SURABAYA (global-news.co.id) – Pemilihan Gubernur Jatim masih Juni 2018 mendatang. Namun suhu politik sudah semakin panas saja. Lagi-lagi rivalitas mengerucut pada dua katup, yakni kubu petahana yakni Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berhadapan dengan “lawan abadinya”, Khofifah Indar Parawansa, yang sekarang menjabat sebagai Menteri Sosial.
Bagi petahana, Khofifah sekarang lawan tanding yang lebih berat dibanding dua kali Pilgub sebelumnya sebab amunisi yang dimiliki Khofifah untuk bertempur di Pilgub Jatim 2018 lebih lengkap. Khofifah sekarang berada di pusat kekuasaan dan dikenal sebagai orang dekat Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu, dia juga menjabat Menteri Sosial dan Ketua Umum Muslimat NU.
Sebagai orang dekat Presiden Jokowi, Khofifah diduga kuat mampu dengan mudah mengakses ke parpol yang sekarang berkuasa, PDI Perjuangan, untuk menjadikan kendaraan politiknya maju sebagai cagub. Selain restu Jokowi, Khofifah disebut bisa mendapat rekom dari PDIP. Karena itu pula, barangkali, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sampai harus secara khusus melobi Jokowi, agar sang presiden mempertahankan Khofifah sebagai Mensos saja dan jangan sampai maju sebagai cagub Jatim. Versi Cak Imin, Jokowi setuju dengan usulannya tersebut.
“Saya sudah sampaikan ke Presiden bahwa ini (Jatim) satu-satunya provinsi yang NU (Nahdlatul Ulama)-nya sangat kuat. Hanya Jawa Timur. Kalau bisa Bu Khofifah tidak usah (ikut Pilgub lagi). Diizinkanlah jadi menteri saja,” terang Muhaimin di sela acara halal bi halal di kediamannya, Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (8/7/2017) lalu. “Pilgub Jatim posisi sudah final, kita (PKB) dukung Saifullah Yusuf,” kata Muhaimin lagi.
Hilangnya Khofifah dari radar calon kandidat di PKB tak terlepas dari kegagalannya meraih kursi Jatim 1 pada Pilgub lampau. Muhaimin menjelaskan, partai sudah tiga kali mengawal Khofifah untuk mengikuti kompetisi Pilgub Jatim. “Sudah (pernah diusung), tapi Bu Khofifah di Pilgub Jatim kalah terus ya dua kali. Sudah saatnya ganti kader lainlah. Sama-sama NU sudah cukup. Eh, tiga kali kita usung (Khofifah),” ujar Muhaimin.
Langkah Cak Imin ini dimaknai khalayak sebagai penjegalan sebab demokrasi memberi peluang yang sama kepada setiap warga negara untuk maju sebagai calon dalam pilkada. Tradisi politik di Indonesia, upaya-upaya penjegalan semacam itu seringkali direspon negatif.
Bahkan, sejak munculnya pernyataan Cak Imin, Khofifah bukan malah surut langkah, tapi justru semakin gencar mengunjungi warga Jatim, khususnya para ulama dan kiai NU pemilik pondok pesantren. Dan pada setiap acara itu selalu muncul dukungan agar Khofifah maju sebagai cagub.
Yang menarik adalah Rapat Kerja (Raker) Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7/2017) kemarin, yang tiba-tiba juga berubah menjadi arena dukungan Parpol bagi perempuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut untuk maju di Pilgub Jatim 2018.
John Kenedy Azis, anggota Fraksi Partai Golkar Dapil Sumatera Barat II, mendapatkan giliran pertama bertanya di forum tersebut. Dengan lantang dia menyampaikan bahwa Golkar siap menjadi partai pertama yang mendukung Khofifah maju di Pilgub Jatim 2018.
“Selamat siang Ibu, semoga Ibu selalu sehat dan semangat untuk tetap maju di Pilkada Jatim,” katanya disambut senyum Khofifah. “Golkar siap untuk jadi partai pertama yang mendukung Ibu maju di Pilkada Jawa Timur,” lanjut John Kenedy yang disambut aplaus seluruh peserta Raker.
Gayung bersambut oleh peserta Raker lain. Soepriyatno, anggota Fraksi Partai Gerindra Dapil Jatim VII, turut pula menyuarakan aspirasi partainya. Secara tegas pula dia menyampaikan bahwa Gerindra juga siap untuk mendukung total Khofifah di Pilgub Jatim 2018. Tak sekadar menyampaikan dukungan, Soepriyatno bahkan menuturkan kalau saat ini di Jatim nama Khofifah lebih dikenal sebagai calon gubernur dibandingkan sebagai menteri sosial.
“Sekarang ini kalau saya turun ke Dapil di Jatim, saya tanya masyarakat di sana kenal Ibu Khofifah? Mereka bilang kenal, Bu Khofifah kan calon gubernur Jatim,” kata Soepriyatno yang membuat suasana Raker semakin gayeng dan penuh gelak tawa peserta lain.
Tak kalah menarik sikap PDIP Jatim. PDIP yang sudah mengakhiri pendaftaran cagub-cawagub ternyata masih memberi kesempatan kepada Khofifah mendaftar dengan cara datang langsung ke DPP PDIP di Jakarta kapan saja.
“Pintu DPP kan terbuka tiap hari, jadi Bu Khofifah bisa datang kapan saja untuk mendaftar sebagai cagub di PDIP bila memang berniat maju di Pilgub Jatim. Kalau di DPD (PDIP Jatim) kan sudah kami tutup,” ujar Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari saat dikonfirmasi kemarin.
Politisi asli Malang ini menegaskan bahwa proses penjaringan Bacagub dan Bacawagub Jatim di DPD PDIP Jatim sudah selesai, dan saat ini sedang melakukan verifikasi kelengkapan administrasi para Bacagub dan Bacawagub yang sudah mengembalikan formulir pendaftaran.
“Terutama untuk ijazah, saya lihat semua tidak ada masalah. Sebab rata-rata sudah pernah menjabat dan berkali-kali dan tidak pernah bermasalah. Gus Ipul, Pak Anas, Pak Kanang, Pak Kusnadi, Pak Handoyo, semua sedang menjabat sebagai kepala pemerintahan atau anggota dewan kan,” beber Sri Untari.
Disinggung soal peluang Khofifah mendapat rekom DPP PDIP jika mendaftar Cagub lewat PDIP, dengan lugas Sri Untari mengaku bisa saja. Namun PDIP Jatim sudah bersepakat dengan PKB Jatim untuk koalisi dalam Pilgub Jatim 2018. Bahkan Sekjen DPP PDIP menegaskan merasa nyaman jika berkoalisi dengan PKB.
Kendati demikian, tambah Untari, di politik semua kemungkinan bisa terjadi, walaupun Gus Ipul– sapaan akrab Saifullah Yusuf– sudah mendaftar lewat PDIP, tapi bisa saja DPP punya pikiran lain. “Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini,” pungkasnya.
Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jatim, Soekarwo, juga memberi peluang pada Khofifah. Menurut Pakde Pakwo, berdasarkan hasil survei internal partai setidaknya ada tiga orang yang namanya paling tinggi dan dinilai layak untuk dicalonkan Partai Demokrat sebagai Cagub yaitu Gus Ipul, Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini. Namun belakang ada nama baru yang muncul yaitu Nurwiyatno.
“Silahkan kalau Pak Nurwiyatno mendaftar sebagai Bacagub Demokrat. Bahkan Bu Khofifah juga monggo kalau mau daftar, sebab ini pendidikan demokrasi yang elegan, kita tak punya subyektifitas walaupun Gus Ipul sudah mendaftar lebih dulu,” tegas mantan Sekdaprov Jatim. Pembukaan pendaftaran Bacagub-Bacawagub Partai Demokrat dibuka Rabu (12/7/2017). * zis/hud