman, nyaman, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” katanya.

Inovasi BPPT-Lock juga dapat diterapkan pada pembuatan bangunan-bangunan pelindung pantai, yaitu: breakwater, groin, jetty, dan revetmen yang banyak dibutuhkan di Indonesia karena merupakan negara kepulauan yang memiliki pantai yang sangat panjang.

Sedangkan inovasi BPPT-Lock yang telah dilaksanakan pada tahap pertama pada perbaikan breakwater di PLTU Pacitan (PT PJB UB JOM PLTU Pacitan). Sedangkan pengecoran BPPT-Lock dilaksanakan di sekitar pelabuhan PLTU Pacitan dengan mutu beton K-350.

Setelah BPPT-Lock diterapkan di PLTU Pacitan pada pekerjaan pertama, maka banyak perusahaan lain yang mulai tertarik menggunakan BPPT-Lock.  Di antaranya perbaikan breakwater PLTU Pacitan tahap 2 yang akan segera dimulai. “Saat ini dalam tahap negosiasi antara PT PJB sebagai owner pekerjaan dengan PT RE sebagai kontraktor,” katanya.

PT RE sebagai kontraktor akan menggunakan BPPT-Lock sebagai armour unitnya. Pekerjaan ini akan menggunakan BPPT-Lock lebih banyak, yaitu sekitar 1.500 buah, dua kali lipat dari tahap pertama, dengan bobot BPPT-Lock sama dengan pada tahap pertama, yaitu 11 ton.

Potensi pasar lainnya adalah Pertamina Balongan. Pertamina Balongan Kabupaten Indramayu berencana akan mereklamasi pantai di Lokasi Pantai Pertamina Balongan, dan tanah reklamasi akan dilindungi dengan struktur revetmen. Panjang pantai yang direklamasi sekitar 3 km. Salah satu rekomendasi untuk struktur lapis lindung utama revetment menggunakan lapis lindung BPPT-Lock.

Juga ada TPPI Tuban. Breakwater Celullar Coferdam di Pelabuhan PT TPPI (Trans-Pacific Petrochemical Indotama) Tuban saat ini mengalami kerusakan sehingga menyebabkan gelombang besar masuk di area kolam labuh yang mengganggu operasional pelabuhan ( sandar kapal dan bongkar muat), juga mempercepat sedimentasi (pendangkalan di kolam labuh).

Untuk perbaikan breakwater di TPPI Tuban, salah satu rekomendasinya dengan membuat breakwater baru di sebelah utara breakwater eksisting. Breakwater tersebut berupa breakwater rubble mound dengan menggunakan lapis lindung utama BPPT-Lock. tis

baca juga :

Dinas Lingkungan Hidup Surabaya Siapkan Call Center Pengaduan Masyarakat

Redaksi Global News

Fatalitas Pertama, Dua Pasien Konfirmasi Omicron Meninggal Dunia

Redaksi Global News

Parade Surabaya Juang Tampilkan Teatrikal Perjuangan Arek-Arek Suroboyo

Redaksi Global News