Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Indeks Metro Raya Utama

Sosialisasi Pasar Modal, OJK Ajak Investasi Menabung Saham 

GN/Retno Asri Lestari
Dari kiri ke kanan, Nicky Hogan (Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia), Heru Cahyono (Kepala OJK Regional IV Jawa Timur), I.B. Aditya Jayaantara (Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK) dalam sosialisasi, Kamis (22/2/2018).

SURABAYA (global-news.co.id)-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional IV Jawa Timur bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal melakukan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2018 di Kantor OJK di Gedung Bank Indonesia (BI) Surabaya, Kamis (22/2/2018). Kegiatan ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap informasi aktual perkembangan pasar modal.

“Supaya stake holder yang ada di daerah, perusahaan emiten, maupun nasabah tahu perkembangan pasar modal terkini. Selain  itu juga untuk memberikan pemahaman dalam berinvestasi yang cerdas dan aman, serta sebagai ajakan persuasif masyarakat untuk lebih melek terhadap pasar modal dan menjadi investor,” ujar Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK , I.B. Aditya Jayaantara ditemui di lokasi sosialisasi di kantor OJK di Jl Pahlawan, Surabaya.

Surabaya merupakan kota pertama diselenggarakannya program SEPMT di tahun 2018 ini lantaran sebagai kota industri dan perdagangan terbesar kedua setelah Jakarta.

Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks pasar modal nasional sebesar 4,4% meningkat dari yang sebelumnya 3,79% pada 2013, yang berarti ada peningkatan sebesar 0,61%. Sedangkan indeks inklusi nasional juga meningkat dari 0,11% pada 2013 menjadi 1,25% pada 2016 (meningkat 1,14%) .

“Sehingga melalui kegiatan ini pemahaman masyarakat khususnya di Surabaya terhadap pasar modal bisa semakin meningkat,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Nicky Hogan mengatakan berinvestasi di pasar modal kini bukan lagi monopoli kalangan eksklusif menengah ke atas. Bermodalkan Rp 50 ribu atau 100 ribu, sudah bisa menjadi pemilik perusahaan. Caranya dengan membeli saham  perusahaan yang sudah go publik melalui perusahaan efek atau melalui reksadana.

Lewat kampanye “Yuk Nabung Saham” yang dicanangkan sejak November 2015, bukan hanya indeks literasi dan inklusi saja yang meningkat, melainkan juga jumlah investornya. Jika pada 2015 jumlah investor saham berada di kisaran 300 ribu – 400 ribu, sekarang sudah mencapai 650 ribu sedang investor reksadana mencapai 500 ribu.

Lebih lanjut Nicky mengatakan, selain jumlah investor  yang terus bertambah, kepemilikian oleh asing pun berkurang. Kalau sebelumnya 63% turun menjadi 51%, sebaliknya investor domestik meningkat jadi 49%.  Rata-rata transaksi yang sebelumnya Rp 7,6 triliun, kini meningkat jadi Rp 9 triliun.

Peningkatan jumlah investor itu juga tak lepas dari kemudahan membuka rekening saham di kantor bursa efek yang kini memiliki 29 kantor perwakilan. Juga di galeri investasi yang ada di kampus-kampus yang jumlahnya mencapai 330 unit. “Dengan begitu para mahasiswa bisa mulai berinvestasi,” ujarnya.

Lewat sosialisasi yang digelar di sekolah dan kampus-kampus pihaknya menargetkan bisa menjaring 5.000 investor baru temasuk dari Jawa Timur. Sebanyak 30%-nya datang dari kalangan muda yaitu mahasiswa. Ada 135 ribu investor bertransaksi rutin setiap bulannya, kalau dulu hanya 78 ribu.

Nicky mengingatkan, membuka rekening saham itu bukan sesuatu yang spekulatif berisiko. Kalau dikelola dengan baik, saham adalah pilihan investasi jangka panjang yang menarik ketika suku bunga perbankan semakin rendah.ret

baca juga :

Kalah dari Afghanistan, Ketua PSSI Tetap Semangati Timnas Indonesia

Redaksi Global News

PWNU Jatim Ingatkan Gus Ipul-Khofifah soal Pilgub

Redaksi Global News

Kapolresta Sidoarjo Ajak Ulama Ingatkan Masyarakat Pentingnya Protokol Kesehatan

gas