PENGANTAR: Rubrik “Mat Tadji” sempat tayang pada 2018, lalu karena suatu terhenti. Karena sejumlah pembaca bertanya-tanya, redaksi mulai awal 2020 ini rubrik tersebut hadir kembali. Mat Tadji sebagai tokoh sentral dengan fakta-fakta berita yang membuat kita tersenyum hingga terkekeh-kekeh.
DUA sahabat bertemu di awal tahun 2020. Biasa, hari libur selalu digunakan Abdul Manan, sehabat kental Mat Tadji, untuk bertemu.
Pada 1 Januari 2020, Abdul Manan berkunjung ke rumah Mat Tadji di bilangan Waru, Sidoarjo, Jatim. Banyak yang dibicarakan keduanya yang bersahabat sejak di bangku SD.
“Yak dhek ennah, sengkok atok kotok’an (mari ke sini, saya mau berbisik-bisik, Madura.Red),” kata Abdul Manan setelah menyeruput kopi pahit yang dihidangkan Mat Tadji.
“Bedheh apah, mak corak serius. Tahun baru tak parloh serius cong (ada apa, kok kelihatan serius. Tahun Baru tak perlu serius, Madura Red),” kata Mat Tadji tersenyum tipis.
Lalu Abdul Manan bercerita bahwasannya saat malan Tahun Baru kemarin, adik istrinya (Fuziah) bersama keluarganya dari Madura ingin bertahun baruan di Surabaya. Mereka ingin tahu bunyi terompet sahut-sahutan.
Mereka ingin tahu kembang api yang menyemburkan warna warni di udara. Mereka ingin tahu remaja mbeling kebut-kebutan. Terakhir mereka ingin tahu keramaian kota yang disesaki manusia-manusia yang memperingati pesta tahun baru di jalanan.
Namanya saudara, semuanya berjalan seperti keluarga. Apalagi sang adik istrinya, sewaktu kuliah bersama dengan keluarga Mat Tadji.
Lalu kejadian menggemparkan terjadi saat Abdul Manan pulang kerja. Sewaktu Abdul Manan berangkat kerja, sang adik ipar belum datang dari Madura. Jadi Abdul Manan tidak tahu kalau Fuziah ada di rumahnya.
“Saya ingin mengucapkan Selamat Malam Tahun Baru pada istriku. Itu sudah niat saya saat pulang dari kantor. Biasa, surprised, biar istri senang maksudku. Setelah saya masuk rumah, saya melihat ‘istri’ saya sedang mencuci piring membelakangi saya,” kata Abdul Manan menghentikan kalimatnya.
“Abeh paterros cong (ayo diteruskan cong, Madura.Red),” kata Mat Tadji meminta Abdul Manan meneruskan ceritanya.
Abdul Manan dengan terpingkal-pingkal melanjutkan ceritanya, setelah dirinya melihat “istrinya” mencuci piring membelakangi dirinya (tidak berhadapan dengan Abdul Manan), dengan suara agak keras Abdul Manan mengatakan, “Selamat Malam Tahun Baru” istriku.
Selanjutnya dia tinggal memeluk “istrinya” yang sedang mencuci piring. Betapa terkejutnya Abdul Manan, setelah dirinya mengeluarkan kata-kata Selama Malam Tahun Baru tadi, sebab ternyata seketika Fuziah (adik istrinya) menoleh ke belakang, sehingga Abdul Manan yang berniat memeluk “istrinya” jadi urung. Mengapa?
“Maaf dik Fauziah. Saya kira kamu Mufidah, kakakmu, istriku. Habis kamu memakai daster kakakmu, Mufidah,” kata Abdul Manan malu puuolll.
Seketika Mat Tadji, langsung berdiri dari tempat duduknya sambil berujar, “Kapok…Ancor pessenah tellor cong”. (*)