PAMEKASAN (Global News) Bupati Pamekasan Achmad Syafii terpilih sebagai tokoh inovasi dan pendorong kebebasan pers. Penghargaan itu diberikan PWI Pamekasan dalam acara Resepsi Hati Pers Nasional (HPN) tahun 2016 yang dilaksanakan di Pendopo Ronggosukowati, Sabtu (30/4) malam kemarin.
Bupati Achmad Syafii dinilai patut untuk mendapat penghargaan sebagai tokoh inovasi dan pendorong kebebasan pers, karena dia dinilai sebagai pejabat yang selalu memberikan keleluasaan bagi pers di daerahnya untuk berkreasi melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku.
Achmad Syafii juga dinilai sebagai pejabat yang selalu setia mengajak kalangan pers untuk selalu meningkatkan kualitas dan kreatifitas, sehingga pers benar benar bermanfaat sebagai kekuatan kontrol yang efektif untuk percepatan pembangunan di Pamekasan.
Ketua PWI Pamekasan Abdul Azis mengatakan, harapan Bupati agar pers benar benar bisa melakukan tugasnya dengan baik dengan penuh kreatifitas dan tanggungjawab, merupakan representasi dari tugas ideal media. Media atau pers sebagai bagian dari elemen pembangunan harus bisa berbuat nyata memberikan sumbangsihnya untuk pembangunan.
“Dalam konteks yang lebih luas lagi PWI memiliki agenda yang sangat besar bahwa masyarakat harus tahu tentang fungsi dan peran pers atau media. Sehingga masyarakat bisa menjadikan media sebagai mitra dalam pelaksanaan tugas pembangunan. Banyak hal yang kami lakukan untuk masalah ini,“ kata wartawan Kantor Berita Antara ini.
Dia mengungkapkan dalam rangkaian memperingati HPN tahun 2016 ini telah banyak kegiatan yang dilakukan PWI Pamekasan, baik yang terkait dengan pemberdayaan para jurnalis sendiri, bhakti social, maupun yang berkaitan dengan upaya pengenalan masyarakat atas keberadaan pers. Kegiatan itu diupayakan melalui pelatihan jurnalistik dan aneka lomba bidang tulis menulis lainnya.
Sementara itu Bupati Achmad Syafii mengungkapkan bahwa kinerja kepengurusan PWI Pamekasan periode ini sudah sangat sangat bagus dan cukup produktif melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan pemberdayaan intern para jurnalis sendiri maupun kegiatan yang terkait dengan penyadaran masyarakat akan fungsi pers.
Bahkan, kata Syafii, PWI juga menyempatkan melakukan kegiatan bakti sosial, yang merupakan bentuk kepedulian PWI terhadap problematika sosial pembangunan di masyarakat. Itu semua, kata Syafii, merupakan karya nyata yang sangat mulia dan diharapkan akan bisa membawa manfaat bagi masyarakat.
Meski demikian Syafii juga mengingatkan seiring dengan era kebebasan pers di era reformasi ini, ternyata masih banyak media atau kalangan jurnalis yang tidak bekerja secara profesional. Banyak berita media yang tidak memenuhi kaidah penulisan jurnalistik yang baik dan benar.
Padahal semestinya, tambah Syafii, di era persaingan ini media dan para jurnalisnya berkompetisi secara profesional untuk memproduksi tulisan yang terbaik bagi masyarakat. (mas)