JAKARTA (global-news.co.id) – Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) harus tetap menjadi ‘mobil’ plat hitam. Plat hitam artinya milik sendiri, milik ulama dan umat, lengkap dengan prinsip-prinsip perjuangan dan tetap istiqomah pada jalur ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).
“Oleh Kiai Muhith Muzadi saya diajarkan untuk selalu menempatkan NU seperti mobil plat hitam. Bukan mobil plat kuning yang bisa disewa siapa saja dan bisa ditumpangi serta berhenti dimana saja. Bukan juga plat merah,” ungkap Khofifah yang juga Ketua PP Muslimat NU, Selasa (31/1).
Amanah tersebut, kata Khofifah, terus dipegangnya hingga saat ini. Bahkan di aplikasi percakapan Whatsapp petuah tersebut dijadikannya profil picture sejak kali pertama dia menggunakan smart phone. “Sebagai pengingat saya dalam melayari kehidupan,” imbuhnya.
Khofifah menuturkan, dia dan NU tidak bisa dipisahkan karena dirinya lahir, tumbuh, berkembang dan dibesarkan dalam tradisi dan pemikiran NU. Hingga saat diberi amanah sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo pun, dia tetap menerapkan metode dan pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang diajarkan oleh guru dan ulama NU, salah satunya Gus Dur.
Menurutnya, di usia ke-91 ini NU telah menjadi Ormas Islam terbesar di Indonesia. Kader NU telah tersebar di berbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara dan memainkan berbagai peran strategis.
Yang cukup spektakuler, lanjut Khofifah, NU telah mendidik anak bangsa dengan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan keseimbangan melalui berbagai pesantren yang tidak sedikit telah berusia lebih dari satu abad. “Saya bangga dan bersyukur lahir dari rahim NU dan tumbuh kembang dalam jam’iyah NU,” tandasnya.
Ke depan, Khofifah berharap NU tetap menjadi garda terdepan mengawal nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan yang tidak kalah penting, turut serta berperan aktif hadir dan membantu pemerintah dalam menyelesaikan berbagi permasalahan sosial kemasyarakatan.(rdl)