Global-News.co.id
Indeks Metro Raya Utama

Pemprov Jatim Diminta Tak Buru-buru Terapkan Skenario New Normal

Kasus COVID-19 di Jatim masih cukup tinggi dan melonjak tajam, karena itu Pemprov Jatim diminta tak terburu-buru menerapkan skenario new normal.

SURABAYA (global-news.co.id) – DPRD Jatim meminta Pemprov Jatim tidak terburu-buru menerapkan skenario kenormalan baru (new normal). Pasalnya, kasus COVID-19 di Jatim masih cukup tinggi dan melonjak tajam.

“Pandemi COVID-19 di Jawa Timur belum tertangani dengan baik, sehingga kasus terus bertambah dan tertinggi di Indonesia. Maka, jangan terburu-buru new normal diterapkan, karena bisa memperparah kondisi Jatim,” kata Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad, Rabu (1/7/2020).

Menurut Sadad, Jatim belum memenuhi standar WHO untuk menetapkan new normal yaitu Rate Transmission (RT) sebesar 0,83. Sebab, saat ini angka RT Jatim masih 1,22.

“Dari semua data yang sudah dipaparkan oleh Gubernur Khofifah, tidak sekalipun menyentuh angka 0,83. Memang RT Jatim pernah menyentuh 0,85 ketika dipresentasikan tetapi itu masih belum sesuai standar WHO,” kata Sekretaris DPD Gerindra Jatim ini.

Alasan lain, instalasi kesehatan di Jatim masih belum memenuhi syarat untuk menuju new normal. Sadad menyebut, kapasitas pemeriksaan PCR di Jatim masih kalah dengan Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selain itu, kondisi rumah sakit di beberapa wilayah seperti Surabaya Raya juga sudah hampir overload.

“Kalau new normal yang sesungguhnya itu ya semua fasilitas kesehatan minimal menyediakan 150 persen dari kemampuan normal. Ini semua kan serba terbatas, jadi saya kira masih jauh dari normal,” ujarnya.

Sadad juga berharap agar Pemprov Jatim bertindak cepat untuk menurunkan angka penularan COVID-19. Pasalnya, masyarakat sudah telanjur menggantungkan kepercayaan mereka kepada pemerintah untuk keluar dari pandemi COVID-19.

“Sekarang ini ibaratnya semua warga sudah menaruh harapan dan kepercayaan, tetapi sekarang mau dibawa ke mana nasib mereka kalau semakin hari tidak kunjung membaik. Masyarakat di bawah juga sudah lelah,” katanya.

Untuk diketahui pasien COVID-19 masih bertambah di Jawa Timur. Pada 30 Juni 2020, tercatat tambahan pasien baru sebanyak 389 orang. Tambahan pasien COVID-19 itu membuat total pasien COVID-19 di Jawa Timur hingga 30 Juni 2020 mencapai 12.118 orang.

Pasien baru COVID-19 terbanyak dari Surabaya. Ada tambahan pasien sebanyak 210 orang sehingga total pasien positif  COVID-19 di Surabaya mencapai 5.815 orang.

Secara nasional kasus positif  COVID-19 di Indonesia pada 30 Juni 2020 pukul 12.00 mengalami penambahan sebanyak 1.293 pasien. Sehingga jumlah total positif corona hingga 30 Juni 2020 sebanyak 56.385 orang, sembuh 24.806 orang dan 2.876 meninggal dunia. Melihat sebaran kasus, Jawa Timur menambahkan kasus baru 331 orang, atau tertinggi secara nasional. cty, ine

baca juga :

Presiden Joko Widodo Teken Keppres Berhentikan Khofifah dan Angkat Pj Gubernur Jatim

Redaksi Global News

ITS Beri QR Code UMKM Kader Penggerak Halal

Redaksi Global News

Menteri BUMN Sinyalkan Bulog Digabung dengan PTPN dan RNI

Redaksi Global News