Global-News.co.id
Indeks Mancanegara Utama

Akhirnya Akui Tak Akan Jadi Presiden, Trump Jamin Transisi Pemerintahan Lancar

Presiden Amerika Serikat Donald Trump

WASHINGTON (global-news.co.id) —
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui secara terbuka untuk pertama kalinya bahwa ia tidak akan menjabat untuk periode kedua di Gedung Putih.

Dalam pidatonya di Gedung Putih melalui sebuah video, Trump mengatakan bahwa transisi pemerintahan saat ini sedang berlangsung. “Pemerintahan baru akan diresmikan pada 20 Januari. Fokus saya saat ini adalah memastikan peralihan kekuasaan yang mulus, teratur dan lancar,” kata Trump seperti dikutip CNN, Kamis (7/1/2021) waktu setempat.

Meski telah mengakui pemerintahan baru akan segera dilantik, Trump tetap tak memberikan ucapan selamat kepada penerusnya, Joe Biden.

Pengakuan Trump ini muncul dua bulan setelah pemilihan umum berlangsung pada November lalu dan ketika seruan untuk memakzulkannya kembali ramai terdengar.

Dewan Perwakilan, Senat, hingga Jaksa Agung AS mendesak Wakil Presiden Mike Pence segera mengeluarkan Amandemen ke-25 untuk mencopot dan menggantikan Trump yang dinilai menghasut pendukungnya untuk melakukan kerusuhan di Gedung Capitol Hill pada Rabu lalu.

Kerusuhan itu terjadi ketika massa pendukung Trump menggelar demonstrasi di depan Gedung Capitol saat Kongres tengah melangsungkan penghitungan pemungutan suara elektoral pemilu pada Rabu siang waktu setempat.

Sebagian pendukung Trump berasal dari kelompok milisi dan organisasi masyarakat sayap kanan dan supremasi kulit putih seperti Proud Boys.

Demonstrasi berujung ricuh itu menyebabkan lima orang tewas, termasuk seorang wanita yang tertembak saat kerusuhan, hingga kerusakan di sejumlah bagian Gedung Capitol.

Dua menteri kabinet Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengajukan pengunduran diri dari jabatan akibat kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol Hill. Kedua menteri itu yakni Menteri Pendidikan Betsy DeVos dan Menteri Transportasi Elaine Chao.

Menurut sumber CNN yang merupakan pejabat AS, DeVos mengajukan surat pengunduran diri akibat respons Trump dalam menanggapi kerusuhan di Capitol Hill.

Sementara itu, Chao telah lebih dulu mengajukan mundur dari jabatan menteri.
Menurut Chao, keputusan itu diambil dirinya setelah memikirkan pemberontakan di Capitol Hill.
“Hari ini, ada banyak orang yang berdiskusi dan memutuskan mencari kedamaian (di dalam kabinet Trump). Jelas, ini adalah hal yang benar dilakukan,” kata seorang pejabat AS seperti dikutip CNN.

Chao mengatakan dia bahkan sempat mendiskusikan keputusannya untuk mundur bersama sang suami yang merupakan Ketua Partai Republik di Senat, Mitch McConnell.

Selain DeVos dan Chao, Wakil Menteri Kesehatan dan Layanan Publik, Elinore McCance-Katz, juga mundur akibat sikap Trump menanggapi kerusuhan di Capitol. “Saya memilih mundur hari ini sebagai Wakil Menteri Kesehatan untuk urusan Kesehatan mental dan Penyalahgunaan Zat,” kata McCance-Katz melalui sebuah surat.

McCance-Katz mengatakan ini adalah keputusan yang tak pernah ia rencanakan sebelumnya. Namun, pikirannya berubah ketika melihat kerusuhan di Capitol Hill berlangsung.

Jaksa AS Selidiki Aktor Utama

Sementara itu Jaksa federal Amerika Serikat tengah menyelidiki dalang atau aktor utama kerusuhan di gedung Capitol termasuk Presiden Donald Trump.

Pejabat Jaksa Agung AS Michael Sherwin mengatakan ia dan tim bakal bergerak cepat untuk menuntut perusuh yang menduduki Gedung Capitol di Washington DC pada Rabu lalu.
“Kami melihat semua aktor di sini dan siapa pun yang memiliki peran dan terbukti melakukan kejahatan, mereka akan dituntut,” kata Sherwin seperti dikutip dari dari CNN, Kamis (7/1/2021) waktu setempat. 

Jaksa federal sejauh ini telah mendakwa 38 orang yang terlibat dalam kerusuhan. Kata Sherwin, salah satunya seorang pria yang membawa senapan dan 11 bom molotov.

Sebanyak 15 di antaranya merupakan pendemo yang masuk ke dalam Gedung Capitol tanpa izin dan mencuri beberapa properti di dalamnya. “Ada banyak pencurian di Capitol. Barang material dicuri dari beberapa kantor,” ujar Sherwin.

Sementara 23 orang yang ditangkap sebagian besar berasal dari luar Washington DC, namun pengadilan AS memutuskan untuk memulangkan mereka ke kota masing-masing.

Massa pendukung Trump menyerbu dan merusak Gedung Kongres Capitol Hill sebagai bentuk penolakan pengukuhan kemenangan Joe Biden di pilpres oleh Kongres.

Mereka menerobos penjagaan di Gedung Kongres dan menguasai hampir seluruh area di sana.

Para pendukung itu memasuki gedung Capitol dan ruang Senat, termasuk menggeledah kantor Ketua DPR Nancy Pelosi. Mereka juga mencuri sebuah laptop dari kantor Senator Oregon Jeff Merkley.

Sebanyak orang tewas dalam kerusuhan itu. Kepolisian Capitol mengatakan lebih dari 18 lembaga penegak hukum lokal, federal, dan Garda Nasional AS membantu mereka untuk mengatasi kerusuhan di Gedung Capitol.

Kepala Kepolisian Capitol AS Steven Sund dilaporkan telah mengajukan pengunduran diri sebagai buntut dari insiden tersebut.wah, cnn

baca juga :

Persebaya Siap Hadapi Bali United, Sayangkan Inkonsistensi PSSI

Redaksi Global News

Dikabarkan Terpapar Covid, Calon Wakil Walikota Surabaya Dirawat di Rumah Sakit

Redaksi Global News

Pasar Kapasan Menuju Digital, Sosialisasi ke Pedagang hingga November

Redaksi Global News