SURABAYA (global-news.co.id)-Kota Surabaya mendapatkan apresiasi positif dari tim penilai standar kota wisata bersih ASEAN (ASEAN Clean Tourist City). Tim penilai dari Kementerian Pariwisata yang berjumlah empat orang, datang ke Surabaya untuk melakukan kunjungan lapangan penjurian kota wisata bersih ASEAN. Mereka diterima Sekkota Surabaya, Hendro Gunawan dan beberapa dinas terkait di ruang sidang Sekda, Balai Kota Surabaya, Jumat (13/10/2017).
Sebelumnya, tim dari kementerian pariwisata sudah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi di Surabaya. Diantaranya ke taman flora, kampung lawas serta kawasan jembatan merah dan beberapa spot pedestrian.
Sekadar informasi, Surabaya menjadi satu dari tujuh kota di Indonesia yang masuk dalam nominasi ASEAN Clean Tourist City. Nantinya, dari tujuh kota tersebut akan dipilih satu kota mewakili Indonesia untuk dilombakan ke tingkat ASEAN.
“Dari hasil pengamatan kami dan juga paparan yang ditayangkan (Pemkot) tadi, Surabaya ini sudah on the right track,” jelas ketua tim penilai lapangan, Mira Puspasari Gunawan dari konsultan Kementerian Pariwisata.
Mira menegaskan, dari beberapa kota yang telah mengirimkan dokumen, ada tujuh kota dinilai memenuhi syarat. Menurutnya, tim penilai selain fokus pada kawasan wisata di masing-masing kota, juga akan melihat kebersihan kota secara paripurna. “Kami coba melihat kebersihan yang paripurna. Bukan hanya yang terlihat seperti tidak ada sampah. Tapi kami juga memperhatikan sampah suara, penciuman. Jadi, selain enak dilihat, juga didengar, dicium dan cita rasa yang sehat,” sambung Mira.
Khusus untuk Surabaya, meski dinilai sudah on the right track. Dia mencontohkan jalan-jalan utama yang sudah asri dengan banyak pohon serta jalur pedestrian yang rapi. Namun, dia juga memberikan beberapa catatan. Tujuannya, kata dia, agar poin yang sudah baik bisa lebih disempurnakan.
“Sudah on the right track, hanya perlu dipantau. Semisal ada program mengembangkan kerja sama dengan stake holder. Bisa kerja sama dengan PHRI untuk kelola sampah di hotel. Kami juga mengapresiasi upaya memberi ruang untuk UKM. Selain itu, di pusat-pusat strategis, perlu ada pusat informasi wisata yang bisa menjadi panduan,” sambung dia.
Fitriani dari tim juri menyebut, dirinya sudah dua hari berada di Surabaya. Dia berkunjung ke kampung lawas, kawasan jembatan merah, pedestrian dan taman kota. “Dari beberapa taman yang saya kunjungi, saya paling suka taman flora karena ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan warga. Namun, ada paving block yang butuh perawatan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekkota Hendro Gunawan yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Widodo Suryantoro dan Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Chalid Buchari, menyampaikan paparan perihal program, sejumlah potensi dan apa saja yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya untuk memajukan pariwisata serta pengembangan industri kreatif di Kota Pahlawan.
Hendro menjelaskan, usaha pariwisata di Surabaya meliputi antara lain usaha jasa perjalanan wisata, usah ajasa makanan dan minuman, usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan kegiatan dan rekreasi. “Secara garis besar, programnya meliputi perlindungan budaya lokal, pengembangan destinasi wisata, program pengembangan kerjasama dengan stake holder bidang pariwisata dan program pemasaran pariwisata,” jelas sekkota.
Menurutnya, Pemkot Surabaya mengembangkan perkotaan melalui penguatan elemen utama pariwisata, pengembangan elemen penunjang wisata dan optimalisasi elemen tambahan wisata dengan memaksimalkan potens karakteristik dan budaya lokal yang dimiliki Kota Surabaya.
Beberapa elemen utama wisata perkotaan yang dikembangkan pemkot diantaranya fasilitas budaya seperti museum, art gallery, bioskop dna hiburan, theater, concert hall dan MICE. Kemudian fasilitas sport dan fasilitas hiburan seperti event/festival, juga karakteristik fisik seperti heritage area, landmark/monument, taman, green area dan juga water front. Serta, karakteristik sosial budaya seperti bahasa, kesenian lokal, kampung, keamanan dan keramahtamahan.
“Untuk event festival, kami punya agenda rutin tahunan seperti Parade Budaya dan Bunga dan Festival Rujak Uleg yang dihadiri tamu-tamu dari mancanegara. Kami juga punya bus wisata yang kami siapkan untuk wisata dan edukasi. Kami juga ada Balai Budaya yang kami siapakan untuk secara rutin menampilkan budaya lokal dan budaya sister city. Dan untuk kampung, beberapa kampung di Surabaya sudah menjadi ikon wisata dan kampung UKM,” jelas Hendro.
Kota Surabaya menjadi nominasi bersama Semarang, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi, yang kemudian akan dipilih satu kota mewakili Indonesia untuk dilombakan ke tingkat ASEAN. * pur