Jakarta (global-news.co.id) – PT INKA (Persero) akan menggarap proyek berskala besar di Republik Demokratik Kongo berupa pengerjaan kereta api, kereta barang, termasuk kereta rel listrik (KRL).
INKA bersama TSG Global Holdings akan berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur kereta sepanjang 1.700 kilometer, pembelian rolling stock, hingga kereta ringan (light rail transit/LRT) dari kota ke bandara di negara Afrika tersebut. “Ada sekitar 176 kereta, kemudian infrastruktur rel serta pembangunan jaringan kereta listrik,” kata Direktur Utama INKA Budi Noviantoro di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Guna menekan efisiensi, sejumlah kereta seperti kereta barang akan dirangkai di Kongo, sehingga biaya pengiriman lebih murah. Sedangkan kereta api akan dirangkai di Indonesia dan sepaket pengiriman dengan lokomotif yang siap dipakai di Kongo. Tempat perakitan kereta di Kongo nantinya juga akan dijadikan depo-depo kereta yang belum banyak tersedia di negara tersebut.
Sementara di sektor penerbangan, TSG Global Holdings bersama PT Merpati Nusantara Airlines akan menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan penerbangan di Afrika, khususnya Kongo, untuk membuka rute pengangkutan kargo Indonesia-Afrika. Termasuk juga kerja sama dalam maintenance repair and overhaul (MRO) dan training centre. Adapun TSG Global Holdings juga akan melakukan kerja sama dalam pembelian pesawat NC 212i buatan PT Dirgantara Indonesia.
Menurut Rubar Sandi selaku CEO TSG Global Holdings, pihaknya memilih mengembangkan bisnis ke Republik Demokratik Kongo karena memang saat ini beberapa investor AS sedang membuat target investasi di Asia Tenggara dan Afrika, terlebih Pemerintah AS memberikan dukungan penuh kepada investor yang memiliki rencana investasi di Asia Tenggara dan Afrika.
“Kenapa kami memilih berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia, karena Indonesia adalah negara terbesar, yang telah menggelar Indonesia-Africa Forum pada 2018 dan Asia Africa Infrastructure Dialogue pada 2019. Maka dari itu TSG sangat tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, baik BUMN maupun swasta,” tuturnya.
Selain BUMN, TSG bersama lima perusahaan swasta Indonesia juga turut mengembangkan sektor lainnya di Kongo. PT WMU akan mengembangkan peternakan unggas dengan teknologi terbarukan, PT NPN membangun pabrik pakan ternak, PT NAS untuk pengadaan stok minyak sawit, PT LMP Property & Construction akan melakukan pengembangan kota satelit di beberapa provinsi, dan PT ABP akan mengembangkan bisnis transportasi laut dan sungai di wilayah Kongo.
Rubar berharap kolaborasi ini dapat memberikan manfaat besar bagi kemajuan pembangunan Republik Demokratik Kongo, dan perusahaan-perusahaan Indonesia, sekaligus menjadi langkah nyata atas hubungan baik antara Indonesia dengan Afrika. “Dengan adanya kolaborasi ini, ke depan akan lebih banyak lagi kegiatan bisnis antara perusahaan Amerika dengan perusahaan Indonesia, baik untuk kegiatan bisnis di Indonesia sendiri maupun di luar negeri,” katanya. bej, ara, ant