Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Cegah Kanker, Dinkes Jatim Ajak Berperilaku CERDIK

SURABAYA (global-news.co.id) – Hingga kini kanker masih menjadi penyebab kedua kematian di dunia. Sebanyak 9,8 juta kematian kematian pada tahun 2018, akibat kanker.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Herlin Ferliana MKes didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, drg Setya Budiono MKes, dalam temu media terkait Hari Kanker Sedunia, Selasa (4/2/2020)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr Herlin Ferliana MKes, mengatakan, Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap 4 Februari, mengingatkan kita ada satu momen yang harus ditindak lanjuti untuk melakukan pencegahan kanker. “Sekecil apapun peran yang dilakukan dalam upaya mencegah  sebagaimana tema Hari Kanker tahun ini  ‘I Am and I Will,’” ujar Herlin di kantornya Senin (4/2/2020).

Salah satu poin upaya penanggulangan kanker adalah menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga bisa memberikan pelayanan yang komprehensif yang meliputi kegiatan promotif, yang ditekankan dalam hal ini adalah perilaku CERDIK.  C-cek kesehatan secara berkala, E-enyahkan asap rokok, R-rajin olahraga, D-diet seimbang, I-istirahat yang cukup, dan K-kelola stres. “Berdasarkan data, 30-50%  kanker bisa dicegah bila kita menerapkan perilaku CERDIK ini,” kata Herlin didampingi drg Setya Budiono MKes, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Cek kesehatan secara berkala bisa dengan melakukan sadari (periksa payudara sendiri) 7 hari setelah haid selesai. Bila menemukan benjolan, segera lakukan sadanis (pemeriksaan payudara secara klinis) yang bisa dilakukan di puskesmas atau mamografi pada fasilitas kesehatan yang menyediakan. Begitu pun bila menderita batuk tidak sembuh-sembuh, mengalami diare atau susah buang air besar selama berhari-hari, berak berdarah, atau keputihan yang terus menerus dan berbau, hendaknya segera memeriksakan diri ke tenaga profesional.

Sementara tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan imunisasi. Ada beberapa imunisasi yaitu Hepatitis B (untuk mencegah kanker hati), vaksinasi Human papillomavirus/HPV (untuk mencegah kanker serviks), tes IVA –inspeksi visual dengan asam asetat (untuk deteksi dini kanker serviks), atau melakukan papsmear.

Lebih lanjut Herlin mengungkap, dari 9,8 juta kematian yang disebabkan kanker tersebut, 70%-nya terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Oleh karenanya lewat peringatan Hari Kanker Sedunia, masyarakat diingatkan tentang pentingnya komitmen untuk melakukan upaya pencegahan tersebut.

Di Indonesia sendiri, setiap tahun terdapat 348.809 kasus kanker baru dan yang meninggal sebanyak 207.201 jiwa. Dan berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, kanker merupakan penyakit katastropik –penyakit yang proses perawatannya memerlukan keahlian khusus dengan alat kesehatan canggih, dan memerlukan pelayanan kesehatan seumur hidup– dengan pembiayaan tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan gagal ginjal.

Angka kasus kanker sendiri dari waktu ke waktu terus meningkat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalensi kanker 2,2 permil ( per 1.000 penduduk), meningkat dibanding hasil Riskesdas 2013 yang 1,6 permil. Kalau dikonversi dengan jumlah penduduk Jatim, maka pada  2013 terdapat 60.800 penderita dan meningkat jadi 85.800 pada 2018. “Tahun 2019 diperkirakan angkanya masih sama,” kata Kadinkes.

Dari angka tersebut, penderita terbanyak adalah perempuan (dengan prevalensi 3,5 permil)  dengan jenis kanker serviks dan payudara. Sedang pada laki-laki  prevalensinya 0,8 permil.

Berdasarkan tempat tinggal, di perkotaan angka penderita kanker lebih tinggi dibanding di desa termasuk kenaikannya. Riskesdas 2013 menyebut, angka kanker di pedesaan 1,1 permil dan pada  2018 1,7 permil (naik 0,6). Sedang di perkotaan, dari 1,7 meningkat jadi 2,6 permil (naik 0,9). “Yang berarti penduduk perkotaan lebih berpotensi terkena kanker,” katanya.

Setya Budiono menambahkan, tidak ada jaminan seseorang tidak bisa terkena kanker. “Siapa pun berisiko terkena, karena kanker itu multifaktor penyebabnya termasuk perilaku, lingkungan, dan genetika pun punya peran,” ujarnya.

Perilaku di sini termasuk pola konsumsi makanan yang menggunakan pewarna, pengawet, penyedap, pemanis dan dimasak dengan cara pembakaran. “Kalau kita semakin banyak terpapar zat karsinogenik –zat yang punya efek menimbulkan kanker—seperti asap rokok yang mengandung tar atau nikotin, akan menjadikan kanker muncul,” lanjutnya.

Herlin menyebut upaya promotif dalam upaya penanggulangan kanker ini selain dilakukan fasilitas pelayanan kesehatan, juga melibatkan masyarakat dan organisasi seperti PKK, Yayasan Kanker Indonesia, dan Yayasan Kanker Anak Indonesia.

Bukan hanya promotif dan preventif, penanggulangan oleh tenaga kesehatan juga lewat pengobatan (dengan krioterapi bila dari tes IVA terdeteksi adanya pra kanker). Pada pengobatan tingkat lanjut bisa dirujuk di rumah sakit tipe B dan bila membutuhkan radiasi bisa dilakukan di rumah sakit tipe A atau beberapa rumah sakit swasta yang memberikan layanan ini.

Penanganan pasien penderita kanker tak berhenti pada promotif, preventif sampai pengobatan saja, tapi ada juga rehabilitasi bahkan paliatif (pada pasien akut untuk mengurangi nyeri).

Kegiatan penanggulangan kanker yang lain adalah melibatkan peran serta masyarakat lewat ormas, yayasan kanker, PKK, kelompok muslimat. Kegiatan penanggulangan ketiga adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini. Karena semakin dini ditemukan, angka keberhasilan pengobatannya jauh lebih besar ketimbang kalau ditemukan dalam stadium lanjut. “Jangan merasa risih atau sungkan untuk  memeriksakan organ genitalianya, kalau risi tidak mau periksa  malah akan berbahaya,” terang Setya.

Peran serta masyarakat ini diharapkan tidak hanya muncul di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, dan Jember. “Kami menginginkan setiap kota/kabupaten terutama para perempuan punya kepedulian untuk saling mendukung pada gerakan pencegahan dan pengobatan kanker. Mengapa perempuan, karena kalau dilihat angkanya, perempuan punya kontribusi besar terhadap kejadian kanker di Jatim,” lanjut Setya.ret

baca juga :

Cegah Korupsi, Birokrasi Harus Diarahkan ke Pemerintahan Elektronik

Redaksi Global News

Kasus Narkoba, Polda Jatim Amankan Kapolsek Sukodono

Redaksi Global News

IAIN Madura Masuk Finalis Olimpiade Agama, Sains dan Riset Kemenag RI 2023   

gas