GRESIK (global-news.co.id)-Pembangunan Islamic Center di Gresik terus mendapatkan penolakan dari masyarakat. Sebab, gedung tersebut akan didirikan dengan menghilangkan Alun-alun Kota.
Masyarakat tidak hanya menyampaikan penolakan melalui media sosial. Tapi juga dengan membentangkan banyak spanduk di kawasan Alun-alun.
Masyarakat menolak karena Alun-alun merupakan jati diri kota, dan merupakan cagar budaya. Apalagi selama ini Alun-alun juga menjadi jujugan hiburan masyarakat Gresik.
Abdul Wahab, Koordinator Aliansi Forum Peduli Cagar Budaya alun-Alun Gresik mengatakan akan terus berusaha menyadarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik agar membatalkan rencana pembangunan gedung Islamic Centre.
“Kami akan terus berusaha menyadarkan Pemkab Gresik tentang situs sejarah dan tata kota. Sampai ke jalur hukum untuk menggugurkan keputusan Bupati dalam pembangunan Islamic Center di Alun-alun Gresik,” kata Abdul Wahab, Selasa (11/7) malam.
Forum Aliansi Masyarakat Gresik Peduli Cagar Budaya untuk Alun-alun Gresik sendiri memiliki rangkaian kegiatan yang dilakukan sampai hari senin (17/7) mendatang. Mulai membangun tenda perjuangan, pengalangan tanda tangan petisi penolakan, penggung kerakyatan, Car Free Day di Alun-alun Gresik hingga aksi massa dengan sasaran DPRD Gresik, Pemda Gresik dan Dinas PU.
“Selain sebagai kawasan cagar budaya dan terdapat situs bersejarah, Alun-alun Gresik juga merupakan milik semua agama. Kalau pun ada pembangunan ya harus dikembalikan pada rencana awal Islami Center yang akan dibangun di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil),” ujar Wahab.
Forum Aliansi Masyarakat Gresik Peduli Cagar Budaya untuk Alun-alun Gresik terdiri dari PMII Cabang Gresik, PAC GP Ansor Kecamatan Gresik, Masyarakat Gresik Peduli Kemanusiaan (MGPK), Arek Lumpur (PAL), Paguyuban Pedagang Alun-alun Gresik (PPAG), Pemuda Demokrat (PD), Paramaniaga Pedagang Gresik (PPG), Mataseger dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Niba. sep