Global-News.co.id
Indeks Utama

Filipina Ultimatum Militan ISIS di Marawi Menyerah

MANILA (global-news.co.id)-Pemerintah Filipina menyerukan para militan Maute di Marawi, yang terkait kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) untuk menyerahkan diri. Seruan ini disampaikan seiring helikopter militer Filipina terus membombardir persembunyian Maute dengan roket.

Seperti dilansir AFP, Selasa (30/5/2017), lebih dari 100 orang dipastikan tewas dalam pertempuran sengit antara militer Filipina dengan militan Maute, yang menguasai kota Marawi, yang termasuk wilayah Mindanao, Filipina bagian selatan. Pertempuran terjadi sejak 23 Mei saat militan Maute mengibarkan bendera ISIS di wilayah Marawi.

Presiden Rodrigo Duterte menetapkan hukum darurat militer untuk seluruh wilayah Mindanao, yang menjadi tempat tinggal sebagian besar warga muslim Filipina. Duterte memperingatkan bahwa Maute berupaya mendirikan wilayah kekhalifahan ISIS di Marawi.

Awalnya, otoritas Filipina menyebut hanya ada sekitar 100 militan Maute di Marawi. Namun delapan hari berlalu, pertempuran antara Maute dengan tentara Filipina tak kunjung berakhir. Serangan udara dan pertempuran di darat terus berlangsung dengan sengit. Lebih dari 2 ribu warga sipil dilaporkan terjebak pertempuran di dalam wilayah Marawi. Otoritas Filipina pada Selasa (30/5), menyerukan agar militan Maute menyerahkan diri.

“Kami memberikan kesempatan pada mereka (militan) yang ada di dalam (Marawi) untuk menyerahkan diri. Masih ada kesempatan untuk meletakkan senjata Anda,” ucap juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, kepada radio lokal DZBB.

Helikopter militer Filipina di kota MarawiHelikopter militer Filipina di kota Marawi Foto: REUTERS/Erik De Castro

“Jika kalian melakukannya (menyerahkan diri-red), itu akan lebih baik sehingga tidak ada orang lain yang akan terseret, tidak ada lagi gedung yang akan dihancurkan,” imbuh Padilla.

Saat ditanya mengapa pemerintah Filipina merilis seruan kepada militan Maute untuk menyerah, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella menjawab: “Untuk mengurangi dampak di lapangan, tentu agar warga sipil tidak lagi terkena dampaknya.”

Helikopter militer Filipina terus menggempur area persembunyian militan Maute dengan roket hingga Selasa (30/5) pagi waktu setempat. Kepulan asap hitam pekat dilaporkan membubung dari gedung-gedung yang terkena serangan.

Otoritas Filipina menyebut militan Maute didukung oleh sejumlah militan asing, termasuk dari Malaysia, Indonesia dan Singapura. Bentrokan di Marawi menjadi sengit saat militer Filipina memburu Isnilon Hapilon, tokoh senior Abu Sayyaf, yang juga dianggap sebagai pemimpin lokal ISIS di Filipina. Maute diyakini melindungi Hapilon yang kini bersembunyi di Marawi.(afp/rtr)

baca juga :

Pasar Rakyat Bermunculan, Wabup Sugirah Sebut Baik untuk Dongkrak Ekonomi

Redaksi Global News

Anggota Polresta Sidoarjo Ikuti Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Tiga ABG Bobol Rumah Donatur Panti Asuhan

Redaksi Global News