Global-News.co.id
Kesehatan Utama

Dinkes Jatim – NI Tingkatkan Komitmen Pencegahan dan Penurunan Stunting

SURABAYA (global-news.co.id) – Dinas Kesehatan Jawa Timur menekankan kembali pentingnya tablet zat besi bagi ibu hamil, balita, dan remaja putri. Zat besi menjadi salah satu zat mikro yang dibutuhkan dalam upaya mencegah stunting.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim,drg Vitria Dewi MSi (tengah) didampingi Direktur Nutrition International, Dr Sri Kusyuniati (kiri) saat memberikan paparan tentang stunting di Jatim, Kamis (2/5).

Pemberian zat besi dimaksudkan untuk mencegah anemia, yang bila ini terjadi pada ibu hamil akan berdampak pada janinnya, sedang pada remaja putri untuk  zat besi yang tinggi dibutuhkan tubuh untuk mengkompensasi kehilangan zat besi saat menstruasi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, drg Vitria Dewi MSi, mengatakan, kekurangan zat besi ini akan menyebabkan terjadinya anemia. “Anemia yang tidak ditangani dengan baik, khususnya pada remaja putri dapat berdampak jangka panjang bagi dirinya dan juga anaknya kelak,” ujarnya dalam Pertemuan Penguatan Integrasi Zat Gizi Mikro dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting yang digelar Nutrition International bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jatim, Kamis (2/5).

Lebih lanjut Vitria mengatakan, bayi yang terlahir dari ibu yang anemia berpotensi mengalami stunting yang akan berdampak pada perkembangan selanjutnya hingga dewasa. Stunting atau kekurangan gizi kronik pada balita akan menyebabkan kualitas sumber daya manusia jadi turun dan akan menyebabkan bonus demografi tidak termanfaatkan dengan baik.

Vitria menyayangkan meski tablet tambah darah yang disediakan melimpah hingga memenuhi gudang obat Dinas Kesehatan Jatim, jumlah remaja putri yang mengalami anemia masih cukup tinggi begitu pun ibu hamil dengan kondisi KEK (kurang enegi kronis). “Yang menjadi pertanyaan, apakah tablet tambah darah itu betul diminum, apakah meminumnya sudah benar, bagaimana menyimpannya karena memang harus hati-hati. Ini menjadi tugas bagian promosi kesehatan, termasuk mengedukasi cara menyimpan yang benar,” ujarnya.

Diskusi “Penguatan Program Integrasi Zat Gizi Mikro” yang digagas NI bersama Dinkes Jatim itu dimaksukan untuk meningkatkan komitmen dalam pencegahan dan penurunan stunting. Pertemuan yang dihadiri sekitar 180 orang dari 38 Dinas Kesehatan Kabupaten-Kota di Jawa Timur, di mana mereka akan saling bertukar pembelajaran dan praktik baik untuk mencegah dan menurunkan angka stunting serta membahas pendekatan terbaik dalam mengintegrasikan program Zat Gizi Mikro.

Dengan adanya dukungan dari pemerintahan Australia dan Kanada, Nutrition International bekerjsama dengan pemerintahan Indonesia dalam ‘Integrasi Suplementasi Zat Gizi Mikro untuk Menurunkan Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil serta Kesakitan dan Kematian Balita’ atau program MITRA. Berjalan sejak tahun 2016, suplementasi Zat Gizi Mikro yang terintegrasi ini untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi hampir 1 juta perempuan dan anak-anak di 10 kabupaten di Jawa Timur dan 10 kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Dengan mendukung asistensi teknis terkait suplementasi tablet tambah darah bagi ibu hamil untuk mengurangi anemia dan meningkatkan hasil kehamilan; suplementasi vitamin A kepada anak balita untuk melindungi mereka dari infeksi oportunistik dan meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh mereka; dan dengan meningkatkan akses mendapatkan Zinc dan oralit untuk mengobati diare pada anak balita, pendekatan suplementasi terintegrasi program berupaya mengurangi komplikasi kesehatan dan kematian sebelum waktunya.

“Dengan menggabungkan kekuatan dan pembelajaran dari satu sama lain, kita dapat menjangkau lebih banyak ibu hamil dan balita untuk memberikan layanan suplementasi zat gizi mikro serta program kesehatan dan gizi lainnya yang lebih efisien dan mempromosikan layanan tersebut dan manfaatnya bagi perempuan dan keluarga balita,” kata Direktur Nutrition International, Dr Sri Kusyuniati.

Vitria  menambahkan, masalah stunting tak bisa ditangani secara parsial, melainkan harus lintas sektoral. Dari bagian gizi, farmasi, promkes, pengendalian dan pemberantasan, serta lingkungan, karena masing-masing punya peran. Misalkan Seksi Farmasi sudah menyiapkan Tablet Tambah Darah, Seksi Promosi Kesehatan harus bisa mempromosikan.

Melalui pertemuan ini, dia berharap masalah anemia bisa ditanggulangi yang pada akhirnya bisa menurunkan angka stunting yang di Jatim angkanya termasuk cukup tinggi.ret

baca juga :

Pertamina Peduli Salurkan 19.600 Perlengkapan Kesehatan ke Pemkot Surabaya

Pelaku IKM Pamekasan Dilatih Tembus Pasar Global 

gas

Perkuat Jaringan Distribusi BBM, Pertamina Gulirkan Program Pertashop Empowerment SME