Global-News.co.id
Na Rona

Di Masjid Pun Tak Aman?

Ilustrasi

Mat Tadji termenung menatap kampus yang ikut membesarkan namanya. Dia baru saja kehilangan Handphone (HP)-nya. Dia juga lunglai, karena nomer-nomer yang ada di dalam HP Samsung itu, merupakan “nadi” dia sebagai jurnalis. Berbagai nama nara sumber dari tukang becak sampai jenderal ada di situ. “Dhek remmah pole mon la elang. Sengkok kodhu ikhlas, tapeh dhek remmah so nomer-nomer se badhek e HP (Bagaimana lagi kalau sudah hilang. Saya harus ikhlas, tapi bagaiman dengan nomer-nomer yang ada di dalam HP, Madura Red),” kata Mat Tadji dalam hati setelah berputar-putar di lokasi masjid kampus yang ada di kawasan Surabaya Timur itu.

Kehilangan HP tersebut bermula dari Mat Tadji yang mau sholat Dhuhur. Seingat Mat Tadji, minuman mineral, kunci kontak motor dan HP ditaruk di dalam masjid sebelum dirinya menuju tempat wudhu. Setelah selesai berwudhu, dia kembali masuk masjid. Ternyata, barang yang dia taruk hanya tinggal air kemasan dan kunci motor. Kemana HP Mat Tadji?

Lalu dia masuk ke kamar mandi tempat Mat Tadji buang air kecil. Di bukanya pintu dengan harapan mungkin tertinggal di kamar mandi tersebut. Setelah membuka pintu ternyata, seorang laki-laki berpakaian batik mengatakan, “Tak ada HP disini,” katanya setelah Mat Tadji bertanya, adakah HP di dalam.

Salahkah Mat Tadji menaruk barang-barang berharganya di tempat atau di dalam masjid? “Saya rasa di dalam masjid aman-aman saja. Ini kan tempat ibadah. Pasti yang dating orang-orang yang mencari kebaikan. Masak orang sholat mau ‘menggasak’ barang milik orang lain, tapi….,” guman Mat Tadji.

“Kok iso sampeyan naruk barang berharga sembarang. Di tinggal lagi. Meski sampeyan sebentar untuk berwudhu. Saya juga gak habis pikir, barang di masjid kok ada yang mau. Yang mengambil tak tahu susahnya orang yang mempunyai HP. Kalau HP-nya mungkin bisa dibeli, tapi bagaimana dengan nomer-nomer HP orang yang ada di dalam HP tersebut pak. Itu kan sangat penting bagi sampeyan untuk bekerja,” kata Mila, sahabat Mat Tadji yang bekerja di kampus tersebut.

“Ya itulah mbak. Pokonya hilangnya itu antara dari kantin hingga ke masjid, tetapi saya lebih yakin hilangnya di masjid. Kalau orang itu merasa bagaimana susahnya kehilangan HP yang sangat penting baginya dalam bekerja, pasti yang mengambil akan berfikir dua kali. Hanya saja, orang yang mengambil ini sangat mungkin tak memikirkan itu. Pokoknya HP itu ada nilainya ya dihajar saja. Saya hanya berdoa, semoga orang yang mengambil atau menemukan HP ini diampuni oleh Allah,” kata Mat Tadji pada Mila.

Lalu Mila menelpon HP Mat Tadji yang hilang tadi. Telpon Mat Tadji ada nada deringnya, tetapi tak diangkat sampai bunyi terakhirnya. Berkali-kali Mila menelponnya, tetapi tak diangkatnya. Selanjutnya Mila WA pada HP Mat Tadji yang sudah berpindah tangan ini yang isinya “Mohon yang menemukan HP ini dikembalikan di kampus……., karna penting dan yang menemukan akan diberi imbalan, dan kebaikan jennengan akan diganti oleh Allah SWT”.

“Keliatannya, orang yang mengambil tak berniat mengembalikan. Mungkin karena HP-nya bemerek, sehingga punya nilai untuk dijual barangkali. Sabar ya Mat Tadji, Allah akan menggantinya yang lebih besar. Apalagi sampeyan ke masjid tujuannya sholat,” kata Mila.

“Ya mbak terima kasih. Saya akan blokir dulu nomor itu ke Telkomsel ,” Mat Tadji sambil beranjak meninggalkan mbak Mila menuju tempat parkiran.

Di perjalanan menuju kantor Telkomsel di Mal Marina. “Mak bisa, e delem masjid reng bareng bisa elang. Edimmah pole kennengan se paleng aman? Senghok oreng Islam maloh keyah, masjid tak aman (Kok bisa, di dalam masjid barang-barang bisa hilang. Dimana lagi tempat yang paling aman? Saya sebagai orang Islam malu jua, masjid tak aman, Madura Red).(*)

baca juga :

Mat Tadji Takut Pegang Uang Kertas

gas

Jadi Relawan, Dosen Unesa Bantu Warga Ukraina Yang Mengungsi ke Polandia

Bondet, Bukan  Bom Bondet

gas