MOJOKERTO–Kota Mojokerto tahun 2017 berpeluang kembali meraih Adipura. Setelah, tim juri tertarik adanya program hadiah umroh, dan Gerakan Kampung Bersih, Sehat, Inah dan Asri (Kasih Setia) yang dijalankan Pemkot Mojokerto, dalam menata keindahan dan kebersihan di kota.
Peluang ini terlihat dengan diundangnya Wali Kota Mojokerto Drs KH Mas’ud Yunus di Jakarta, untuk memaparkan program kebersihan lingkungan, dengan menerapkan program Kasih Setia dan hadiah Umroh. Program itu, nampaknya belum dipahami secara detail oleh tim juri Adipura, sehingga tim mengundang Wali Kota Mojokerto untuk menjelaskan secara rinci keterkaitan program itu, dengan kebersihan lingkungan yang dijalankan di Kota Mojokerto.
Muhammad, PNS yang bertugas di Kementrian Lingkungan Hidup saat dikonfirmasi, Rabu (14/6/2017) mengatakan, penjelasan Wali Kota Mojokerto dihadapan para pejabat lingkungan hidup di Jakarta mendapat respon positif. Termasuk yang menghadiri acara itu didalamnya ada tim juri Adipura.
Diundangnya Pemkot Mojokerto dan Wali Kota memaparkan program Kasih Setia dan hadiah umroh itu, sudah masuk nominasi dalam mendapatkan piala Adipura tahun ini. Semula, tim dan para pejabat di Kementrian Lingkungan Hidup belum paham hubungan dua program tersebut dengan kebersihan lingkungan di Kota Mojokerto.
Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari Wali Kota, tim dari Kementrian Lingkungan Hidup paham dan memuji langkah Wali Kota Mojokerto dalam menangani kebersihan di Kota Mojokerto.
Selain itu, hasil penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Kota Mojokerto cukup bagus dan representatif. Karena, lokasi TPA tidak membuat orang lain enggan datang ketempat itu, namun justru sebaliknya.
Apalagi, TPA di lokasi itu kini ditata menjadi kawasan rekreasi keluarga, berbentuk taman bermain, dan pusat laboratorium pendidikan lingkungan hidup, dan tidak berbau busuk lagi. Sehingga setiap hari di kawasan TPA banyak didatangi warga untuk bersantai.
Selain itu, sampah basah mampu diolah menjadi energy alternatif seperti gas metan, sedangkan sampah dari kotoran hewan dioleh menjadi biogas. Energi alternatif itu kini sudah dimanfaatkan oleh warga setempat.
Sedangkan untuk sampah plastik bisa dimanfaatkan warga dengan dijual ke petugas Bank Sampah disetiap RT. Uang hasil penjualan sampah dipakai membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Selain itu, bagi warga yang bisa mengumpulkan uang banyak dari penjualan sampah, lingkungan rumahnya bersih, sehat, indah asri dan tertib membayar pajak, serta rumah tangganya harmonis, mereka mendapatkan hadiah umroh dari Pemkot Mojokerto.
”Penanganan kebersihan di Kota Mojokerto ada peningkatan signifikan di Kota tersebut dibandingkan tahun lalu. Adanya peningkatan itu yang menciptakan peluang besar bagi Pemkot Mojokerto bisa meraih Adipura tahun ini,” katanya.
Sementara, Ketua Tim Penilai Rahmat Witoelar mengatakan, kehadiran Wali Kota Mojokerto KH mas’ud Yunus menjelaskan program lingkungannya cukup baik, karena bersinergis dengan masyarakat. Sehingga mampu menciptakan budaya pola hidup sehat.
Tidak hanya itu, program Pemberantasan Sarang Nyamuk yang digelar setiap Jumat menjadi program percontohan oleh pemerintah pusat untuk bisa ditularkan ke daerah lain, baik di dalam dan luar jawa. Sehingga, banyak daerah lain yang datang ke Kota Mojokerto untuk studi banding tentang PSN.
“Meskipun Kota Mojokerto termasuk kota kecil hanya memiliki 3 Kecamatan dan hampir tidak memiliki sumber daya alam. Namun, Kota Mojokerto memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan,” pungkasnya. * adv,bas