Global-News.co.id
Indeks Kesehatan Utama

Di Tengah Pandemi Covid-19, Kasus DBD Terus Meningkat

Kadinkes Jatim, dr Herlin Ferliana MKes

SURABAYA (global-news.co.id) – Perubahan iklim pada saat ini, hujan ke panas dan sebaliknya, memungkinkan perkembangbiakan vektor aedes bertambah banyak. Kondisi ini membuat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur semakin meningkat.

Mendasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, sejak 4 Mei hingga 22 Juni saja terdapat penambahan jumlah kasus sebanyak 1.491 kasus. Sementara angka kumulatif kasus penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypty dari Januari hingga 22 Juni pukul 12.00 mencapai 5.733 kasus dan 52 orang meninggal dunia. Kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Malang dengan 1.021 kasus. Menyusul Jember (662), Pacitan (447),  dan Trenggalek (289). Sedang kematian tertinggi di Kabupaten Pacitan (7), Kediri (5), serta Banyuwangi dan Malang masing-masing 4 orang.

Kepla Dinkes Jatim dr Herlin Ferliana MKes mengungkap, meningkatnya kasus DBD ini juga bisa disebabkan oleh adanya pandemik corona yang membuat aktivitas masyarakat saat ini yang lebih banyak di rumah. “Ini membuat risiko gigitan nyamuk semakin besar. Ditambah upaya PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yang tidak rutin dan berkesinambungan lagi yang membuat tempat perindukan nyamuk aedes semakin banyak,” ujarnya dalam rilis yang dikirim Rabu (24/6/2020).

Sementara beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kematian tinggi, di antaranya keterlambatan mendiagnosa karena dianggap panas biasa. “Bisa juga karena adanya keterlambatan membawa pasien dari rumah ke faskes (fasilitas kesehatan) dan tatalaksana kasus yang belum optimal,” tambah Herlin.

Untuk menekan angka kasus DBD tersebut Pemprov Jatim melalui Dinkes Jatim meminta seluruh kabupaten/kota untuk terus menggiatkan PSN pada masyarakat secara mandiri dan rutin seminggu sekali. Di samping terus melakukan pemantauan kasus di wilayah serta berkoordinasi dengan daerah untuk penyiapan dukungan logistik DBD.

Selain melakukan PSN secara rutin,  bermutu, serentak dan berkesinambungan minimal seminggu sekali, Herlin juga mengimbau masyarakat untuk melakukan 3M Plus, yaitu menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, menyingkirkan/memanfaatkan barang bekas, plus menghindari gigitan nyamuk dengan lotion anti nyamuk, memberi ikan pemakan jentik di bak air yang sulit dikuras,  serta memakai kelambu saat tidur.

Tak hanya itu, Herlin juga mengimbau masyarakat untuk melakukan kegiatan 1 Rumah 1 Jumantik,  artinya setiap rumah/bangunan/institusi/instansi harus ada 1 orang yg bertanggungjawab memantau jentik di setiap penampungan air. Yang juga tak kalah penting meningkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah. “Kalau ada masyarakat dengan gejala demam selama 3 hari, pusing, timbul  ruam merah, mual dan nyeri pada otot dan persendiannya, segerakan membawa ke fasilitas layanan kesehatan supaya tidak terlambat penanganannya,” pungkasnya.ret

 

baca juga :

Menteri Jonan: Industri Migas Jangan Seperti Era Kolonial

Redaksi Global News

Walikota Eri Pimpin Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit

Redaksi Global News

Kepedulian Serdik Sespimma Polri Angkatan Ke-69 Saat PKP di Sidoarjo