Global-News.co.id
Indeks Mancanegara Utama

Ribuan Warga Yahudi Berdoa Minta Hujan di Tembok Barat Yerusalem

Warga Yahudi biasa berdoa di Kotel atau Tembok Barat di Yerusalem atau terkenal dengan sebutan Tembok Ratapan, bagian ini dipercaya sebagai bagian dari dinding yang tersisa dari bangunan Bait Suci. (ilustrasi)

YERUSALEM (global-news.co.id)-Selama lima tahun berturut-turut, Israel dilanda musim dingin terus-menerus kering tanpa hujan setetes pun. Ribuan warga Yahudi berkumpul di Tembok Barat atau Tembok Ratapan di Old City, Yerusalem atau dalam bahasa Arab, Al Quds. Mereka berdoa bersama meminta hujan.

Doa bersama itu diorganisasi oleh Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, dan dipimpin oleh Kepala Rabbi Israel, David Lau dan Yitzhak Yosef, bersama sejumlah rabbi terkemuka lainnnya.

Dikutip dari Times of Israel, Jumat (29/12/2017), tahun ini menjadi tahun kelima berturut-turut tanpa hujan. Menurut beberapa ahli, 2017 adalah musim kekeringan terburuk dalam 40 tahun.

Israel hanya menerima 45 persen curah hujan rata-rata untuk bulan September sampai November.

Hujan hanya turun dua kali pada bulan Desember, dan perkiraan untuk hari-hari mendatang sebagian besar akan panas, sementara sedikit hujan ringan turun di utara.

“Saya meminta masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara ini pada tanggal 10 Tevet (atau 28 Desember),” kata Ariel saat mengumumkan acara awal pekan ini, “dan untuk membawa payung, karena bersama-sama kita akan mengetuk pintu gerbang surga.”

Meski demikian, beberapa orang telah mengkritik menteri pertanian karena mengandalkan doa untuk membawa hujan ke negara tersebut. Tak sedikit yang menyebut menyebutnya voodoo.

Mereka juga mengkritik doa bersama ini disponsori negara yang selama ini dianggap sebagai pemerintahan sekuler.

Namun Ariel dari Jewish Home party, Israel, mengatakan meminta doa tidaklah susah dan berharap mungkin saja keajaiban bisa terjadi.

Ariel juga menunjukkan kementeriannya dan lembaga lainnya telah bekerja dengan tekun untuk menemukan sumber air baru bagi negara tersebut. “Saya adalah seseorang yang tidak bergantung pada keajaiban dan melakukan semua yang saya ketahui sebagai menteri pertanian, bersama menteri energi dan menteri keuangan, untuk menemukan solusi atas krisis air,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Ynet situs berita berbahasa Ibrani

Di antara upaya tersebut, katanya, mengebor sumber air bawah tanah di Dataran Tinggi Golan dan Galilea, membangun pabrik desalinisasi tambahan untuk melengkapi yang sudah ada, dan melakukan penelitian pertanian untuk menciptakan tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air.

Ariel mengatakan, bagi mereka yang mengatakan kegiatan doa bersama tersebut disponsori negara dianjurkan untuk tidak datang. “Jika Anda tidak percaya akan hal itu, jangan datang ke acara tersebut,” ujar Ariel.(lpa)

baca juga :

Hadapi Liga 1, Tim Persija Datangkan Ahli Nutrisi

Selama 2023, Dinkes Jatim Temukan 9.409 Orang dengan HIV/AIDS

Redaksi Global News

Putri Indonesia Sukses Jadi Tengkulak Kosmetik dari Prancis

gas