Wakil Gubernur Jatim Drs.H. Saifullah Yusuf yang biasa disapa Gus Ipul mendampingi Menko Polhukam Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Luhut B. Pandjaitandan Komjen Budi Wasesa Kepala BNPT, Komjen Pol Drs. H. Saud Usman Nasution, dan lainnya melakukan kunjungan kerjanya di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Senin (11/1).
Dalam sambutannya, Gus Ipul menyampaikan bahwa kehidupan pondok pesantren (ponpes) mengajarkan ilmu yang didapat di pondok pesantren bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu alumni Ponpes Darussalam banyak tersebar di seluruh Indonesia untuk mengajarkan keilmuannya.
“Pak Luhut berada di ponpes yang tepat dan terkenal. Ponpes Darussalam dibangun oleh pengasuh yang sungguh-sungguh dan mendapat kepercayaan oleh umat untuk mendapatkan pelajaran keagamaan,” ujarnya.
Menurutnya, Pondok Darussalam mengajarkan tentang moral, akhlak, ilmu keagamaan dan nilai kebangsaan yakni cinta tanah air. Di Pondok Pesantren Darussalam ini santri dididik oleh pengasuh tentang ilmu cinta tanah. Santri diajarkan tentang Pancasila.
“Pancasila adalah dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia. Karena di dalamnya tercantum nilai-nilai luhur bangsa,” Kata Gus Ipul.
Menurutnya, di dalam Pancasila terkandung prinsip kegotongroyongan dan tenggang rasa serta toleransi antar umat beragama. Hal ini harus menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari.
“Di dalam kehidupan sehari-hari hendaknya masyarakat Indonesia mengutamakan azaz ke-gotong royongan. Hal tersebut sebagai cara mengantisipasi dan benteng masuknya budaya perdagangan bebas yang tidak terkendali. Bahkan akan dapat menggerus budaya kita. Oleh karenanya kita harus mampu mempertahankan budaya dan Pancasila sebagai dasar negara kita,” katanya.
Lanjutnya, dalam kehidupan gotong royong ada tiga bidang yakni ekonomi, sosial dan politik. Di bidang ekonomi adalah koperasi, di bidang sosial adalah kekeluargaan dan di bidang politik adalah musyawarah mufakat. Dia menegaskan, dengan sistem musyawarah akan lebih ideal dan sesuai dengan Pancasila sila ke empat. Setelah musyawarah akan diambil kemufakatan.
Hal lain yang terkandung dalam Pancasila, menurut Gus Ipul,adalah asas kesatuan dan persatuan, kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda-beda, asas gotong royong dan saling menolong.
Hal tersebut sangatlah penting dan harus terus dipelihara dalam kehidupan berbangsa dan negara di Indonesia. Apalagi di era globalisasi Pancasila sangat penting sebagai benteng untuk melindungi keutuhan dan keragaman yang dimiliki bangsa.
“Di dalam Pancasila mengatur budaya akhlak yang tidak dipunyai bangsa lain. Oleh karenannya setiap masyarakat mempunyai kewajiban menjaga dan melestarikannya,” katanya.
Dia mencontohkan, beberapa negara di Timur Tengah yang tengah dilanda konflik lantaran kurangnya persatuan dan kesatuan bangsa yang ada. “Padahal corak warganya sama dengan kita, karena itu kita perlu tingkatkan rasa kebersamaan,”pungkasnya.
Sementara itu, Menko Polhukam Jenderal TNI (Purn) Luhut B. Pandjaitan menyampaikan, generasi muda adalah tonggak kehidupan bangsa kedepan. Oleh karenanya mereka harus dibekali pencegahan dan penangkalan ajaran terorisme maupun peredaran narkoba.
“Pelajar dan anak muda menjadi pilar-pilar bangsa harus mempunyai modal dasar untuk meraih cita-citanya. Modal tersebut adalah kedisiplinan dan cinta tanah air,” tegasnya.
Di hadapan audience, dia menegaskan, pendidikan adalah modal dasar bagi generasi muda. Jangan berkecil hati karena latar belakang keluarga yang minim tetapi niat dan kemauan untuk memperoleh pendidikan yang terpenting.
“Yang terpenting adalah jauhi narkoba, bila mengetahui ada masalah segera laporkan ke polisi dan aparat hukum. Ke dua bila melihat gejala-gejala terorisme di sekeling segera laporkan, dan pendidikan menjadi hal terpenting sebagai generasi penerus bangsa,” tuturnya.
Sementara itu, pengasuh pondok pesantren, KH. Hisyam Syafaat dan KH. Ahmad Munif Syafaat, juga memberikan sambutan hangat dan mempersilahkan Menko Polhukam beserta rombongan singgah di Griya Kasepuhan. “Harapan kami kedepan bisa lebih bersinerginya antara ulama dan umaro,” ucap KH Ahmad Munif Syafaat.
Selain itu, tokoh muda Nahdlatul Ulama ini juga berharap akan ada tindak lanjut program pasca kunjungan. Khususnya yang langsung menyentuh kalangan santri. Usai beramah tamah, Menko Polhukam juga beramah tamah dan memberi kuliah umum kepada sekitar enam ribu santri ponpes Blokagung.