Global-News.co.id
Indeks Nasional Utama

Musim Hujan Diprediksi Mulai Oktober, Puncaknya Januari-Februari 2021

Musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap pada akhir Oktober 2020.

JAKARTA (global-news.co.id)  – Musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap pada akhir Oktober. Musim hujan di Tanah Air akan dimulai dari wilayah Indonesia Bagian Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2021. “Sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari dan Februari 2021, yaitu sebanyak 248 ZOM (72,5 persen),” kata Dwikorita di Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Maka itu, dia mengingatkan, perlu kewaspadaan dan kesiapan optimal untuk upaya mitigasi. Hal ini terutama untuk pemangku kepentingan dan pemerintah daerah yang wilayahnya diperkirakan akan mengalami musim hujan lebih cepat.

Mitigasi tersebut dengan melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, antara lain dengan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya.  “Serta penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Klimatologi BMKG Herizal, menuturkan, datangnya musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan Angin Timuran yang bertiup dari Benua Australia (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan yang bertiup dari Benua Asia (Monsun Asia).

Ia menambahkan, peralihan angin monsun diprediksi dimulai dari wilayah Sumatera pada Oktober 2020. Lalu, wilayah Kalimantan, kemudian sebagian wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada November 2020.

Kata dia, akhirnya Monsun Asia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada Desember 2020 hingga Maret 2021.  “Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 34,8 persen diprediksi akan mengawali musim hujan pada bulan Oktober 2020, yaitu di sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujarnya.

Sebanyak 38,3 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada November 2020, meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sementara itu, 16,4 persen di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT, dan Papua akan masuk awal musim hujan pada Desember 2020.

Dia melanjutkan, jika dibandingkan terhadap rata-rata klimatologis awal musim hujan periode 1981-2010, awal musim hujan 2020/2021 di Indonesia diperkirakan mundur pada 154 ZOM (45 persen). Hal ini sama dengan normal pada 128 ZOM (35 persen), dan maju pada 68 ZOM (20 persen).

Selanjutnya, apabila dibandingkan terhadap rerata klimatologis akumulasi curah hujan musim hujan (periode 1981-2010), maka secara umum kondisi musim hujan 2020/2021 diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 243 ZOM (71 persen).

Namun, sejumlah 92 ZOM (27,5 persen), akan mengalami kondisi hujan di atas normal (musim hujan lebih basah), yaitu curah hujan musim hujan lebih tinggi dari rerata klimatologis, dan 5 ZOM (1,5 persen) akan mengalami bawah normal (musim hujan lebih kering), yaitu curah hujan lebih rendah dari reratanya.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Dodo Gunawan, mengimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang mengalami musim hujan lebih awal. Ia merincikan yaitu sebagian wilayah Sumatera dan Sulawesi, serta sebagian kecil Jawa, Kalimantan, NTB, dan NTT.

Perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya yaitu di Sumatera, Jawa, dan sebagian kecil Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, serta Papua. ejo, viv

baca juga :

Hadapi PSM di Awal Laga Putaran II, Madura United Buru Poin Sempurna

Redaksi Global News

Bank Jatim dan Yekape Dukung Digitalisasi Pelayanan Publik Surabaya

Ibu-Anak Positif Covid-19

Redaksi Global News