WASHINGTON (global-news.co.id) – Konflik Amerika dengan Iran diduga memakan korban. Pesawat Ukraine International Airlines yang mengangkut 176 orang jatuh akibat tembakan rudal Iran.
Pesawat Boeing 737-800 buatan tahun 2016 itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran, menuju Kiev, Ukraina.
Kecelakaan pada Rabu (8/1/2020) tersebut terjadi beberapa jam setelah Iran menembakkan puluhan rudal ke dua pangkalan militer Irak yang menjadi markas pasukan AS, sebagai balasan atas tewasnya jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan elite Quds, Garda Revolusi Iran.
Tiga pejabat AS, mengutip data satelit, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (10/1/2020), mengungkap, rudal anti pesawat ditembakkan dan secara tidak sengaja mengenai pesawat komersial Ukraina.
Pejabat itu menyimpulkan penyebab kecelakaan akibat tembakan rudal dengan tingkat kepastian tinggi. Menurut mereka, pesawat itu sebelumnya telah terlacak oleh radar militer Iran.
Data menunjukkan, pesawat Ukraine International Airlines Boeing 737-800 mengudara sekitar 2 menit setelah lepas landas dari bandara Teheran lalu terdeteksi sistem pencari panas rudal darat ke udara.
Tembakan dua rudal itu mengenai pesawat sehingga dari darat terlihat seperti mengalami kebakaran. Setelah itu pesawat jatuh sekitar 45 kilometer dari bandara.
Sementara itu otoritas penerbangan sipil Iran membantah pernyataan yang menyebutkan pesawat jatuh akibat tembakan rudal. Tuduhan serupa sebelumnya disampaikan Kanada dan Inggris. “Tidak mungkin rudal menembak pesawat Ukraina,” kata kepala otoritas penerbangan sipil Iran.
Presiden Donald Trump sebelumnya juga mengatakan ada kemungkinan kecelakaan maut itu terjadi akibat kesalahan, bukan masalah mekanik. ins, ine, cnn