REMBANG (Global News)–PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terus menunjukan komitmennya dalam pemberdayaan potensi perekonomian lokal di lokasi berdirinya pabrik. SMGR terus berupaya dalam penguatan ekonomi sektor riil di Rembang Jateng dengan jalan pemberdayaan UMKM. Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan membantu pengembangan kelompok tani ternak sapi di Kabupaten Rembang.
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru mengatakan di Kabupaten Rembang terdapat empat kelompok tani ternak sapi yang telah bekerjasama dengan Semen Indonesia, sampai saat ini dana yang disalurkan mencapai Rp1,43 miliar. Suntikan dana tersebut dipakai untuk mendorong pengembangan peternak.
Selain mendapat modal untuk pembibitan mereka juga diberikan pelatihan, terutama pelatihan bagaimana membuat pakan ternak yang benar. Sehingga pertumbuhan sapi akan lebih cepat dan ada kepastian kapan bisa dijual. Pola ini akan meningkatkan produktivitas peternak dan berimbas pada peningkatan kesejahteraan peternak.
“Empat kelompok tani ternak tersebut adalah Kelompok Ternak Sapi Mekar Jaya, Desa Gunungsari Kec Kaliori dengan beranggotakan 17 mitra, Kelompok Ternak Sapi Ngudi Rahayu, Desa Kumendung Kec Rembang dengan jumlah anggota 9 mitra, Kelompok Ternak Sapi Rojo Koyo Mandiri, Desa Ngotet Kec Rembang dengan jumlah anggota 5 mitra, serta Kelompok Ternak Sapi Rojo Koyo, Desa Sidomulyo Kec Gunem”, kata Wahyudi.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Ternak Mekar Jaya, Sahid mengatakan, saat ini ada 17 anggotanya yang sudah mendapatkan bantuan suntikan modal dari Semen Indonesia. Besaran modal yang diberikan rata-rata Rp 40 juta setiap peternak.
Bantuan modal tersebut oleh peternak digunakan untuk membeli bibitan ternak yang akan digemukkan. Sehingga, jika awalnya peternak hanya memiliki satu atau dua ekor sapi, setelah dapat suntikan modal bisa memiliki hingga lima ekor sapi. “Administrasi untuk modal dari PT Semen Indonesia terbilang kecil, hanya 6 persen selama satu tahun. Untuk modal Rp 40 juta, dikembalikan dalam jangka waktu 3 tahun dengan angsuran setiap semester sekali sebesar Rp 6 juta,” terang dia.
Menurut Sahid, bantuan suntikan modal dari PT Semen Indonesia itu mampu merangsang peternak untuk melakukan pengembangan. Sebab, pada praktiknya peternak bukan hanya beternak saja melainkan sudah melebarkan kepentingan ke ranah bisnis.
Ia berharap, suntikan modal itu bisa diperluas untuk anggota kelompok tani lainnya. Sebab, di luar 17 peternak yang sudah menerima modal dari PT Semen Indonesia, masih banyak peternak lain yang juga berkeinginan untuk mengembangkan usaha peternakannya. Warga sudah menjadikan peternakan sebagai lapangan pekerjaan utama.
“Saat ini total ada 150 ekor sapi milik anggota Kelompok Tani Mekar Jaya. Rata-rata setiap bulan kami panen 50 ekor sapi. Sapi Gunugsari sudah jadi langganan penjagal luar kota, seperti Kudus,” ujarnya.
Sementara itu, anggota KTT Mekar Jaya, Surat mengaku, sebelum mendapatkan bantuan modal dari PT Semen Indonesia masih menggunakan cara tradisional dalam beternak. Namun, setelah mendapatkan suntikan modal ia bisa beralih ke model penggemukan ternak dan bergabung dalam kelompok tani.
“Setelah dapat pinjaman modal, kami tidak hanya mengandalkan sawah untuk bekerja. Justru akhirnya saya memprioritaskan penggemukan ternak sebagai lapangan pekerjaan utama. Alhamdulillah setiap bulan ada hasilnya,” kata Surat.(fan)