Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Deteksi Dini Stunting di Surabaya, 2.776 Posyandu Gelar Timbang Anak Serentak

Salah satu posyandu saat melakukan aktivitas timbang anak.

SURABAYA (global-news.co.id) – Bulan Timbang Anak tahun ini diperingati sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, untuk mendeteksi dini stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menggelar kegiatan Timbang Serentak di Posyandu yang tersebar se-Surabaya, Rabu (12/2/2020).

Kegiatan ini diselenggarakan di 2.776 Posyandu dan diikuti sekitar 181 balita Surabaya. Upaya ini dilakukan sesuai pedoman Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 Tahun 2016 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 tahun 2017 tentang Upaya Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (GERNAS PPG) dalam Kerangka 1000 HPK.

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pemantauan status gizi dari seluruh balita melalui Posyandu. Selain itu, melalui kegiatan ini, Dinkes dapat melakukan deteksi dini pencegahan stunting untuk balita yang membutuhkan gizi tambahan agar dapat diintervensi oleh Pemkot Surabaya.

“Itu yang akan kita intervensi. Supaya tidak ada gizi buruk dan mencegah stunting yang terjadi pada balita atau statusnya berada di bawah garis merah,” kata Feny sapaan akrab Febria Rachmanita.

Ia menjelaskan, selama kegiatan berlangsung, balita akan ditimbang dan diberikan vitamin A. Sementara itu, bagi orang tuanya dapat mengikuti emo demo tentang kesehatan ibu dan anak. Misalnya, dimulai dari hal yang paling sederhana yakni pentingnya mencuci tangan. “Karena kan tadi dianggap cuci tangan itu adalah hal yang sepele. Padahal di situlah awal timbulnya penyakit,” ujar Feny.

Setelah dilakukan timbang dan tinggi badan, lanjut Feny, anak akan diberikan pemberian makanan tambahan (PMT). PMT tersebut khusus diberikan bagi mereka yang membutuhkan gizi tambahan. Semua itu disesuaikan dengan status gizi dari masing-masing balita. “Kami juga memberikan intervensi berupa pendampingan dari dokter spesialis gizi balita dan dokter spesialis anak,” jelasnya.

Meskipun kegiatan Posyandu sudah berjalan rutin setiap satu bulan sekali, namun kali ini berbeda. Seusai kegiatan Posyandu, petugas dari Dinkes akan mendata keseluruhan kesehatan anak. “Semua itu dilakukan Dinkes agar para balita terhindar dari gizi buruk dan stunting,” katanya.

Sementara itu, warga Tempel Sutorejo, Kecamatan Tegalsari Surabaya, Aisyatul Ishriyyah (24) mengucapkan terima kasih kepada pemkot yang sudah menyelenggarakan kegiatan emo demo. Bagi dia, acara seperti ini menambah pengetahuan agar anak dan ibunya tidak mudah terserang penyakit. “Ada praktiknya juga. Anak ditimbang dikasih vitamin alhamdulillah berat badan anak saya juga naik tiap bulan,” kata Aisyatul sembari menggendong putranya saat di Posyandu.

Ia berharap, setiap bulannya kegiatan sosialisasi semacam ini semakin sering dilakukan untuk menambah wawasan para ibu. Khususnya ibu muda yang baru memiliki momongan. “Saya semakin tahu pertumbuhan badan anak saya. Jadi kita bisa waspada biar anak tidak sampai gizi buruk. Anak saya saat ini beratnya 6 kilogram, sebelumnya 5,8 kilogram. Saya bersyukur,” pungkas dia. pur

baca juga :

10 Juli: Positif COVID-19 di Jatim 15.720 Orang dan Meninggal 1.202

Redaksi Global News

Gagas Rumah Sakit Kontainer, Tim Mahasiswa ITS Raih Medali Emas

Redaksi Global News

Mampukah Resolusi Majelis Umum PBB Ubah Keputusan Trump soal Yerusalem?

Redaksi Global News