Global-News.co.id
Metro Raya Utama

Eksplorasi Batik Jatim dalam ‘Vismaya Navamika’

GN/Nur Laila Para model membawakan kreasi batik desain Bramanta Wijaya dalam pembukaan Surabaya Fashion Parade 2016 di Convention Hall Tunjungan Plaza, Surabaya, Rabu (12/5/2016) malam.
GN/Nur Laila
Para model membawakan kreasi batik desain Bramanta Wijaya dalam pembukaan Surabaya Fashion Parade 2016 di Convention Hall Tunjungan Plaza, Surabaya, Rabu (12/5/2016) malam.

SURABAYA (Global News)-Batik dalam aneka gaya memenuhi ruang Convention Hall Tunjungan Plaza, Rabu (10/5/2016) tadi malam. Bukan hanya dikenakan para model, para fashionista juga tampil dengan beragam aneka batik dari berbagai wilayah Jawa Timur.

Mengambil tema dari bahasa Sansekerta ‘Vismaya Navamika’ yang berarti Sembilan yang Agung, Surabaya Fashion Parade 2016 mulai digelar, Rabu malam dan berlangsung hingga 15 Mei di ruang Convention Hall Tunjungan Plaza.

Gelar busana tahunan kali ini sengaja menampilkan aneka batik dari berbagai daerah di Jatim. “Hampir setiap kabupaten di Jatim ini memiliki corak batik yang berbeda satu dengan lainnya. Kami ingin mengangkatnya dan lebih memperkenalkan ke masyarakat,” ujar Dian Apriliana Dewi, Ketua Panitia Pelaksana Surabaya Fashion Parade 2016, di sela kegiatan.

Puluhan desainer ikut terlibat dalam parade busana ke-9. Dalam pembukaan, Rabu tadi malam, para model menampilkan karya tujuh desainer papan atas Indonesia, seperti Natalia Soetjipto, Embran Nawawi, Esa Yuri, Bramanta Wijaya, Yunita Kosasih, Elizabeth Njo May Fen, dan Interim.

Melalui karyanya yang bertema Tanjung Bumi, desainer muda berprestasi asal Surabaya Natalia Soetjipto berhasil memadukan dua unsur timur sekaligus. Pertama batik khas Tanjung Bumi Bangkalan yang merupakan representasi Jawa Timur, dengan pola cutting dan aksesoris khas Tiongkok yang merupakan bagian penting dari Asia Timur.

Bukan hanya para model saja, para fashionista Surabaya yang berdatangan mengenakan kemeja batik yang memang dihelat manajemen Tunjungan Plaza dalam rangka merayakan hari jadi kota Surabaya.

Tak hanya dalam balutan gaya formal, banyak di antara para fashionista  itu tampil dalam balutan batik bergaya  kasual, mulai dari blus, bawahan bergaya dililit dan diikat yang simpel, rok mini  hingga celana capri dan celana pendek.

Seolah tak mau kalah dengan para model, para fashionista tampil stylish dalam pagelaran fashion bergengsi di Surabaya itu. Mereka seakan ingin menunjukkan gaya mereka yang tak kalah bergaya dengan para model.

Pagelaran tahunan kali ini melibatkan beberapa pihak, salah satunya APBJ (Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur) untuk mengangkat keanekaragaman batik Jawa Timur.

Selain mengeksplorasi keanekaragaman batik, ajang fashion ini juga bertujuan untuk menggali potensi desainer-desainer muda di Jawa Timur. Para designer ditantang untuk menciptakan sebuah karya baru dari beragamnya batik Jawa Timur hingga menjadi motif yang modern dan berkelas.

Kegiatan ini juga telah ditetapkan oleh Dinas Budaya & Pariwisata  Surabaya dan Badan Promosi Pariwisata Surabaya sebagai bagian dari agenda tahunan kota Surabaya.(eno/nur)

baca juga :

Pelatihan Pendampingan Hak Partisipasi Anak: Prihatin Nikah Dini dan Jenuh Belajar Sistem Daring

gas

Baru Dinyatakan Sembuh, Dua Pasien COVID-19 di Jatim Meninggal

Redaksi Global News

Halal Bihalal, Edy: Sasana Citraland Jadi Panutan

gas