LAMONGAN (global-news.co.id) – Memasuki musim penghujan harga cabai terus merangkak naik. Di Lamongan, bahkan harga cabai tembus Rp 70 ribu/kilogram.
Sarti pedagang di Pasar Sidoharjo, Lamongan mengatakan, harga cabai keriting pekan lalu masih Rp 50 ribu, namun saat ini naik menjadi Rp 70 ribu. Selain itu, kenaikan harga juga terjadi pada cabai besar dari semula hanya Rp 55 ribu, naik menjadi Rp 60 ribu atau mengalami kenaikan sebesar Rp 5 ribu perkilonya.
Sementara cabai rawit juga mengalami kenaikan dari Rp 60 ribu menjadi Rp 65 ribu perkilo. “Yang sangat teras kenaikan harga terjadi pada harga cabai, mas, yang naik cukup banyak,” kata Sarti, Rabu (22/1/2020).
Selain cabai, beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan di antaranya gula produk lokal. Semula Rp 13.000 menjadi Rp 13.500 perkilogramnya. Tomat dan buncis semula Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu. Sedangkan penurunan harga terjadi pada bawang merah, jika semula Rp 24 ribu saat ini tinggal Rp 20 ribu perkilo. Bawang putih juga turun, dari harga Rp 32 ribu menjadi Rp 30 ribu.
“Kentang juga turun dari Rp 14 ribu menjadi Rp 12 ribu, telur puyuh turun dari Rp 25 ribu menjadi Rp 24 ribu, dan telur ayam ras dari Rp 24 ribu ke Rp 22 ribu,” ujar Sarti yang mengaku sudah puluhan tahun jadi pedagang di pasar Sidoharjo, Lamongan.
Dia berharap, harga cabai serta harga kebutuhan komoditas pangan bisa normal sehingga daya beli masyarakat bisa stabil. “Kalau harga naik seperti ini, jelas beresiko turunnya daya beli masyarakat,” ungkapnya.
Menanggapi kenaikan harga pangan yang terjadi disejumlah pasar di Lamongan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan, Muhammad Zamroni mengatakan, kenaikan harga cabai dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya karena perubahan cuaca. Perubahan cuaca ini, lanjut Zamroni, kemudian berimbas pada penurunan produksi dan juga distribusi cabai.
“Penyebabnya lebih banyak karena perubahan cuaca. Imbasnya penurunan produksi cabai juga distribusi cabai, baik dari Blitar atau Kediri terhambat,” terangnya. kli